Capter 17

1.5K 93 3
                                    

Drap... drap... drap...

Jimin berlari ditengah-tengah keramaian orang-orang yang sedang berlalu lalang melakukan aktifitas seperti pada umumnya, tujuan jimin sekarang adalah keapartementnya mengunci diri dikamarnya dan tidak ingin bertemu dengan siapapun.

Jimin mendapat tatapan aneh dan umpatan dari orang-orang karna jimin berlari sambil tertunduk dan menabrak orang-orang yang sedang berjalan, dan orang-orang menyangka kalau jimin adalah seorang berandalan yang sudah berkelahi karna melihat dari tangannya yang terluka.
.
.
.
Luhan dan zelo masih berada difestival akhir sekolah high school, mereka masih asyik dengan pesanan yang mereka pesan dan membicarakan rencana menjauhkan jimin dari orang-orang terdekatnya termasuk hyungnya-minseok-

"aku tidak mengerti kenapa jungkook sangat terobsesi dengan jimin???" Bingung luhan sambil bersandar dikursinya dan memijat pelipisnya.

"Kenapa tuan luhan tidak langsung tanya saja pada tuan jungkook, aku disini hanya menjalankan tugas..." zelo memasukkan handphone-nya kesaku celana dan meminum kopinya.

Luhan beranjak dari duduknya membuat zelo menatapnya bingung, "tuan mau kemana?"

"Aku hanya ingin melihat hyung dari jimin," luhanpun meletakkan selembar uang di hadapan zelo "tolong bayarkan yang aku... kalau begitu aku pergi..." luhanpun meninggalkan tempat itu.

"Dia berbeda sekali dengan tuan jungkook..." lirih zelo sambil memandang kepergian luhan.
.
.
.
Waktu berjalan begitu cepat dan hari semakin siang, minseok keluar dari cafe coffe dari pintu belakang karena akan membuang sampah.

"Wah... ternyata kau sudah besar dan menjadi anak yang manis..."

Deg!!!

Seketika itu minseok langsung menatap orang yang berbicara tadi dengan pandangan tak menyangka dan keterkejutan "a-appa..." lirih minseok.

Ya, namja paruhbaya itu appa minseok dan jimin. Tuan park mendekati minseok, "appa mencarimu kemana-mana... ternyata kau masih dikorea appa kira kau sudah melarikan diri keluar negri... kau tau? appa merindukanmu, minseok" tuan park hendak akan memeluk minseok, tapi minseok memundurkan tubuhnya.

Mereka berdua saling berhadapan dengan pandangan yang berbeda. Tuan park memandang minseok dengan senyuman palsunya dan seolah bersikap ramah layaknya appa kepada anaknya, sedangkan minseok memandang tajam dan waspada sebenarnya ia takut tapi minseok memberanikan diri. Ia ingin tau untuk apa appanya mencari dirinya?

"U-untuk apa anda mencari kami? Hidup kami sudah tentram tanpa harus mendapat pukulan darimu?" Minseok memberanikan diri untuk berbicara walaupun gugup karna takut.

Tiba-tiba saja senyum palsu tuan park hilang dan diganti dengan tatapan dingin dan tajam "kami? Apa maksudmu dengan 'kami'? Kau tinggal dengan siapa?"

"de-dengan... jimin-"

BUK!!!

Minseok tersungkur karna pukulan dari tuan park yang tiba-tiba itu. Tuan park mendekati minseok dan menarik rambutnya, membuat minseok merintih kesakitan "sekarang dimana jimin berada???"

"ke-kenapa dari dulu... kau selalu mencari jimin...?"

"Kenapa? Kau ingin tau...?" Tuan park melepaskan cengkramannya dari rambut minseok dan mulai menendang minseok "karna mereka terus mencariku dan menanyakan keberadaan jimin, dan ternyata dia bersamamu!" Tuan park benar-benar marah sekarang.

Dan iapun telah lelah menendang minseok. Minseok hanya bisa terbaring dan merintih menahan sakit, "mereka...? Siapa? Dan... untuk apa... mereka mencari jimin...?" Minseok masih berusaha berbicara.

ACTING!!! ✅ (End...)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang