[22] Hari Pertandingan

143 8 2
                                    

Prittt....

         "Oke, saya rasa cukup latihan terakhir kita hari ini." ujar kak Riky mengakhiri latihan siang ini. Kurang lebih sebulan sudah gue bersama tim futsal lainnya berlatih tanpa henti.

          "Permainan kalian sudah sangat bagus. Pertahankan terus dan usahakan tubuh kalian tetap fit sampai pertandingan nanti, okay?" sambungnya memberikan wejangan seperti biasa.

         "Okay, kak."

         "Oh ya, Vano, saya mau bicara sebentar." ujarnya dengan gaya bicara yang lugas dan sopan. "Untuk yang lain, bisa pulang sekarang. Sampai jumpa besok lusa."

         "Gue duluan ya, Van." pamit Reza diikuti yang lainnya.

         "Sip."

          Setelah semua berhamburan pergi, kak Riky mengajak gue duduk di pinggir lapangan. Sepertinya ada sesuatu serius yang ingin dibicarakan.

         "Begini, Van. Hm..kamu sedang ada masalah?" tanyanya membuka pembicaraan. "Mm..sebelumnya maaf kalau saya terlalu ikut campur, tapi–"

          "Gapapa, kak." ucap gue santai. "Emangnya ada apa ya, kak?"

          Sekilas kak Riky terlihat tersenyum kecil. "Akhir-akhir ini kamu terlihat kurang fokus bermain, apa itu ada hubungannya dengan masalah itu?"

          "Aduh, masa sih? Ng...itu, aduh, ga kok, kak. Mungkin itu karna saya, yaa kurang konsentersi aja."

Apa ini ada hubungannya dengan Tisha?

         "Benar?" tanyanya memastikan. "Ya sudah kalau begitu. Pokoknya saya ga mau tahu, lusa ga boleh ada lagi alasan ga fokus, kurang konsenterasi atau apapun itu. Bermain yang bagus, okay?"

         Gue terkekeh kecil melihat kak Riky yang persis seperti bapak galak yang sedang memarahi anaknya. "Siap, Bos!" seru gue sembari mengacungkan telapak tangan membentuk hormat.

          Kak Riky ikut tertawa kecil. "Ya sudah sana, kamu boleh pulang."

          "Thanks, kak."

                          ***

Zhafranya : yahh kenapa?:(

          Sebuah balasan pesan dari Anya langsung tertera di layar, tak sampai satu menit kemudian. Anya mengajak gue untuk ikut pergi besok. Tentu gue ga bisa. Pertandingan futsal juga dilaksanakan di hari yang sama.

Reevano Diaz : gue ada tanding futsal besok

Zhafranya : oh ya? Yaudah, semangat Ree! Sorry gabisa ikut nonton:(

Reevano Diaz : gpp kok, thanks ya!

           Tanpa sadar bibir gue terangkat membentuk senyum kecil. Mungkin tidak akan pernah ada yang bisa menggantikan posisi Anya sebagai sahabat terbaik gue.

          Bukan. Bukan maksud gue, Reza, Adji, Angga dan yang lainnya tidak baik. Mereka pun sahabat terbaik gue. Tapi Anya, dia punya tempat tersendiri di hati gue. Di hidup gue.

          Oh ya, mungkin gue lupa beritahu, saat ini gue sudah kembali ke rumah gue. Rumah yang sempat selama seminggu ini gue tinggalkan. Ini semua berkat Anya, berkat nasehatnya akhirnya gue bisa berdamai dengan ego.

When I Saw YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang