(5) Menjalaninya

8.7K 816 7
                                    

Hari demi hari terus berlalu. Karena mereka menjalani perjodohan itu, Bobby sering sekali bertemu dengannya, menghampirinya ke gedung management, kerumahnya, mengantarnya pulang.

Tiap mereka bertemu kadang-kadang masih saja berdebat.

Seunghoon sering memperhatikan mereka.
Meskipun sering bertengkar seperti anak kecil, sepertinya Bobby memang benar-benar menyukainya.

FLASHBACK

Mijin sedang menjalani masa orientasi masuk sekolah menengah atas. Ia berjalan menuju kantin untuk makan sendirian, ia masih belum punya teman.

Di sebuah koridor yang gelap dijalan tercepat menuju kantin, ada banyak sekali lelaki disana. Sepertinya kakak kelas.

Mijin berbalik, ia tidak mungkin akan melewati banyak orang itu. Tapi ia telat, mereka sudah mengetahui Mijin.

"Ya anak baru!" panggil salah satu dari mereka. Mijin takut, ia tetap berjalan.

"Ya Mijin-ah!" mereka tahu namanya? Mengerikan, Mijin tetap tidak menghiraukannya.

"Ya, kau tuli hah?" salah satu dari mereka sudah memegang tangan Mijin.

Gadis itu terkejut, badannya gemetaran. Ia menepis tangan itu. Ia berbalik sambil memandangi mereka satu persatu.

"Jadi kau Hwang Mi Jin dari Hwang Group?" tanya seseorang dengan bedge nama Kim Ji Won.

"A-apa yang kalian mau?" tanya Mijin, ia benar-benar takut.

"Kau orang kaya itu kan? Kenapa kau tidak mentraktir kami semua saja?" tanya orang disebelahnya, ia tidak memakai bedge nama.

"Bukannya kau sudah makan, BIG? Kau tidak kasihan dengan gadis kecil seperti ia?" tanya Bobby.

Sejenak ia berpikir si 'Kim Ji Won' itu baik.

"Benar, ia sangat cantik. Kenapa tidak menjadi pacarku saja?" yang lain jadi ikut ribut dan menyolek-nyolek lengan Mijin.

Ia takut sekali, ternyata pemikirannya salah. Bobby lah yang malah membuat orang-orang itu memperebutkan Mijin dan menggangunya.

Sejak hari itu, Mijin sering sekali dibully, di soraki, bahkan di goda dengan sunbae-sunbaenya itu.

Dan sejak hari juga ia paling membenci seorang Kim Ji Won dan seseorang yang dipanggilnya BIG itu, ia menganggap bahwa kedua laki-laki itu lah yang membullynya, karena ia tidak tahu nama teman-temannya yang lain. Ia selalu mengingat namanya, terlebih pada Bobby yang selalu mengganggunya hingga lulus.

FLASHBACK END

"Mijin-ah!" panggil Jimin, membuyarkannya dari lamunannya.

"Ah apa?"

"Kau bilang kau mau menceritakan seseorang yang merusak kehidupanmu saat SMA waktu itu" Jimin memperhatikan Mijin yang melamun daritadi.

"Oh iya.. dia jahat sekali. Dia sering membully ku sejak SMA, dan sekarang aku harus berurusan dengannya lagi" Mijin tersenyum kecut.

"Bagaimana kau bisa bertemu dengannya lagi?" tanya Jimin, mereka berjalan meninggalkan gedung Management.

"Hari itu aku sedang kencan buta dengannya, dan aku sangat terkejut ia ada disana. Yah, kita terus saja berde-"

"Hei, kau membicarakanku" Bobby memotong pembicaraan Mijin dan Jimin.

"Hai" sapa Bobby pada Mijin. Sudah menjadi kebiasaan Bobby menghampiri gadis itu sepulang kuliah.

"Kenapa kau begitu riang dan ramah hari ini?" Mijin meliriknya.

"Entahlah, aku merindukanmu. Hei, kau temannya Mijin?" tanya Bobby pada Jimin.

"Ah sunbae, iya aku Jimin" Jimin memberi salam pada Bobby.

"Jimin dan Mijin? Kalian lucu sekali" Bobby tersenyum riang, ia merangkul pundak Mijin, "Aku Bobby, calon suaminya Mijin"

"Ya! Apa yang kau katakan?" Mijin menatapnya dengan tatapan membunuh.

"Bukankah seluruh dunia harus tau, chagi?" tanya Bobby tersenyum sinis padanya. Ia menekankan kata Chagi pada akhir kalimatnya itu.

"Oh aku bisa gila. Ayo Jimin kita duluan saja" Mijin melepaskan rangkulan Bobby dan pergi meninggalkannya.

"Kau pulang denganku, chagiya!" teriak Bobby.

*

Beberapa jam yang lalu Bobby menemani Mijin yang sedang belajar di perpustakaan.
Karena gadis itu sangat lama, Bobby sangat bosan dan menganggunya.

Seperti membolak-balikkan buku yang ia baca, mengajaknya bicara terus, mencoret-coret buku catatannya, sampai bermain game dan berteriak-teriak sendiri.

"Chagiyaaa! Chagiyaa aku bosan, aku lapar, aku mengantuk!! Kenapa tidak belajar dirumah sajaaaaaaaa???" Teriak Bobby sambil menggeliat-menggeliat.

Akhirnya gadis itu sangat jengkel dan menyuruhnya menunggu di mobil saja.

"Assh, bagaimana sih permainan ini? Kenapa zombie nya sangat banyak sekali?" gumam Bobby, ia lalu melihat kearah luar mobil, hujan sudah turun. Tapi Mijin belum kembali dari perpustakaan.

"Padahal sedang musim panas, kenapa sering sekali hujan? Apa ia meninggalkanku?" ia berkata pada hujan. Ia lalu menyalakan ponselnya, ada pesan dari Mijin.

'Hujan, kau bisa pulang duluan saja kalau bosan menungguku. Aku akan menunggu hujan reda, aku tidak bisa ke parkiran aku lupa membawa payung'

*

"Assh, kenapa hujan? Padahal sedang musim panas, tapi sering sekali hujan" gumam Mijin sambil menadahkan tangannya ke air hujan.

Ia melihat seseorang berlari kearahnya sambil membawa payung samar-samar menerjang derasnya hujan.

"Apa itu Bobby?" Mijin menyipitkan matanya, laki-laki itu semakin dekat.
Semakin dekat, ia terlihat tidak seperti Bobby.

Mijin lalu bersembunyi diantara pilar-pilar, ia sangat takut dengan para lelaki di kampus ini kalau sendirian.

"Bukankah Mijin sedang di perpustakaan? Pasti ia disana sendiri" gumam orang itu, tidak terdengar seperti suara Bobby ditelinga Mijin.

Tubuh Mijin merinding, ia takut kalau ia seorang psikopat yang sedang mencarinya. Dan akan menyeretnya lalu melakukan sesuatu yang tidak-tidak.

Tbc

Marriage • Bobby ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang