I S SIRIUS TEME

3.2K 165 4
                                    

Chapter 5.

Sasuke hanya memandang kepergian kekasih yang ia pikir tak pernah menganggapnya.

Sesampainya di rumah sakit naruto langsung di bawa ke icu.

Dokter memeriksa naruto, dari mata hingga denyut jantungnya dengan banyak alat yang melilit naruto.

Setelah agak stabil, barulah dokter itu keluar dari ruang icu.

" bagaimana keadaannya sensei?" Tanya kiba.

"Dia sudah stabil, ada luka yang mengakibatkan pendarahan si tenggorokannya, mungkin juga perasaannya yang sedang memikirkan atau mengkhawatirkan sesuatu berlebihan" ucap dokter itu lagi dengan wajah sedih.

'Pasti sasuke!' Pikir kiba.

" maaf sensei, boleh aku melihatnya, oh ya kapan dia boleh pulang?" Tanya kiba.

"Tentu saja kau boleh melihatnya, ingat jangan buat dia stres, kau bisa membawanya pulang hari ini lagi pula di rumah kalian kan sudah ada alat seperti ini,, bila naruto mengeluh kesakitan, pasangkan saja alat alat di sana!, bukankah kalian juga punya dokter pribadi?" Tanya dokter itu.

" ya sensei, dia nenek kami, kepala rumah sakit ini" jawab kiba.

" kuserahkan semua padamu,, bahagiakan naruto" ucap dokter itu dan pergi.

Kiba masuk ke ruang icu, naruto sudah sadar disana, dengan wajah pucat, dan rambutnya yang sudah menipis.

" naru, kau sudah bangun?" Tanya kiba yang di jawab anggukan naruto.

"Ada yang kau inginkan?" Tanya kiba.

"Lepaskan alat aneh ini dari tubuhku, dan ayo pulang,, bau obat tidak enak" ucap naruto tersenyum lembut.

" dasar, kau sehat atau sakit sama saja, aku akan meminta suster untuk melepaskan semuanya, jadi sabar sebentar ya!" Ucap kiba.

Setelah suster melepas semua 'atribut' yang naruto pakai, kiba dengan gentlenya menggendong naruto menuju mobil, bukan karena naruto manja atau tak mau jalan, tapi karena kakinya tak bisa merespon otaknya.

Sesampainya di rumah naruto kembali di pasangkan 'atribut' oleh neneknya karena kondisinya menurun lagi.

Segala 'atribut' itu ada di sebuah kamar bernuansa... errr... jeruk?.. yah, itulah kamar naruto, karena faktor atribut yang sangat banyak, membuat kamar ini besar,, yang awalnya memang besar, seperti 2 kamar di jadikan 1.
Naruto wanita yang kuat, ia tak akan mudah pingsan hanya karena keadaannya tidak stabil seperti ini.

Hingga saat ia sadar ada seseorang yang mendorong pintu kamarnya dan mincullah...

"Kaa-san?, tou-san? Kalian sudah kembali?" Tanya naruto senang saat melihat siapa yang masuk ke kamarnya.

Wanita berambut merah a.k.a kushina, dan lelaki berambut pirang a.k.a minato dengan wajah super duper sedih.

" maafkan kami naru, kami baru mendengar seminggu yang lalu kalau kau tahu penyakitmu, maaf" ucap kushina memeluk erat naruto.

"Kaa-san... tak apa, aku tahu kalian sibuk dan bekerja lebih keras untuk membiayai pengobatanku, dan kalian tak mau aku sampai down kan?, aku wanita kuat kaa-chan berita seperti itu tak akan membuatku patah semangat" ucap naruto dengan cengiran 5 jarinya.

'Kau salah naru!, kau tak sekuat kelihatannya, pecahkan topengmu, menangislah, jujurlah, bahkan saat seperti ini kau masih tersenyum lembut?, kapan kau akan terbuka naru?' Pikir semua orang disana kecuali uang di pikirkan a.k.a naru.

" yare,yare, baiklah, kau harus sekolah 2 hari lagi, kaa-san hanya mengizinkanmu 3 hari pada pihak sekolah, kau harus sehat dan tak boleh lemah" ucap kushina.

Sasunaru's FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang