(3) Hancur Sudah

11K 1K 14
                                    

Sesampainya Mijin dirumah, ia langsung mengganti sepatunya dengan sandal rumah dan berlari menuju ibunya yang sedang membaca majalah disamping Seunghoon yang sedang menonton acara tv.

Mijin lalu melompat dan meringkuk disampingnya, "Eomma, aku tidak mau menikah dengannya. Apa kau tahu, dia adalah Kim Ji Won kakak kelasku dulu. Dia adalah orang yang jahat." rengek Mijin.

"Benarkah? Kudengar ia tipe pekerja keras dan mahasiswa terpintar." Seunghoon ikut ke pembicaraan mereka meskipun matanya tidak terlepas dari tv.

"Itu tidak mungkin, dia hanyalah seorang Bobby." Mijin meliriknya tajam.

"Hmm baiklah. Kukira aku harus melihat harga jual rumah ini."

"Eomma!"

"Semua kan terserah padamu. Jika kau tidak ingin menikah dengannya maka kita harus menjual rumah dan perusahaan. Dan kau carilah kebahagiaan sendiri. Kalau kau menikah dengannya bahkan kebahagiaanmu sudah terjamin." jelas wanita itu, pandangannya tak lepas dari majalah yang ia baca.

"Eomma~"

"Jalani saja dulu, kalian punya waktu 2 bulan untuk memikirkannya bersama-sama. Setelah itu kita bisa menjual semua asset kita dan menutup perusahaan."

"Eomma, jangan membuatku menangis!" Mijin menarik-narik lengan baju ibunya.

"Bukankah lebih suka memikirkan dirimu sendiri?"

"Eomma~"

"Ini demi kelangsungan dan kebahagiaan keluarga kita dan penerus selanjutnya, Mijin."

"Ya Eomma! Apa kau menumbalkanku untuk keluarga ini?" Ia mengembungkan pipinya.

"Hanya menikah, dengan orang yang sempurna."

"Sempurna apanya?" Batin Mijin.

"Apa tidak ada perusahaan lain?"

"Bahkan mereka memberikan keuntungan untuk perusahaan dan kehidupan kita. Dia juga bersedia membuat orang-orang yang mengganggumu jadi takut untuk dekat-dekat denganmu. Menikah dan bahagia, dia banyak membantu."

"Eomma~~~"

"Eomma harap kau bisa mempertimbangkannya lagi, Mijin. Kebahagiaan kita semua ada di keputusanmu."

"Yaa Eomma!"

Seunghoon terkekeh mendengar pembicaraan mereka. Mijin kembali mengembungkan pipinya, ia berjalan dengan penuh hentakan menuju kamarnya.

Seunghoon yang merasa iba lalu mematikan tv dan menghampirinya.

Gadis itu menelungkupkan tubuhnya diatas kasur, pasti berat untuk gadis seumuran dia.

"Pinjam tablet mu, aku mau main game." Seunghoon duduk disampingnya.

"Di meja. Jangan ganggu aku dan pergilah, Oppa." Mijin menunjuk mejanya. Seunghoon mengambil tablet itu dan tiduran disampingnya.

"Kenapa? Bukankah-"

"Oppa, jangan membahasnya! Kepalaku sakitt!!! Ah hancur sudah masa mudaku!!" Mijin merengek sambil menggulingkan tubuhnya himgga menindih tangan Seunghoon.

"Ayo keluar, aku ingin membeli sesuatu." ajak Seunghoon sambil bermain game di tab Mijin, tapi matanya tidak lepas dari adiknya itu.

"Tidak mau, kepalaku sakit." Mijin tidak meliriknya sedikitpun.

"Padahal kau suka sekali belanja. Ah sudahlah~" Seunghoon mengangkat tubuh adiknya tiba-tiba, menggendongnya ala bridal.

"Oppa!!" Pekiknya, ia sangat terkejut.

"Kau tidak menghiraukanku. Kau harus dihukum!" Seunghoon menggendongnya keluar kamar.

"Aaah Oppa!!! Turunkan akuu!!! Eomma tolong aku!!" Teriak Mijin sambil menggeliat-menggeliat dan memukul-mukul dada Seunghoon.

Ibunya hanya melirik keduanya. Sudah biasa pemandangan seperti itu, mereka sekalu bertengkar.

Seunghoon memasukkannya kedalam mobil, ia membawanya ke taman agar gadis itu tidak stress lagi. Sungguh Seunghoon adalah kakak yang sangat sayang kepada adiknya, walaupun ia sedikit jahil.

Tbc

Marriage • Bobby ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang