Aku sedang belajar dikamarku. Bagaimanapun aku tidak akan pernah bisa berkonsentrasi dengan pelajaranku, karena di pikiranku masih berputar pertanyaan ‘Siapa teman – teman kak Jin itu? Apa yang mereka inginkan dari Kak Jin?’
Aku pun memutuskan untuk keluar kamar. Berharap dengan menghirup angin malam dapat membuat otakku segar . Aku pergi ketaman belakang rumah. Aku berjalan di antara bunga – bunga ditaman ini. Setelah kakiku merasa lelah , aku duduk di sebuah bangku.
Aku menatap bunga-bunga itu bergoyang lembut tertiup oleh angin. Kulirik langit yang semakin larut dalam kegelapan.
“Seojin!?”
Aku menoleh ke arah suara.
“Kak Jin??”
Dia menghampiriku dan duduk disampingku.
“Kau sedang apa malam-malam disini?”
“Aku hanya mencari udara segar. Aku sedikit tidak focus belajar akhir-akhir ini.”
“Apa ada yang sedang mengganggu pikiranmu? Kakak lihat beberapa hari ini kau sering melamun.”
“Hanya sedang bingung memilih universitas mana, bukan hal yang besar kok kak.”
Bohong! Aku memikirkan kakak dan teman-teman kakak yang aku rasa sulit untuk dipercaya.
“Kakak sendiri? Untuk apa kakak pergi kesini? “
“Hanya ingin melihat indahnya malam hari.”
Aku mengerutkan keningku.
“Apa yang indah dimalam hari? Menurutku siang hari lebih menyenangkan. Semuanya bisa terlihat . Sedangkan saat malam hari semuanya gelap. Dan pandangan kita juga terbatas. “ucapku.
“Tapi ada yang tidak bisa kita lihat ketika siang hari. Dan mereka hanya datang ketika langit gelap.”
“Apa itu kak?”
“Bintang. Mereka tidak akan muncul ketika siang hari , tapi ketika langit gelap mereka muncul untuk menghiasi langit gelap itu.”
“Tapi saat hujan, kita tidak bisa melihat mereka?”
“Ya saat hujan memang kita tidak dapat melihat mereka, tapi mereka tetap ada disana."
Filosofi yang menurutku terlalu berbelit. Aku mengangguk meskipun aku sedikit kurang paham tentang pemikirannya.
"Kak, teman-teman kakak itu, kapan kakak mengajak mereka ke rumah?"
"Suatu saat, mungkin nanti setelah kami liburan."
"Kakak akan liburan? Kemana?"
"Entahlah. Mungkin kami akan berkeliling korea? Haha aku tidak sabar, pasti sangat menyenangkan."
"Aku boleh ikut?"
"Tentu saja... tidak boleh, haha" dia mencubit hidungku.
"Kenapa?" Aku mengerucutkan bibirku.
"Kau ini perempuan Seojin, dan kami ini semua laki-laki. Aku takut semua itu membahayakanmu. Jadi kau tidak boleh ikut."
"Kenapa sih kak? Lagipula ada kakak yang menjagaku kan disana. Jadi aku tidak usah takut."
"Tapi aku yang takut, tidak bisa menjaga adik kecil kesayanganku ini." Dia mengacak rambutku.
"Kak Jiiinn!" Aku memeluknya erat. Tuhan jangan biarkan kakakku sedih lagi. Aku ingin dia selalu bahagia.
"Kak?"
"Hm?"
"Apa kakak bahagia berteman dengan enam orang itu?"
"Aku sangat bahagia Seojin. Aku tidak pernah memiliki sahabat seperti mereka. Dan aku sangat nyaman bersama mereka."
"Tapi bagaimana jika suatu saat mereka membohongi kakak? Bagaimana jika dia sama dengan kak Jaehwan?"
"Bisakah kau tidak menyebut namanya? Aku bahkan sudah menghilangkan namanya dari ingatanku."
"Ma- maaf kak."
"Seojin, aku yakin mereka berbeda dengan si brengsek itu. Jadi kau tidak usah khawatir. Ya?"
"Tapi-"
"Ayo kita tidur, ini sudah terlalu malam. Aku rasa semakin larut, semakin tidak baik untuk tubuhmu."
Aku mengangguk.
"Eu kak! Saat liburan, jangan lupa hadiahi aku foto-foto kalian. Aku benar - benar sangat ingin melihat wajah mereka."
"Baiklah."
Kami berdua pun masuk kedalam rumah
***
Liburan musim panas tiba, kulihat kak Jin sedang bersiap-siap di kamarnya. Aku mengetuk pintu yang sedikit terbuka itu. Kak Jin tersenyum."Kakak akan bersenang - senang dengan teman- teman kakak, sedangkan aku berdiam diri di rumah. Menyebalkan."
"Kenapa tidak mengajak Namjoo untuk memakan eskrim?"
Aku menggeleng. Akhir-akhir ini Namjoo entah kenapa sering menghindar. Aku tidak tahu kenapa, mungkin setelah liburan selesai aku akan mencoba berbicara dengannya.
"Dia sedang sibuk. Hehe biasanya dia membantu neneknya mengelola restoran."
"Oh lalu pacarmu? Hehe" Kak Jin menatapku dengan tatapan nakal.
"Oho~ siapa maksud kakak? Sudah kubilang aku tidak punya pacar."
"Cha Eunwoo? Terlihat sekali kalian saling menyukai, kenapa tidak berkencan saja?"
Pipiku memerah. Kakakku sangat pandai jika menggoda soal Eunwoo.
"Dia saja tidak bilang, bagaimana bisa aku yang memulai? Uh harga diri."
"Haha dasar perempuan."
"Kakak sendiri? Kapan punya pacar?"
Kak Jin tersenyum tipis.
"Mencari teman saja aku susah, bagaimana aku punya pacar?"
*DEG*
Jawabannya enteng, tapi entah kenapa ingin sekali aku menarik pertanyaanku tadi.
"Kakak berangkat dulu ya!?" Pamitnya.
"Baiklah. Jangan lupa, foto. Atau kalau perlu kakak video mereka."
"Kau ini, baiklah. Kakak akan video mereka. Agar kamu tahu mereka itu orang-orang yang menyenangkan."
Kemudian kak Jin pergi. Aku hanya bisa melihat mobilnya melaju menjauh dari pandanganku lewat jendela kamar kak Jin.
***********************************************************************
Votementnya yaaa ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Bestfriend For My Lovely Brother
FanfictionBahagiaku lengkap setelah kakak memiliki sahabat, tapi....