AMONG ALL THAT MANS...

62.5K 413 4
                                    

Sebulan sudah aku bekerja di tempat ini, hahaha... jangan kaget kalau aku bisa bertahan di tengah para lelaki mesum ini, yah.... mau gak mau aku harus bertahan di tempat ini, karena memang keluargaku membutuhkan gaji ini, kebutuhan rumah tangga dan biaya sekolah anak2 ku yang semakin meningkat tiap harinya membuatku harus mempertahankan pekerjaan ini, tapi seenggaknya sampai hari ini aku masih selamat, aku masih bisa bertahan dengan tingkah para lelaki ini, walaupun banyak sekali tindakan mereka yang bikin aku jengah.

Pernah suatu kali, pak Gunawan memanggilku ke kantornya, katanya ada dokumen kepegawaian yang harus aku tanda tangani, aku pun akhirnya mendatangi ruangannya, saat berada di ruangannya, pak Gunawan berkali2 mencoba menggodaku, mulai dari berpura2 menjatuhkan pulpennya dan menyuruh aku yang mengambilnya, yang mana hari itu aku memakai dress sabrina yang longgar di bagian atas dan mengetat di bagian pinggul ke bawah, you know lah baju seperti itu kalau kita membungkuk sedikit saja pasti langsung kelihatan jelas pemandangan di area atas baju itu.

Hufftt... tapi mau gak mau aku mengambilnya, saat itu aku belum menyadari tujuannya, dengan polos aku membungkuk dan mengambil pulpen yang jatuh itu, tapiiiii..pas aku memberikan pulpen itu ke pak Gunawan baru lah gw sadar akan modusnya itu, mukanya tampak memerah dan mulutnya menganga lebar, seperti baru saja melihat buah yang sangat ranum.... haaahhh... ngebetein banget kan.

Gak cuma itu, dia lalu mengajakku duduk dan lagi2 di sofa nya yang empuk itu, saat aku duduk pak Gunawan dengan santainya mengambil posisi duduk dekat sekali dengan tubuhku, haaahh... makin gerah gw, rasanya pengen banget nonjok muka laki2 ini, puncak kemarahanku terjadi saat dia dengan sengaja menaruh tangannya di pahaku, lalu dia berkata

"Belinda... kamu kok cantik dan sexy banget sih, kamu bikin ularku tak tidur dengan tenang di bawah sana setiap melihat kamu"
wwwwuuuuuuuuaaahhh..... langsung aja gw bangkit berdiri dan berkata

"maaf yah pak, saya sudah punya suami, dan saya tidak akan tergoda dengan rayuan bapak, mohon maaf sekali lagi" dengan cepat dan dengan nafas memburu aku pergi dari ruangannya, sungguh seorang manager HRD yang menyebalkan bukan?

Haaahhh.... entahlah mungkin aku harus mulai mencari pekerjaan baru, sebenarnya sungguh sayang karena akan susah mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang aku mau.

Tapi.... kalau setiap hari menghadapi pria2 bajingan gimana mau betah coba? Hiks... hiksss....hiks... yah Tuhan tolong lindungi aku.... amiinn...

Saat ini aku tengah duduk di meja kerjaku, mengerjakan rutinitas yang harus aku lalui hari ini, semua teknisi sudah berangkat ke tempat tujuannya masing2, setelah aku dengan susah payah membagikan jadwal kepada mereka, pak Dwi pernah berkata

"kenapa sekarang pada berangkatnya jam 10 lewat melulu sih? Biasanya jam 9 udah sepi ini ruangan, kalian ini sebenernya masih niat kerja atau tidak?" Saat mendengar hal itu aku merasa sedikit bersalah, soalnya para teknisi itu setiap harinya sebelum berangkat selalu mencoba menggodaku, apalagi saat pembagian jadwal, susahnyaaaaa..... minta ampun, aku harus mengusap dada setiap kali membagikan jadwal kepada mereka, tingkah mereka sungguh seperti bocah yang haus akan belaian.... halaaahhh... cape... deh.

Saat aku sedang konsentrasi memasukkan data update costumer handphoneku berbunyi ada pesan masuk di dalamnya, aku pun meraih hapeku dan membukanya, ternyata ada bbm dari Dylan, si teknisi mesum, ngapain lagi nih orang pake bbm segala, tinggal naik ke atas aja pake bbman....

"Cantiikkkk, serius amat liat monitornya, emang gantengan monitor yah dripada gw?" Huekkk... huekk... jijay.. bajay..

"Kepedean banget sih loe udah ah jangan ganggu gue, males banget dapet chat dari loe" balasku dengan cepat.

"Yaaahh.. . Ampun nona manis.... susah banget sih di rayunya, gw cuman mau bilang, mesin spooringnya paten ban udah selesai di service, nanti loe konfirmasi biaya servicenya yah cantik... hahahaha..." ah... ternyata dia cuma ingin bicarakan kerjaan, eh tapi kok dia tahu gw lagi mandangin monitor sih,

Karena penasaran aku pun mengangkat wajahku, dan benar saja... si Dylan lagi berdiri di depan pintu masuk ruangan itu sambil cengengesan gak jelas, karena dia sudah menyadari aku sudah menemukannya, dia pun berjalan mendekatiku, "hai manis..."

"hmm... " aku menjawabnya tanpa melihat mukanya, aku pura2 sibuk dengan monitor yang ada di hadapanku, sebulan penuh ini dia selalu mencari kesempatan untuk mendekatiku, tapi aku tak pernah memberinya kesempatan sedikit pun, bagiku mereka semua sama aja, gak ada bedanya, buaya darat, padahal mereka sudah punya istri yang menunggu mereka dengan setia di rumah, tapi tetap saja kelakuan mereka ketika diluar rumah seperti bujangan, aku selalu berdoa supaya hatiku dijaga agar hanya memandang suamiku seorang, dan supaya aku dijaga di tempat ini, hahaha... lebay sih sebenernya, tapi wanita mana yang gak akan ketakutan jika semua karyawan di kantornya bersikap seperti ini.

"Makin hari makin sexy aja si ibu satu ini? Suaminya pasti betah yah di rumah" sambil berbicara dia duduk di depan mejaku lalu mengganjal wajahnya menggunakan tangannya yang sudah dia taruh di atas mejaku, kemudian dia menatapku intens dengan matanya, huffttt... jengah juga di liatin kaya gitu, akhirny aku pun mengalihkan pandanganku dari monitor dan melihat nya

"mau apa?" Kataku dengan nada sedikit judes,

"hmm... bibir ranum itu nampaknya sangat manis, seandainya gw diijinkan untuk mencicipinya sedikit saja... pasti sangat memabukkan.. uuhhh.... Bel, hanya dengan melihat kamu setiap hari membuat celanaku terasa sesak" aaaiiissshhhh.... kurang ajar banget sih nih laki2.

"Heh, hidung belang lebih baik kamu pergi dari hadapan gw sekarang sebelum mata loe itu gw colok pake pulpen" kataku pelan tapi tegas dan wajahku menampakkan wajah ketidaksukaanku akan kehadirannya

"Hahaha.... bahkan saat kamu memasang muka marah seperti itu, membuatku semakin terangsang honey" cukup sudah kesabaranku menghadapi pria ini, dengan cepat aku melempar segala alat tulis yang ada di mejaku ke arahnya

"pergi gak loe, pergiiiii...!!!!!" Tanpa kusadari ternyata aku sudah berteriak cukup kencang sehingga membuat seisi ruangan itu melihat ke arahku

"Belinda, ada apa?" Pak Dwi menegurku karena teriakanku itu, tapi tentu saja aku gak mungkin memberitahunya apa yang baru saja Dylan ucapkan tadi, bukan apa2, kalau dia mengakuinya sih gak bakalan kenapa2, tapi apa mungkin dia akan mengakuinya, huh... tentu saja tidak bukan?

"Eh.... g..g..gak kenapa2 pak, tadi ada kecoak di atas meja" jawabku asal, tapi ternyata jawabanku malah semakin membuat ruangan itu tambah berisik, karena Dini dan Rossa langsung berteriak gak jelas dengan wajah ketakutan, otomatis membuat pak Dwiyanto kewalahan dan mencari-cari kecoak yang tadi aku bilang untuk membunuhnya, dan si Dylan malah senyum2 gak jelas karena jawabanku barusan. Hadeeeh.... rese banget nih cowok.

INFIDELITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang