0.6 - pergi?

18.9K 650 4
                                    

Celly POV

Gue udah bangun dari tidur gue. And see, mata gue masih sembab. Gue tidur udah magriban dan gue lirik jam udah pukul 9 malem.

Gue merasa haus. Gue mau turun, pasti mama sama papa udah pulang. Mau nagih oleh oleh Telok Abang dari palembang. Haha.

Tapi waktu gue udah keluar kamar, gue denger orang lagi tahlilan. No! No! Bukan tahlilan tapi lebih ke kayak yasinan gitu.

Mungkin mbak Eli muter radio religi kali.

Gue langsung jalan buat turun tangga baru turun 2 anak tangga, gue liat ada tante tante sama om om gue. Bahkan ada sepupu gue dari singapure dan korea.

Bingung? Iya lah.
Apa segitunya tuh orang minta oleh oleh dari bokap gue sampai balik ke Indonesia. Mau sapa kak Derlin dulu ahh, yang baru balik dari korea. Pasti dia bawa kimchi deh. Aseek.

"Kak."

"Papa, bangun." Suara nangis, dan itu kayak...

"Mama.." semua mata natap gue. Ini tatapan sedih dan luka.

Gue liat mama yang juga natap gue. Ini mama, terus papa mana?

Gue jalan deket ke mama dan gue liat seseorang terbaring dan di tutup kain putih.

"Ma, papa mana?" Mama langsung berdiri dan meluk gue sambil nangis.

What this is?

"Papa, kena serangan jantung waktu di pesawat sayang, da..dan meninggal waktu di jalan buat ke rumah sakit kak." gue merasa kaki gue gak kuat lagi nopang tubuh gue. Seketika kaki gue lemas sampai gue terduduk di lantai dan pelukan mama terlepas

***

"Gak ma! Gak mungkin!" Celly merangkak menuju kain putih yang menutupi sang papa.

Di bukanya kain putih itu dan itu...

"PAPA! PAPA! PAPA BANGUN! PAPA!" Celly menepuk dada sang papa.

"Papa! Bangun pa! Maafin kakak!" Celly menangis dengan kepalanya di dada sang papa.

Semua orang disana juga larut dalam kesedihan ini. Terutama ketika Celly menangis histeris.

Tahlilan pun masih di lakukan dan Celly masih menggenggam erat tangan sang papa.

"Ni, aku turut berduka cita ya. Mas Yandra itu orang baik dan orang baik itu pasti akan di tempatkan ke tempat yang paling baik juga." Bunda Risma yang baru datang langsung menghampiri mama Nia.

"Makasih, Ris." Bunda Risma langsung memeluk mama Nia.

Sedangkan Edgar? Edgar menatap perih pada sosok gadis yang masih tersedu menggenggam lelaki yang sudah tak bernyawa lagi.

Perlahan Edgar mendekati Celly.

"Cell." panggil Edgar saat sudah duduk di samping Celly.

Namun Celly tak menjawab bahkan untuk menatapnya saja tidak. Sepertinya niatnya untuk menghilangkan Edgar dari hidupnya sudah tumbuh dengan subur.

"Cell." ulang Edgar menyentuh bahu Celly. Seketika Celly langsung menatap tangan Edgar yang ada pada bahunya dan berpindah pada wajah Edgar yang kini menatapnya sendu.

Celly langsung menyingkirkan tangan Edgar yang ada pada bahunya.

"Jangan natap gue dengan tatapan kasihan." dingin. Itulah nada Celly.

"Cell, gu..gue..."

"Pergi, Edgar! Ada lo di sini bikin gue tambah teluka. Please pergi!" Lirih Celly.

MANTAN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang