Bisikan siswa-siswi SMA Tunas Bangsa memenuhi seisi sekolah. Pasalnya, hari ini mereka mendapat murid baru yang begitu cantik. Hal itu menyebabkan semua fokus mereka hanya tertuju pada gadis itu, bahkan Mary yang hari ini datang bersama Alex dan Arju tidak mendapat tatapan sinis dari mereka.
Banyak dari mereka yang berdiri dekat ruang kepala sekolah menunggu kabar di manakah gadis cantik itu ditempatkan.
Krek.
Pintu ruang kepala sekolah terbuka, menampakkan wajah gadis itu. Dia tersenyum manis, lalu berjalan menuju kelasnya, yang kebetulan sekelas dengan Mary.
"Mary, Mary, kasihan banget sih lo," ucap Gladish, lalu dia melanjutkan, "lihat saja sebentar lagi cogan yang sering bareng lo itu bakal beralih ke murid baru itu."
Mary terdiam. Dia melihat ke arah gadis yang langsung mendapat perhatian teman-temannya itu, lalu menghela nafas. Gadis itu terlalu sempurna, mungkin perkataan Gladish ada benarnya.
Gladish tersenyum menang. Dia rasa gadis itu bisa dijadikan partner untuk mengusir cowok-cowok populer itu dari sisi Mary.
Kehebohan tentang murid baru itu segera berakhir begitu wali kelas mereka memasuki kelas.
"Kamu! Murid yang baru masuk tadi pagi, silahkan perkenalkan diri di depan kelas," ujarnya.
Gadis itu melangkah ke depan kelas. "Halo, semua! Perkenalkan, aku Katrina. Semoga kita dapat berteman baik."
***
Saat istirahat, Mary terasa seperti terlempar pada kejadian beberapa waktu yang lalu, saat Daffa baru pindah ke sekolah ini. Dia tidak bisa mendapat tempat duduk, dan lagi-lagi, kakinya sakit.
"Hey!" ujar seseorang padanya.
Dia menoleh dan mendapati Katrina memanggilnya. Dengan tenaganya yang tersisa, dia berjalan ke arah Katrina.
"Ada apa?" tanyanya.
Katrina tersenyum padanya, lalu menyodorkan kursi kosong di tempatnya. "Di sini gak ada yang duduk, kok."
Mary yang sudah tidak bisa menahan tubuhnya pun memilih duduk di tempat itu. "Thanks," ucapnya yang dibalas anggukan oleh Katrina.
Samar-samar dia mendengar ucapan Gladish. "Liat deh, itu Mary mau jadi temannya Katrina pasti ada maunya tuh."
Katrina menyentuh lengannya pelan. "Uda, gak usah didengar."
"Kenapa lo nawarin gue tempat duduk? Lo gak takut gitu kalau ucapan Gladish itu beneran?" tanya Mary.
"Gue percaya kok, kalau lo gak seperti yang dia bilang." Satu kalimat itu cukup membuat Mary senang.
Ternyata, Katrina bukan hanya cantik, namun juga berhati baik. Dia tidak menilai langsung tentang Mary seperti yang dilakukan yang lain.
Tiba-tiba, Gladish menghampiri meja mereka. "Hai, Katrina. Lo kok mau sih duduk bareng Mary? Dia itu penggoda. Buktinya, dia bisa dekat dengan beberapa cowok populer di sini."
"Emangnya kenapa jika dia dekat dengan cowok populer? Bukankah berteman itu baik? Lagipula, sedekat apa lo dengan Mary sehingga bisa menilai dia?" tanya Katrina yang membuat Gladish bungkam lalu pergi.
Sial! Ternyata gadis ini gak bisa gue jadiin partner, umpat Gladish dalam hati. Kini dia berusaha memikirkan cara menhancurkan hubungan Katrina dengan Gladish.
Saat pandangan siswi-siswi di kantin beralih dari meja Mary dan Katrina, Mary tahu, ke manakah fokus mereka mendarat. Dia mengikuti arah pandangan mereka dan menemukan Alex, Daffa, dan Arju berjalan ke arah stand nasi goreng Bu Dewi. Ternyata bukan hanya mereka yang terpesona, namun Katrina yang merupakan murid baru juga terpesona pada mereka, terlebih pada cowok yang berdiri di tengah.
Dia menyenggol lengan Mary pelan. "Mar, lo kenal sama mereka?"
Mary paham siapa 'mereka' yang Katrina maksud, lalu menganggukkan kepala. "Kenapa?" tanyanya.
Katrina tersenyum malu. "Yang tengah namanya siapa?"
Mary mengalihkan pandangannya ke arah mereka, lalu terkejut melihat siapa yang membuat Katrina terpesona. "Err..., dia D-Daffa," ujarnya.
"Ohhhh..., dia cakep ya, kenalin dong," ucap Katrina malu-malu.
Bertepatan dengan itu, Mary mendapati mereka sedang berjalan ke arahnya, tentunya diikuti dengan pandangan seisi kantin.
"Hai, Mary, ini teman baru lo?" tanya Alex dengan pandangan yang hanya Mary pahami.
Alex kagum pada Katrina.
"Mar, lo kok gak kenalin ke kami sih? Ini si Daffa dari tadi nanyain tentang dia terus," ucap Arju yang membuat Katrina bersemu.
Hati Mary terasa diremas seperti ini melihat fokus teman-temannya beralih ke Katrina, terlebih mendengar Daffa yang menaruh perhatian lebih pada Katrina.
"Ini Katrina, guys, dan mereka ini, Alex, Arju, dan..., Daffa," ujar Mary memperkenalkan mereka.
Mereka saling bersalaman, namun saat giliran Daffa menyalami Katrina, laki-laki itu terlihat salah tingkah, dan berakhir menggenggam tangan Katrina begitu lama. Dia tidak tahu, perlakuannya itu berdampak buruk pada dua orang gadis dihadapannya, yang satu menjadi salah tingkah, dan yang satunya lagi sakit hati.
Gladish yang melihat pemandangan itu pun tersenyum senang. Dia tahu, setelah ini, hubungan Katrina dan Mary tak akan dekat lagi. Karena binar mata Mary, menunjukkan keperihan yang amat dalam.
.
.
.
Terkutuk Mary zabilla
Dibajak oleh royalpeony
KAMU SEDANG MEMBACA
1st April
Short StoryJumat, 1 April 2016. Lokasi Nusantara Pen Circle. Apa yang terjadi?