Lelaki itu berbalik.
Udara di ruangan itu berubah jadi dingin, Mijin merinding saat melihat sosok lelaki didepannya itu.
Senyumnya memudar, matanya membulat, mulutnya sedikit menganga.
Tapi ekspresi lelaki didepannya begitu tenang, ia hanya mengangkat alis kemudian meneliti Mijin dari atas-kebawah.
"Sepertinya aku salah ruangan." Mijin melangkah mendekatinya, menatapnya tajam.
Lelaki itu ternyata Bobby. Bobby yang selalu membullynya. Sampai lelaki itu lulus pun ia tetap mengganggunya. Mijin tidak menyangka akan bertemu dengannya.
Tapi ekspresi Bobby biasa saja, seakan-akan ia tahu kalau yang ditemuinya adalah gadis ini.
"Jadi kau anak perempuan dari Hwang Group?"
"Kim Ji Won? Kau kah itu?"
"Hwang Mi Jin?"
"Ternyata kau si pangeran yang disebut-sebut itu."
"Kau tidak berubah sedikitpun, bahkan kau masih sedekil dulu." ia memandangi Mijin dari atas kebawah.
"Apa katamu? Dasar tukang bully! Kau pun tidak pernah berubah dengan sikapmu yang seenaknya itu!"
"Jangan mengungkit masa itu, itu sudah lewat 2 tahun yang lalu!"
"Kau menyebutku dekil!"
"Apa kau mengantar anak dari Hwang Group? Mana dia?"
“Apa kata Eomma? Tinggi? Tampan? Berpendidikan? Sepertinya ia salah lihat.” Mijin mendengus.
"Apa ternyata gadis itu benar kau, Mijin?"
"Ah, apa aku bermimpi? Pasti ini mimpi buruk!"
"Ya, bangunlah! Ini sudah siang!"
"Kenapa aku harus bertemu denganmu lagi?!!" Pekik Minjin. Gadis itu memegangi kepalanya yang seketika sakit.
Bobby menarik nafasnya dalam-dalam, "Sudahlah, duduk dan makanlah dulu. Aku akan membatalkan perjodohan ini nanti." katanya sambil duduk di kursinya.
“Aku akan menikah dengannya? Lelucon macam apa itu? Apa kita sedang di tv show?” Mijin berdiri dibelakang kursinya sambil memandangi Bobby.
“Membatalkan? Itu ide bagus. Tapi aku tidak sudi makan satu meja dengan tukang bully ini.” lanjutnya ketus.
“Yaa! Sudah kubilang jangan ungkit terus.” Bobby melotot padanya.
“Aku akan pergi.”
“Apa kau tidak merasa diawasi huh? Ayo kita makan dulu dan kau bisa terus mengomel.”
“Apa? Mengomel?”
“Dasar mulut besar.”
“Kau mau kita mengakhiri ini dengan sebuah perkelahian?” Mijin ikut melotot.
“Kalau kau mau ayo kita lakukan.” Bobby menatapnya sinis.
“Dasar tukang pukul, aku akan duduk dan makan.” Mijin duduk di kursi itu, disebrangnya.
“Aku yang traktir.”
“Aku sangat mampu untuk membayarnya sendiri.” Mijin menyipitkan matanya.
“Tapi ini kan kencan, laki-lakilah yang harus membayarnya.”
“Apa? Kencan? Aku tidak mau menganggap ini kencan, aku juga tidak mau yang lain tahu kalau kita pernah satu meja makan seperti ini.”
“Kurasa perusahaanmu akan benar-benar bangkrut setelah kau meninggalkan meja ini.” Bobby menyendok makanannya ke mulutnya.
“Ya! Jangan mengancamku!” Mijin menatapnya tajam.
“Tidak menikah, tidak ada kesepakatan.”
“Jadi kau ingin aku tetap menikah denganmu?”
“Aku tidak bilang aku ingin menikah denganmu, lagipula aku masih terlalu muda untuk menikah.” Bobby meliriknya, gadis itu tetap menatapnya tajam.
“24 tahun masih terlalu muda untuk menikah?”
“Jadi kau memutuskan untuk menikah denganku?” Bobby tersenyum smirk padanya.
“APA?!! Aku tidak mengatakannya!” Mijin berdiri dan melototkan matanya lagi sampai-sampai bola mata itu seperti akan keluar dari tempatnya.
“Kau bahkan tahu umurku, apa kau menyelidiki tentangku?” Bobby kembali fokus ke makanan didepannya, ia begitu santai dengan ekspresi dingin itu.
“Ya! Omong kosong macam apa itu?”
“Apa kau memikirkanku?”
“Yaaa!”
“Sudahlah, ayo makanlah dulu, kita mengisi tenaga lalu kembali mengomel lagi.”
“Sungguh memuakkan.” Mijin lalu mengambil sumpit didepannya dengan kesal.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage • Bobby ✓
Hayran KurguMijin harus menikah dengan orang yang paling dia benci, Kim Bobby. © 2016, Baby