Part 17

57 6 5
                                    

Louis's POV

Zayn mengabariku bahwa salii, pergi dan telah mengetahui semua tentang kebusukannya bersama model kaya itu.

Mungkin ini kesempatanku untuk maju selangkah daripada zayn untuk mendapatkannya, aku tahu aku salah mencintai istri dari temanku bahkan sahabatku sendiri. Tapi apa yang bisa kulakukan lambat laun perasaan ini bahkan bertambah dalam, aku bahkan begitu membenci keputusan zayn untuk bersama model gila itu, tak habis pikir apa yang zayn lihat darinya sedangkan dia sudah memiliki keluarga yang sempurna.

Tapi aku tau salii adalah wanita yang ramah bahkan bukan hanya padaku dia selalu bertingkah manis dan baik pada semua orang yang ditemuinya, memang dasar zayn saja yang tak pernah bersyukur dengan apa yang telah dia miliki.

Aku segera memutar kemudiku ketempat aku dan salii akan bertemu.

Salii mengabariku bahwa dia baik baik saja, dan dia pun mau menerima ajakanku untuk makan siang di café hari ini. Semoga ini jadi awal baru bagi hubungan kami.

Kulihat wanita cantik dengan celana jeans dan kemeja simple, sungguh dia salah satu ciptaan tuhan yang paling indah, aku melangkah turun dari mobilku tak lupa menggenggam bunga yang tadi sudah ku pesan.

Salii menoleh kearahku sambil melambai dan tersenyum, aku tau dalam senyumnya terdapat berbagai macam perasaan yang sedang ia coba tutupi dengan senyum terbaiknya.

c'mon sal, melihat keadaanmu seperti ini membuatku hancur tak bersisa. Batinku.

dia tak pernah mencintaimu sepenuh hati tak pernah sebaik yang aku lakukan

mengapa kau masih mempertahankan cinta pedih yang selalu membuatmu hancur

kau... harusnya memilih aku yang lebih mampu menyayangimu berada disampingmu, tinggalkan dia lupakan dia datanglah kepadaku.

Kau tak pantas tuk disakiti kau pantas tuk disayangi dan dicintai,

Bodohnya dia yang meninggalkanmu demi cinta yang tak pasti.

"hi salii. Maaf membuatmu menunggu, apa kabarmu?hei matamu bengkak"

"oh astaga aku sudah mencoba menutupi ini tapi masih terlihat? Aku terlihat sangat buruk ya sekarang?"

"no never, you always perfect like usually"

"oh thanks lou, oh ya aku akan mengurus perceraianku dan zayn secepatnya"ucap salii sambil menundukkan kepalanya, aku bisa melihat air matanya jatuh sekarang.

"hey hey, jangan menangis lagi kumohon"ucapku sambil menangkup wajahnya dan menghapus air matanya.

"terimakasih Louis, kau telah berbuat banyak"

"aku akan selalu ada disaat kau butuh aku sal,"

"tapi aku hanya khawatir pada anak anak, dan aku harus segera mencari pekerjaan"

"mungkin aku bisa membantu, hey aku punya rumah memang tidak di tengah kota seperti rumah lama kalian, tapi mungkin bisa untuk menenangkan fikiran?"

"oh tidak Louis itu terlalu berlebihan, kau sudah terlalu banyak membantuku"

"no, no kebahagianku adalah ketika melihat kau tersenyum bahagia kembali tanpa adanya luka"

"terimakasih banyak Louis"

"apapun untukmu sal,"

Salii's POV

Sebenarnya aku bingung dengan apa yang Louis lakukan. Aku tidak bodoh untuk mengartikan segala perlakuannya padaku dan anak-anakku . Aku bahkan belum bisa menghilangkan bayang-bayang zayn walaupun mungkin dia tidak pernah memikirkanku.

"mom, kenapa mom daritadi melamun?" Tanya priska yang datang membawa akmal kecilku.

"uh nothing, akmal bangun pris?"

"iya mom, sepertinya dia lapar"ujar priska sambil memberikan akmal padaku, dia sungguh akan jadi ibu yang baik kelak.

"terimakasih pris, oh ya besok mom akan pindah, adik adikmu yang lain mana?"

"mereka dikamar mom, mau kupanggilkan?"

"boleh nak, terimakasih ya"

Lalu priska pergi ke kamar adik adiknya untuk memanggil mereka.

"hi mom" ujar mereka berempat serempak.

"hi girls, oh lihat kalian semakin besar sekarang, berarti mom tua ya"

"oh mom ayolah kau adalah wanita tercantik pertama yang pernah ada di dunia dan planet mars, baru setelah mom, aku"ujar bila sambil mengibas ngibaskan rambutnya.

"husshh aku tau yang paling cantik" balas nandri sambil menoyor kepala bila.

"ih kak nan, sakit tau" ucap bila sambil memegangi kepalanya"apa ada kemungkinan aku gegar otak kak del? Kan kak nan noyor kepalaku dengan keras"

"hmm kalo dari gerak dan anggota  tubuh kak nan si gak kok bil, kak nan kan kurus kerempeng jadi kamu gak akan gegar otak kok"

"huft syukurlah"

"hahahah kalian ini ada ada saja si, yasudah mom mau kalian siapkan barang barang kalian, kita tidak mungkin kan terus terusan tinggal dirumah priska, tidak enak dengan ash dan mike"

"iya si mom, juga katanya nayell gamau nemuin aku kalo aku masi tinggal dirumah mikel"

"lo kenapa del?" tanyaku

"iya mom katanya mikel pernah nyolong burger extra big punya nayell bulan kemarin dan nayell masi gak ikhlas"

"astaga si perut karet bisa dendam juga ternyata" ucapku sambil menepuk dahiku.

"maafkan suamiku itu ya del, dia emang gitu bahkan minggu lalu dia sengaja menghabiskan seluruh stok makanan kami sampai sampai aku dan ash kelaparan seharian"

"astaga pris kok gitu, dasar rambut gulali aneh"

"jadi kita akan pindah ke daerah mana mom? Rumahnya gak berhantu kan? Ih kalo rumahnya berhantu nanti liam gak akan mau nyemperin aku kerumah, trus sendoknya nanti simpennya di laci ya jangan ampe keliatan kan kasihan my baby boodoo baa liam"

"nandri pelan pelan nak kalo ngomong, gini kalian tau uncle Louis? Teman baba?"

"oohh yang lucu kaya' kucing itu yah mom?" Tanya bila sambil mempraktekkan gaya ala ala kucing lucu

"haha iya nak, nah besok uncle Louis yang akan mengantar kita kesana"

"yeayyyy karena uncle Louis temennya baba berarti dia kaya dong wahhh boleh deh aku porotin buat minta beliin eskrim se dus" teriak delvi girang.

"astaga jangan del, dia sudah terlalu baik pada kita"ucapku pelan

"astaga mom aku Cuma bercanda jangan baper deh mom, kok akhir akhir ini tingkat kebaperan mom meningkat ya heran deh aku"

"ihh delvi" ucap nandri lalu dia membisikkan sesuatu pada delvi

"astaga aku lupa maaf ya mom"

"hhh tak apa, sudahlah"

Kemudian perbincangan berlanjut dengan saling lempar ejekan.

Malik's Banana FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang