Capter 19

2K 100 2
                                    

Hujan turun begitu deras disertai gemuruh petir. Jimin mondar-mandir diruang tengah diapatement, jimin sudah pulang ke apartement dan yoongi pun sudah pulang kerumahnya.
"minseok hyung kemana sih... Kenapa belum pulang, dan handphone-nya tidak aktif" lirih jimin khawatir. Jimin melihat keluar jendela, "hyung..."
.
.
.
Minseok terduduk dikursi mobil luhan dengan tubuh yang bergetar hebat, luhan yang duduk disebelah minseok sesekali melirik minseok dan tangannya pun terjulur memegang tangan minseok untuk menenangkannya.

"kau takut?" tanya luhan yang terus fokus menyetir melihat kedepan.

Minseok melihat pada luhan, "kau tak lihat! Jungkook. Jungkook membunuh taehyung, dia sengaja mendorong taehyung! Kenapa kau membawaku ketempat itu!!!" minseok mengeluarkan handphone-nya, "kita harus laporkan ini pada polisi-"

Perkataan minseok terpotong karna luhan merebut handphone minseok, "jangan lakulan itu, polisi tak akan percaya kalau kau tak ada bukti"

Minseok benar-benar panik dan takut kalau jungkook tadi melihatnya dan akan mengincarnya.

"sudahku bilang... Aku akan menemui seseorang, dan orang itu adalah jungkook"

Mata minseok terbelalak terkejut akan ucapan luhan barusan, "kau... Ingin bertemu jungkook? Untuk apa? Atau... Jangan-jangan kau-"

"tidak... Aku tidak bekerja sama dengan jungkook, aku hanya ingin mencegahnya berbuat kejahatan lagi tapi... Terlambat" jelas luhan memotong perkataan minseok.

"apa hubunganmu dengan jungkook?"

"jungkook dongsaeng tiriku, dan dia sangat terobsesi pada jimin"
Sekali lagi minseok terkejut dengan pengakuan luhan, "jimin..."

"aku mendengar percakapanmu dengan appa mu saat dibelakang cafe tempat kerjamu, tuan max yang appamu ceritakan adalah appaku"

"ja-jadi... Jimin..."

"Appa membeli jimin untuk jungkook"

"membeli? Cukup. Jimin bukan barang, dia manusia!" minseok tertunduk tak ingin mendengar lagi perkataan luhan.

Dan tak terasa mereka telah sampai diapartement minseok, "sudah sampai..."

Minseok masih tertunduk, "lu... Mau kau membantuku?"

"membantu apa?"

Minseok memandang luhan,
"bawa aku dan jimin pergi dari kota ini, aku dan jimin ingin tenang... Aku mohon!" minseok memegang tangan luhan erat.

Luhan cukup terkejut saat melihat kedua mata minseok yang telah mengeluarkan air mata. Minseok menangis, "baiklah, aku akan membantumu"

"gomawoo!" minseok menghapus air matanya dan langsung keluar dari mobil luhan, ia berlari menembus derasnya hujan.

"mudah-mudahan jungkook tak mengikutiku"
.
.
.
Jimin terduduk disofa karna dia sudah mondar-mandir sejam menunggu minseok pulang, "hyung kemana sih...!" jimin mulai kesal.

Saat sedang memikirkan minseok, tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintu apartemen membuat jimin tersentak dan beranjak dari duduknya, "sebentar! Siapa yang bertamu hujan-hujan seperti ini?" gerutunya.

Ceklek!!!

Jimin membuka pintu apartemen. Jimin cukup terkejut ternyata yang bertamu adalah, "jungkook?"

Jungkook menunjukkan senyuman bodohnya pada jimin sambil bergetar kedinginan karna ia hujan-hujannan.

"bolehkah aku masuk hyung? Aku sungguh kedinginan..."

"kenapa kau hujan-hujanan, bodoh?! Ayo masuk!" jiminpun melebarkan pintunya agar jungkook masuk.

Jungkook melihat sekeliling ruang tengah, "apa hyung sendiri diapartemen?" tanya jungkook.

ACTING!!! ✅ (End...)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang