BAB 2 -Keeping The Heart-

910 134 14
                                    




Kau tentu saja tidak boleh begitu saja mempercayai seseorang sampai 100%


Tetapi, hal itu tidaklah berlaku bagi seorang Kim jongin, dia begitu mempercayai park Chanyeol. Sangat mempercayainya sampai-sampai dia sendiri bingung apakah semua yang kini dilihatnya harus dipercayai ataukah tidak.


Dia lebih mempercayai Chanyeol bagaimanapun keadaannya, tetapi semua ini seakan-akan menamparnya keras.


Mata itu, senyum itu, tawa itu, pelukan hangat itu..


Semua kini hanya bagaikan sesuatu yang buram dan tidak lagi nyata.


Dan dia.. tidak tahu, apakah dia bisa mempercayai dirinya sendiri sekarang..




[][][]




"KAU BUKANLAH LAGI ANAKKU SETELAH KAU KELUAR DARI SINI!"


Teriakan penuh ancaman itu menggema bebas memenuhi ruangan demi ruangan mansion besar Kim ketika Kim Jongin putra tunggal dari keluarga itu berjalan mantap menuju ambang pintu utama.


Seakan tuli, Jongin malah mempercepat langkahnya tanpa ragu sedikitpun hinggap diwajahnya yang tampan. Dia sudah memutuskan semuanya dengan matang, dia memilih apa yang penting dalam hidupnya dengan tangannya sendiri dan dia berjanji tidak akan pernah menyesali keputusannya kelak, apapun resikonya.


Keluar dari mansion yang berarti keluar dari silsilah nama besar Kim yang telah membesarkannya sedemikian rupa menjadi pribadi yang kuat dan tidak pernah ragu memilih apa yang telah dikehendakinya. Bahkan kedua orang tuanya pun tidak akan pernah bisa merubah keputusannya. Ini adalah keputusan akhir yang akan menentukan kehidupannya dan dia tidak akan mengizinkan orang lain merubah keputusannya, apapun itu.


Berada di ambang pintu utama Jongin menoleh dan menatap sang kepala keluarga, ayahnya. serta wanita yang sangat dicintainya. Sang ibu―yang kini tengah menatapnya dengan wajah sendu penuh pilu. Jongin sangat ingin menghapus bulir air mata yang mengotori wajah ibunya, dia sangat ingin melakukan hal itu tapi sayangnya dia tidak akn berani melakukan hal itu, semua bisa berubah saat itu terjadi. Dia akan ragu. Dan dia tak suka keraguan.


"Mianhae."


Tanpa mengucap hal lain Jongin lantas berbalik memunggungi keduanya dan berlari keluar tanpa ada niatan menoleh ataupun berbalik barang sekalipun. Dia terus berlari seakan waktu telah hampir habis, berlari menembus angin yang berhembus menerbangkan daun layu yang meranggas jatuh ketanah. Berlari menuju punggung kokoh yang memberinya kebebasan, berlari menghalau dingin dan menuju dekapan hangat sosok yang membuatnya berani membuat keputusan yang merubah total seluruh kehidupannya, berlari menuju takdirnya.


Park Chanyeol.



PRETEND [ChanKai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang