Changed

292 24 0
                                    

"Seojin, Namjoo kalian berdua terpilih menjadi kandidat sebagai wakil sekolah kita dalam olimpiade fisika tahun ini," kata Guru Lee.

"Benarkah bu? Wah Namjoo kita terpilih." Ujarku antusias.

Terlihat raut wajah senang juga di wajah Namjoo.

"Tapi maaf hanya salah satu diantara kalian yang bisa maju," tambah Guru Lee.

"Apa? Tapi kenapa? Tidak bisakah kami maju bersama bu?"

"Tidak bisa. Setiap sekolah hanya bisa mengirimkan satu orang murid saja.,"

"Sayang sekali," jawabku lesu

Aku dan Namjoo keluar dari ruangan Guru Lee.

"Namjoo, kenapa hanya salah satu dari kita ya? Kan seru jika kita berdua ikut olimpiade itu."

"Ya." Katanya tersenyum tipis.

"Kau seperti tidak bersemangat. Kenapa?"

"Tidak apa-apa."

"Hei ceritalah padaku."

"Sudah kubilang tidak apa-apa . Jangan khawatir."
***
Sudah seminggu kak Jin dirawat dirumah sakit. Kondisinya sudah sangat membaik. Tapi kak Jaehyun bilang, kak Jin tetap harus dirawat di RSJ sampai pulih. Aku menjenguk kak Jin sepulang sekolah. Aku setiap hari datang kesini, tapi aku tidak banyak bicara padanya. Bicara seperlunya, itupun jika dia bertanya lebih dulu maka aku akan menjawabnya.

Aku mengupaskan apel untuk kak Jin. Ibu dan ayah sedang di kantin rumah sakit. Ibu memang perlu banyak mengistirahatkan tubuh dan pikirannya. Ayah juga.

"Seojin-ah!"

Kakak memanggilku dengan lembut.

"Hm?" Aku tersentak.

"Apa terjadi sesuatu?"

Aku menggeleng kuat seraya tersenyum kecil.

"Apa kau sedang ada masalah"

Aku menggeleng lagi.

"Apa kakak berbuat salah pada Seojin?"

"Hm? Maksud kakak?"

"Seojin berubah! Seojin tidak pernah menceritakan apa yang Seojin rasakan lagi pada kakak. Jangankan bercerita, Seojin bungkam setiap datang menjenguk kakak. Seojin terkesan memberi batas. Apa kakak melakukan kesalahan? Seojin marah pada kakak?"

Ya kak. Aku marah! Tapi bukan pada kakak. Aku marah pada kenyataan.

"Ah kakak! Seojin hanya tidak ingin membebani kakak. Kakak sedang sakit, mana mungkin Seojin bercerita yang aneh-aneh? Hehe"

Dia mengacak poniku semaunya.

"Kakak sudah sehat! Mungkin sebentar lagi, kakak akan keluar dari tempat membosankan ini. Hah kakak sangat bosan. Saat kakak keluar rumah sakit, Seojin harus temani kakak jalan-jalan! Janji?"

"Ya aku janji. Sembuhlah dulu! Ah iya, kak aku dan Namjoo terpilih sebagai kandidat wakil sekolah dalam olimpiade fisika tahun ini."

"Benarkah? Wah adik kakak pasti menang dalam olimpiade itu."

"Aku tidak yakin. Karena aku juga harus bertarung dengan Namjoo dulu."

"Semangat kau pasti bisa mengalahkan Namjoo."

"Ahaha entahlah."

"Seojin takut akan kehilangan salah satunya ya?"

"Oh? Bagaimana kakak tahu?"

"Jika Seojin harus memilih antara Namjoo atau olimpiade itu. Seojin akan pilih yang mana?"

"Tentu Namjoo kak. Olimpiade itu bisa aku ikuti tahun depan hehe. Tapi tidak akan ada kesempatan kedua memiliki sahabat seperti Namjoo."

Bestfriend For My Lovely BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang