Jika aku tidak mengerti, maka aku akan belajar untuk mengerti.

322 26 1
                                    

"Kak!" Aku masuk ke dalam kamar kak Jin.

Sepulang dari rumah Eunwoo aku hanya terdiam. Berpikir apa yang terjadi. Kenapa Jungkook membohongi kakak? Apa tujuannya?
Kak Jin mendongkakkan kepalanya, mengalihkan pandangannya dari laptop kesayangannya.

"Oh Seojin? Ada apa? Tadi kamu bilang ada hal yang ingin ditanyakan, tapi sepanjang jalan kau hanya diam melamun."

Aku duduk di atas ranjang Kak Jin.

"Tentang Jungkook-" aku menggantung  perkataanku. Aku masih ragu membicarakan tentang hal ini. Oh Tuhan berikan aku keberanian berbicara dengan Kak Jin.

"Jungkook? Ada apa?" Dia menautkan alisnya bingung.

"Apa benar Jungkook bekerja di restoran cepat saji Bigstar?"

"Kakak rasa hal itu tidak usah kamu ditanyakan lagi."

"Kak tapi aku sudah bertanya pada pegawai restoran itu tidak ada yang namanya Jeon Jungkook bekerja direstoran mereka."

"Mungkin kau salah restoran."

"Kak restoran cepat saji yang namanya Bigstar di daerah X itu hanya satu! Yang tadi kakak jemput Seojin. Jungkook bekerja disana kan?" Nada bicaraku sedikit naik satu oktaf.

Kak Jin hanya tersenyum miring.

"Kak, pasti Jungkook berbohong pada kakak. Dia pasti sama saja dengan teman-teman kakak yang lain. Yang memanfaatkan kakak."

Aku terus mengoceh, tapi respon kak Jin hanya diam. Bahkan dia membuang mukanya dariku.

"Kak kenapa kakak diam saja. Tolong jawab aku."

Kak jin menatapku tajam.

"Sudah selesai bicara? Kau ini tahu apa tentang Jungkook? Kau ini tahu apa tentang teman-temanku? Hah?"

Kata-katanya santai, tapi 'tajam'. Intonasi bicaranya juga dingin.

'Bukan! Dia bukan kakakku!' batinku.

" Aku bertemu Jungkook di restoran itu dan dia sedang bekerja saat itu. Kau mengoceh seolah kau paham betul aku dan teman-temanku. Kalau kau tidak mengerti tentang duniaku, tutup sajalah mulutmu."

"Kakak?" Ucapku lirih.

Tanpa permisi, sebulir air bening menetes dari mataku. Sakit hati? Pasti. Kakak yang biasanya bekata lembut dihiasi senyum ramahnya padaku sekarang terlihat seperti orang lain.

"Kurasa pembicaraan kita cukup sampai disini. Ini sudah malam. Kembalilah ke kamarmu!"

Tanpa berpikir panjang lagi aku keluar dri kamar itu dan masuk kedalam kamarku.

"Mood kakak mungkin sedang buruk. Ya hiks sedang buruk." Monologku.

Aku menghibur diriku sendiri, agar tidak larut dalam rasa sakit hati ini.
***
Pagi ini aku turun ke ruang makan. Seperti pagi - pagi yang sebelumnya ada Ayah, Ibu dan Kak Jin. Sedikit enggan untuk menyapa pria muda yang sedang melahap roti isi di genggamannya. Aku duduk disebelahnya.

"Selamat pagi Ayah, ibu, k...ak"

"Selamat pagi cantik." Ibu membalas sapaanku.

"Selamat pagi sayang." Ayah pun membalas sapaanku.

Tiba - tiba sebuah tangan mengelusku.

"Seojin-ku selamat pagi." Kak Jin tersenyum ramah.

Aku terkejut. Apa yang kulihat ini hanya mimpi? Atau mungkin kejadian semalam itu yang hanya mimpi?

Entahlah. Tapi aku bersyukur kakakku kembali seperti semula. Aku memakan sarapanku dengan tenang.

"Bu, yah. Liburan musim panas besok Jin mau liburan bersama teman- teman Jin. Boleh ya?"
Ijin kakak dengan sopan.

"Teman - teman?" Tanya ayah dan ibu serempak.

"Jin belum cerita pada ayah dan ibu ya?"

"Belum." Geleng ayah dan ibu kompak.

"Jadi Jin memiliki teman baru yah, bu."

Kak Jin menceritakan teman - temannya pada Ayah dan Ibu. Terlihat raut bahagia di wajah mereka. Ya awalnya aku juga bahagia bu, yah. Tapi kalian belum merasakan keanehan tentang mereka. Kumohon jangan terlalu bahagia.

"Ayah! Ibu! Aku sudah selesai. Aku berangkat dulu kesekolah."

Aku bangkit dari temapat dudukku.

"Kau tidak mau berangkat bersama kakak, Seojin?"tanya kak Jin.

"Tidak usah kak." Aku membungkukan tubuhku. Lalu pergi ke sekolah naik bis.

Didalam bis aku terus memikirkan teman-teman kak Jin. Siapa mereka? Apakah mereka orang baik? Apa mereka tulus berteman dengan kak Jin? Tapi kenapa Jungkook bahkan berbohong perihal pekerjaannya? Apa itu yang disebut baik? Masih banyak pertanyaan - pernyataan itu berputar di kepalaku.

"......Kau mengoceh seolah kau paham betul aku dan teman-temanku. Kalau kau tidak mengerti tentang duniaku, tutup sajalah mulutmu."

Tiba- tiba kata - kata kak Jin itu terngiang ditelingaku.

"Kalau memang menurut kak Jin aku tidak mengerti tentang dunia mereka, maka aku akan mencoba mengerti."gumamku.

"Dan aku harus tahu siapa mereka."tekadku.
***********************************************************************

Maaf ya kalo ff nya kurang berkesan atau tulisan serta kata-kata yang kurang pas dan ga enak dibaca. Typo bertebaran --"
Aku masih baru dalam hal menulis. :)

Votementnya ya sahabat ^^

Bestfriend For My Lovely BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang