MAN OH MAN!!

74K 465 6
                                    

Aku berjalan mengikuti sekretaris itu, saat aku berjalan aku melewati ruangan yang besarnya 2 kali lipat dari ruangan pak Gunawan, dalam hatiku berpikir ini mungkin ruangan yang punya perusahaan ini, pintunya terbuka, aku melihat sekilas ada seorang laki2 yang sedang duduk dalam ruangan itu, tidak terlalu jelas tapi sepertinya laki2 itu masih muda, di bawah umurku sepertinya, mungkin anak dari Bos perusahaan ini, gak mungkin yang punya perusahaan ini anak muda berumur 20 tahunan ke atas bukan? Ah.. sudahlah, knapa jadi ribet gini sih?

"Mba... sini mba"ujar si sekretaris memanggilku, aaakkkhhh... ternyata aku malah diam berdiri menatap laki2 yang ada dalam ruangan itu, bukannya mengikuti si mba Santi, dan yang lebih memalukan si pemuda iti ternyata menyadari kehadiranku yang sedang menatapnya, duh.... knapa jadi begini sih, dengan cepat aku berlari kecil menghampiri mba Santi, aku hanya tersenyum kecil padanya, dan mengucapkan sorry tanpa suara kepadanya

"Itu ruangan big Boss, cuma big Bos lagi keluar negeri sama istrinya, nah yang di dalam itu anak pertamanya si Bos, Reynald" Sinta menjelaskan padaku sambil kami berjalan menuju tempat yang di beritahu pak Gunawan tadi, ah benerkan apa tebakan gw.

"Yuk mba" Santi membuka pintu salah satu ruangan, dan mengajakku masuk, ruangan itu.

Saat pintunya terbuka nampak satu ruangan yang amat besar, seperti ruangan tempatku kuliah dulu, yah seperti kelas, di dalamnya pun terdapat bangku2 lipat putih yang menempel dengan meja kecil, seperti bangku kuliah juga, di setiap pojok2nya terdapat meja2 kerja dengan monitor komputer di atasnya, meja2 itu mengelilingi bangku2 putih dan glassboard menempel di tembok di tengahnya.

Santi mengajakku berjalan menuju salah satu meja yang ada dipojok kanan ruangan itu, di belakangnya tengah duduk seorang laki2 dengan perawakan kecil, hitam, sedikit botak dan sepertinya orang jawa gitu, yang lebih mengagetkanku, di ruangan itu penuh dengan laki2, hmm.... laki2 lagi....

Ada sekitar 10-15 orang laki2 menggunakan seragam yang sama, dan di situ ada si Dylan, yup laki2 yang tadi pagi usaha keras, hahaha... hanya ada 2 wanita yang duduk di belakang meja di pojok kiri.

Saat aku berjalan mengikuti santi semua mata yang ada di ruangan itu menatapku, dan mulai lah suara2 gak jelas bersuara

"Suiit...suiitt..."
"San, siapa san?"
"Mba, salam kenal yah?"
"Weittsss..., bohay euy"
"Akhirnya ada yang bening masuk sini juga, seger dah seger"
"Pak Dwi, saya tobat absen, janji dah tiap hari bakalan masuk, kalau ada yang bening begini mah, minggu juga kalau perlu masuk"

akhirnya kata2 terakhir dari laki2 yang berteriak sangat kencang itu memecahkan gelak tawa dari semua karyawan yang ada di ruangan itu. Dapat kurasakan pipiku panas, seperti nya merah nih, duh... rese banget sih pada, karena tingkah laku mereka aku pun menunduk malu.

"Udah cuekin aja mba, emang kelakuan teknisi sini pada bocah semua, yuk ke pak Dwi dulu" Santi pun akhirnya menarik tanganku dan membiarkan aku berjalan rapat di belakangnya, dia pun akhirnya memelototi para lelaki itu, seperti sedang melindungiku.

Dan tak lama terdengar suara laki2 dengan logat jawa yang medok berteriak

"weis.. weis, lanjut kerjane, Dini bagiin jadwal sama anak2 biar pada jalan"

"Baik pak" ucap karyawan yang di panggil Dini itu

"San sini san, ambil kursi di depan" pak Dwi menyuruh aku dan Santi mendekat dan duduk di depannya.

"Selamat datang dan selamat bergabung yang mba.... " ucap pak Dwiyanto sambil mengulurkan tangannya

"Belinda pak"

"OOWWWW...... BE...LIN..DA..." tanpa kusadari ternyata para pria yang tadi meledekku sudah duduk di belakangku dan mencuri dengar namaku

"Namanya cantik... kaya orangnya..." ruangan itu kembali gaduh karena ulah pria itu.

INFIDELITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang