Hari ini pun tiba, hari pertamaku bekerja di tempat itu, aku sudah bersiap dan sudah memakai baju kerjaku, aku sangat bersemangat memulai hari ini. Kejadian saat aku di interview oleh pak Gunawan pun telah kulupakan, aku menganggap itu hanya bentuk keramahan nya saja, harus berpikir positif bukan?
Aku pun turun ke lantai bawah rumahku, suamiku telah menunggu di bawah dengan motornya, dia akan mengantarku terlebih dulu sebelum kekantornya. Bercerita tentang suamiku dia sangat unik, dia tipe yang cuek, tidak dapat berkata romantis apalagi melakukan hal2 romantis, berciuman bibir pun sangat jarang kami lakukan, bahkan saat kegiatan malam kami pun dia tidak menciumku, walau begitu dia tahu cara memuaskanku dan tahu titik kelemahanku, aku pun tahu dia sangat menyayangiku dan keluarganya, sikap cueknya bukan karena tidak perduli, ataupun karena membenci kami keluarganya, itu semua karena sedari kecil dia sudah terbiasa hidup dalam kerasnya mencari nafkah dan menjadi tulang punggung untuk keluarganya, dan dia tak pernah merasakan bermanja2 dengan ibunya ataupun mendapat kasih sayang dari ayahnya.
Tapi aku menyayanginya, aku menerima dia apa adanya.Aku pun sampai ke tempat kerjaku, aku turun dari boncengan motor suamiku, mengucapkan hati2 padanya dan melihatnya pergi sebelum aku masuk ke dalam kantor baruku.
Sekarang aku sudah duduk dimeja kerjaku yang baru, aku datang terlalu pagi, kantor ini masih sepi, tadi hanya ada mbak resepsionis yang sedang bersiap di mejanya, dia yang mengantarku masuk dan duduk di meja kerjaku, saat aku tengah membuka2 handphoneku karena memang belum ada yang bisa aku kerjakan, aku kan masih anak baru, jadi belum dijelaskan apa saja tugasku sebagai seorang supervisor customer service di perusahaan yang bergerak di bidang otomotif ini. Tak lama seseorang di belakangku menepuk bahuku pelan, reflek aku pun memutar kepalaku untuk melihat orang yang menepukku.
"Hai... baru yah? Gantiin Leny?" Seorang laki2 telah berdiri di belakangku, dia memiliki wajah putih, perawakan badannya pun tegap dengan mata yang agak sipit, serta mempunyai lesung pipit di pipinya ketika dia tersenyum, kacamata dengan bingkai kecil pun menghiasi wajahnya, aku pun tersenyum lalu bangkit dari kursi yang kududuki.
"Iya... Belinda, maaf tadi aku tak menyadari sudah ada orang yang datang"
"Hehehe.. iya gak apa2, saya Dylan, senang bisa jadi orang yang pertama kenalan sama kamu" hmm... apa maksudnya coba... gak jelas, ahh... tipikal laki2, jadi pengen ngerjain
"hmmm... masa? Salah lagi, kamu bukan orang pertama, aku kenalan pertama kali tuh sama mba Dwi, hahaha.." aku tertawa kecil ketika kulihat mukanya memerah, yes, berhasil gw kerjain, btw mba Dwi itu resepsionis yang di depan.
"Ya..iyalah, loe pasti kenal dia duluan, hmmm ngerjain yah" katanya membalas gurauanku.
"Eh, udah sarapan belum? Ke bawah yuk sama gw nyari sarapan"
"Enggak deh terimakasih, tadi gw udah sarapan bareng sama suami ma anak2 gw" aku sebenarnya ingin ikut dengannya, bukan untuk sarapan tadi sekedar meminum kopi dan menetralkan rasa gugupku di kantor baru ini, tapi apa kata orang2 yang ngeliat nanti, anak baru udah berani kabur pagi2, gak lucu kan?.
"Oww.... udah punya suami sama anak yah? Kok gak keliatan sih, masih tetep sexy" achhh.... lagi2 tipikal laki2, huffttt... cape deh...
"yakin gak mau ikut? Bete loh nunggu sendirian di sini, masih satu jaman lagi kantor baru mulai ramenya" aku pun berpikir sejenak, sedikit tergoda dengan ajakannya, argghhhh.. enggak deh.
"Enggak, makasih, next time aja yah, gak enak nanti kalau pak Gunawan dateng gw nya malah gak ada, bisa batal gw kerja di sini" ucapku dengan sedikit menggodanya, iseng sih sebenernya, karena kelihatan banget di wajahnya dia lagi usaha, hahaha...
"Iya juga yah, yah udah besok2 ikut yah" katanya sambil mengedipkan matanya ke arahku, lalu dia pergi berlalu meninggalkanku, huffftt... dasar laki2, semua sama aja, udah tahu punya suami sama anak masih aja di gangguin,
aku pun menjatuhkan kembali badanku ke kursi yang tadi aku duduki, tapi baru saja aku duduk, sebuah suara bariton yang agak serak tapi sexy memanggilku dari belakang
"Pagi Belinda, selamat datang, ayo ikut saya ke ruangan saya, saya akan menjelaskan tugas kamu di dalam"
"Baik pak" dengan cepat aku bangkit mengambil notebook dan pulpen yang sudah aku siapkan dari rumah lalu mengikutinya dari belakang.
Aku pun sudah berada di ruangan pak Gunawan saat ini, dia menaruh tasnya di atas mejanya lalu duduk di kursinya,
"silahkan duduk Belinda" dengan cepat aku menarik kursi yang ada di depan mejanya dan duduk menghadap dirinya,
ruangannya termasuk besar, di pojok ruangan ada sofa dan sebuah bar mini kecil dengan kulkas kecil diatasnya.
Hmm kurasa dia bukan hanya seorang manager HRD, mungkin dia juga punya saham di kantor ini, kalau gak, gak mungkin ruangan seorang manager HRD sebesar ini kan? Saat aku asik sendiri dengan pikiranku, ternyata pak Gunawan sudah berada di sampingku tanpa kusadari.
DEG!!!.... apa2an ini, kenapa dia menatap ke arah bawah wajahku, reflek aku mengikuti pandangannya dan akkkkhhhh......!!!!! Ternyata kancing kemejaku lepas di bagian kancing ketiga tepat di tengah dadaku, dan langsung terlihat sedikit belahan dadaku dan braku, dengan cepat aku memegang kemejaku dan mengancingkannya, memang kemeja ini sedikit agak ketat di bagian dada, yah namanya seorang ibu yang habis melahirkan pastinya bagian itu akan membesar dari saat belum mempunyai anak, dan kacaunya kemeja itu aku beli saat aku belum mempunyai anak, jadi.... taulah seperti apa..... huufffttt aku merutuki diriku sendiri dalam hati.
Setelah membereskan kemejaku aku mengangkat kepalaku kembali, pak Gunawan masih berdiri di sampingku dia tersenyum, tatapan matanya seperti ingin melahapku, iihh.... aku bergidik ngeri, tampaknya dia menyadari ekspresi ketakutanku dan akhirnya melangkah mundur
"Kita ke sofa aja, saya akan menjelaskan semuanya padamu di situ, biar lebih nyaman" Oh oh... nampaknya dia mau cari kesempatan nih, enak aja emang loe kira gw cewek gampangan, liat aja ntar... huh..
Karena tidak mau menyinggung perasaannya, secara dia manager HRD, aku pun hanya mengangguk, gak lucu kan baru aja keterima kerja masa langsung di pecat.
Dan disinilah gw, duduk di sofa empuk di ruangan HRD itu, dia menjelaskan semua kerjaanku dengan serius... eh...salah... kalau serius itu gak pake pegang2 tangan kan?
Huh... gak tahan deh, gatel tangan gw pengen nonjok lelaki yang ada di depan gw, ganteng sih ganteng, tapi kalau kelakuan minus kan jadi illfeel juga, berkali2 aku menarik tanganku yang katanya dia sih
"gak sengaja" dipegang olehnya, setelah itu dia malah majuin duduknya makin deketin gw, duuuhhh.... gerah lama2, awas aja sampe macem2, gw tonjok juga harta berharganya tuh biar kapok, awas aja kalau berani, tapi untungnya dia diselametin sama sekretarisnya yang mengetuk pintu ruangan itu, hehehe.... terbalik deng gw yang diselametin.
"Oke... kamu nanti ikut sama santi yah, biar dikenalin sama divisi teknis tempat kamu nanti" katanya saat sekretarisnya masuk dan membawakan dokumen buat dia sambil menunjuknya
"San, nanti tolong kenalin Belinda sama pak Dwiyanto yah, manager Teknis" duh... kok laki2 lagi... emang gak ada karyawan ceweknya yah, jujur aku jengah dengan 2 laki2 yang kutemui pagi ini.
"Baik pak, mari mba ikut saya"
Aku pun berdiri dan berjalan mengikuti wanita itu, baru saja melangkah pak Gunawan berkata lagi"kalau ada yang gak sopan sama kamu, kamu langsung ke ruangan saya aja yah, kasih tahu saya langsung" aku hanya tersenyum dan mengangguk kecil, sok wibawa banget loe pak, perlu kaca kali yah buat kasih tahu yang gak sopan tuh siapa.

KAMU SEDANG MEMBACA
INFIDELITY
Romance"Kapan?" "Besok, jam 10 bisa?" "Okay... dimana?" "Mcd seberang hotelnya aja yah, biar gak mencolok" "Hmm... okay, see you there" "Wear something sexy huh?" "You will never expect what will i wear" "Uuuhh... can't wait..."