Gaya Menulis / Voice

5.8K 356 11
                                    

Hari ini kita bakal membahas Gaya Tulisan / biasa yang disebut Voice. Ini merupakan hal paling penting dalam sebuah cerita karena mempengaruhi cara penyampaian cerita.

Tidak peduli ide ceritamu sedahsyat, sekeren, semasterpiece apapun, jika cara penyampaiannya salah atau jelek, maka ide itu tidak ada artinya.

Berbeda dengan cerita yang memiliki ide biasa-biasa saja bahkan mendekati mainstream, namun disajikan / disampaikan dengan cara yang menarik, maka ide biasa itu bakal jadi ide yang bagus.

Menemukan Gaya Tulisan ini hampir sama dengan pencarian jati diri. Gak bakal bisa ketemu hanya dengan sekali dua kali percobaan atau sekali dua kali baca buku. Ini perlu waktu tahunan serta harus diiringi perasaan ingin belajar terus.

Jika kamu mendengar sebuah lagu populer yang ada di radio, kamu pasti sudah bisa menebak suara siapa yang bernyanyi. Semua penyanyi yang baik pasti bisa membedakan diri dengan jelas antara satu dengan lainnya. Kamu pasti tahu suara Lorde hanya dengan mendengarkan dia bernyanyi sepenggal saja. Begitu pula dengan suara Steven Tyler dari Aerosmith, atau Afgan. Masing-masing penyanyi punya suaranya sendiri yang khas.

Nah, penulis yang baik juga bisa membedakan diri- nya dengan penulis lainnya. Penulis yang baik sudah sampai pada level mereka telah menemukan "suara" mereka, tulisan mereka sangat khas untuk dibaca.

Kabar buruknya, untuk mencapai level ini sangatlah sulit.
Kamu pasti pernah mendengar istilah "ih itu tu- lisannya kok ke-Dewi-Lestari-an sih?" atau "novel dia bagus sih, tapi tulisannya Andrea Hirata banget".

Se- orang penulis yang sudah menemukan voice-nya tu- lisan-tulisannya akan menjadi sangat khas sehingga ke- tika orang lain mencoba untuk menulis sesuatu seperti dirinya, langsung akan dicap sebagai pengekor. Itulah nikmatnya ketika seorang penulis sudah menemukan
voice-nya: dia selamanya tidak akan tergantikan. Dia akan menjadi orisinil.
Jadi, bagaimana caranya menemuka voice kita se- bagai penulis?
Berikut beberapa langkah yang bisa di bagi dari pengalaman orang" sebagai penulis:

1.

2

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2

3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


3

4

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


4.

5

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


5.

Oke, jadi, perjalanan mencari Voice ini nggak bisa diremehin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oke, jadi, perjalanan mencari Voice ini nggak bisa diremehin. Aku (reza) perlu tiga tahun nemuin voice dan merasa beruntung bisa baca karya-karya John Green, Truman Capote, Jodi Picoult, Jordan Belfort, Mark Haddon, dan sekarang aku mencoba menggabungkan itu semua untuk gaya tulisanku.

Jadi, sebagai penutupan, aku sarankan untuk menemukan penulis panutan. Usahakan panutan ini merupakan orang yang memang tulisannya sukses, di Indonesia ada Andrea Hirata, Dee Lestari, Tere Liye, Raditya Dika (untuk komedi), Eka Kurniawan, dan dari luar negeri banyak banget yang terjemahannya bagus. Maksud dari terjemahan bagus ini, si penerjemah tetap mempertahankan voice cerita itu dengan bahasa indonesia ..

Berikut beberapa tanya jawab pada saat sesi materi ini :

Kalo misalnya, kayak aku nih Kak Rez cuma baca" di wattpad doang. Soalnya kalo novel beneran males gitu hihi
Nah aku ada beberapa penulis wattpad yg aku suka, tapi semua genrenya sama, dan voice mereka nulis hampir sama juga. Itu bakal ngaruh ga buat nemuin Voice aku?

Ngaruh banget. hasilnya voice km akan sama lagi dengan yang lainnya dan kabar buruknya nggak ada yang spesial dari voicemu sebab gampang ditemuin di cerita lain.

Ayolah, kita baca novel asli, kita naikkan standar kita. Nanti kita akan temukan perbedaan" yg signifikan antara cerita di watpad dengan crita yg bukunya terpajang di gramedia. Belajar sama yang terbaik it's very good.

Nih aku kasi tau rahasia.

Pendapatan penulis" yang 'CUMA DARI ROYALTI' buku.

Andrea Hirata 3.9M/Bulan.
Dee Lestari 1.5M/Bulan
Raditya Dika 1M/Bulan

Cuma dari royalti jual buku ....

Iya itu baru royalti ... belom dari iklan endorse kalo dia trkenal berkat buku itu.

Nah jadi pertanyaannya sekarang. Kenapa mereka para penulis itu bisa dapat milyaran perbulan berkat karyanya..?

Kenapa?

Karena tulisan mereka bagus. Bagaimana cara mereka bisa bkin tulisan bagus? Mereka belajar terus dari yang terbaik dan nggak berhenti.

Penulis profesional itu sebenarnya penulis amatir yang gak berhenti...

Kak salah nggak sih kalau kita jadiin penulis idola kita role model? Maksudku ada kemungkinan gaya nulis kita sama dengan idola kita itu?

Nggak salah. Itu bagus. Tapi ada 2 kemungkinan, kalo role model kamu itu udah terkenal banget.
1. Kamu bisa disebut sebagai The Next dia
2. Kamu bisa dibilang plagiat

Lebih baik kamu cari banyak role model. Curi gaya penulisan mereka, ingat curi bukan pinjam, dan gabung-gabungkan supaya menjadi gaya kamu.

Biar tau itu udah jadi voice kita gimana bang? Biar kayak Dee konsisten di gaya dia itu.

Terbukti dari karya" kamu. Jadi kalau udah ketemu voice, buat banyak cerpen untuk terus diasah.

Masalahnya aku merasa, tiap nulis, aku kebawa sama gaya penulis novel yg sebelumnya aku baca.

No problem ... itu masa-masa pencarian jati diri sedang dimulai.

Selamat mencari jati diri. :)

***

Oke sekian materi malam ini.

Semoga bermanfaat.

12-04-2016
FWC TEAM

Dapur KepenulisanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang