"kita naik mobil ini?" Tanya jiyeon menunjuk sebuah Lykan Hypersport putih yang bertengger manis di parkiran hotel. Myung soo mengangguk lalu membukakan pintu untuk jiyeon "minhyuk yang memberikan ini?"
"iya. Aku tidak punya uang sebanyak itu untuk membeli sebuah mobil mewah"
Myung soo menutup pintu mobil ketika jiyeon sudah duduk manis di kursi penumpang. Jiyeon mengamati setiap inci mobil itu, ia tidak ingat minhyuk mempunyai mobil sport dengan edisi terbatas yang diproduksi oleh Negara Lebanon dan jiyeon tau ini adalah salah satu mobil termahal di dunia yang mampu mencapai kecepatan tertinggi 385 km/jam
"aku tidak ingat minhyuk memiliki mobil ini" gumam jiyeon
myung soo menghempaskan pantatnya di kursi pengemudi, melanjukan kecepatan sedang sesekali menatap jiyeon yang tersenyum sambil memandanginya "berhenti menatapku, ketampananku tidak akan berkurang meski kau menatapku seperti itu"
jiyeon mendesah pelan lalu menatap ke depan "jadi kau tidak percaya jika aku tampan?"
"terus kenapa? Kau ingin aku memujimu?"
"kau tau pria sepertiku ini langka dan hanya ada satu di dunia yang berhasil menyentuh sisi lemah seorang park jiyeon" ucap myung soo berusaha menggoda jiyeon lagi
"berhenti menggodaku"
"kau berubah. Lihatlah sekarang kau memakan gaun? Kau pikir cantik dengan memperlihatkan kaki jenjangmu?"
Jiyeon tertawa kecil. Hei dia sudah biasa dengan penampilan terbuka tapi kenapa baru kali ini pria itu memperotes penampilannya dan jiyeon menyukainya "kenapa? Aku menyukainya"
"jangan memakainya lagi lebih baik kau gunakan style musim salju karna aku menyukainya"
"sireo" ucap jiyeon pasti membuat myung soo menatapnya seketika. Tatapan yang tidak bisa jiyeon artikan, ia menyukai saat myung soo melarangnya ini dan itu "hya mengemudi yang benar!" jiyeon memukul lengan myung soo yang hanya dapat gelengan heran dari myung soo. "kita mau kemana?"
"aku akan mengajakmu ke suatu tempat'"
"emm? Kemana? Kau tidak berniat membunuhku dengan melemparkanku ke laut kan?"
Myung soo tertawa sambil memukul stir mobilnya. Bagaimana bisa jiyeon berfikir seperti itu "tapi sepertinya itu ide yang bagus"
"jangan tertawa"' jiyeon memperingati
"apa aku akan mendapatkan warisanmu jika aku berhasil membunuhmu?"
"jangan bercanda" jiyeon memajukan bibirnya kesal. Setidaknya seminggu bersama myung soo membuat ia harus ekstra sabar dengan lelucon myung soo yang kadang membuatnya sangat kesal
Mereka tiba di sebuah puncak dengan lautan yang membentang luas, Ini merupakan sebuah kawah yang luasnya sekitar 99.000M dan tinggi 182M. Seongsan Ilchulbong Peak dikelilingi dengan hamparan bunga canola yang berwarna kuning, disini semua orang bisa menikmati indahnya matahari terbit. Berjalan-jalan menikmati indahnya alam, bersepeda ataupun berkuda
Myung soo menggenggam tangan jiyeon yang berjalan di sebelahnya. Mereka menuju ke salah satu tempat penyewaan sepeda. Setelah mendapatkan kartu pinjaman myung soo langsung menghampiri jiyeon memberikan kartu kuning pada gadis itu "ini sepedamu"
Jiyeon tidak beraksi sama sekali. Menatap myung soo datar "kenapa? tunggu dulu. Jangan bilang kau tidak bisa bersepeda?"
Bingo!
Myung soo memang selalu bisa dalam hal tebak-menebak dia adalah yang baik di antara yang terbaik. Pria itu tertawa melihat ekspresi jiyeon lalu mengambalikan kartu kuning untuk jiyeon. Kini ia hanya meminjan satu sepeda sedangkan jiyeon berdiri di belakangnya memeluk lehernya
KAMU SEDANG MEMBACA
HEART.. DIGNITY AND DIE! [COMPLETED]
FanfictionSEBAGIAN CERITA DI PRIVAT. HARUS FOLLOW TERLEBIH DAHULU, TERIMA KASIH Park Jiyeon seorang gadis cantik, sombong, angkuh, egois, pemarah. ia tidak pernah percaya pada siapapun bahkan ayah kandungnya sekalipun sampai ia bertemu seorang pria bernama Ki...