Tata Cara Penulisan Dialog Part 2

21.9K 389 62
                                    

Selamat malam.

Sesuai jadwal yang berlaku, malam ini ada materi lagi, yeaay. Sudah paham mengenai dialog tag dan preposisi, kan? Semoga apa yang sudah di-share kemarin bisa diamalkan dalam karya tulis teman-teman. Malam ini kita akan melanjutkan materi yang masih berhubungan dengan tata cara penulisan dialog, beberapa tanda baca, dan penggunaan kata ganti.

Yuk, siapkan catatan kalian

1. Kalimat berjeda

Ada juga kasus lain, di mana kedua kalimat ini terputus oleh tindakan/action tanpa dialogue tag.

(a) "Tapi,"–dia menyimpan bukunya–"kamu serius dengan keputusanmu?"

(b) "Tapi,"–Nita menyimpan bukunya–"kamu serius dengan keputusanmu?"

Contoh dialog di atas perbedaannya terletak pada cara penulisan kalimat tindakan yang menyela (re: kalimat aksi).

Kalimat aksi harus diletakkan di antara dua tanda pisah en dash (–), tanpa menggunakan spasi. Kalimat aksi juga selalu diawali dengan huruf kecil, seperti di contoh (a), kecuali jika kalimat tersebut diawali dengan nama, seperti di contoh (b).

2. Kalimat terputus

(a) "Jangan bertindak bodoh! Itu a—"

Ketika dialog terpotong oleh kegiatan atau dialog karakter lain, gunakan tanda pisah em dash (—)

(b) "Aku ... ingin berhanti saja." (jeda dalam sebuah dialog)

(c) "Aku lelah ...," keluh Ana.

(d) "Aku lelah ...."

Jika tanda ellipsis muncul di akhir kalimat, tambahkan 1 tanda titik untuk mengakhiri kalimat. Tiga titik sebagai ellipsis (...) satu titik sebagai penutup tanda baca (.)

Kutipan dalam dialog

Jika mengharuskan kita mengutip kalimat orang lain dalam dialog, gunakan tanda petik tunggal ('...')

a. "Kemarin aku melihat anak-anak di jalan, mereka berteriak, 'Om, telolet, Om!' dan langsung berjingkrak senang."

Jika tanda petik tunggal (') dan tanda petik dua (") letaknya berdampingan, tambahkan spasi di antara kedua tanda baca tsb.

b. "Seperti kata Prie GS, 'Hidup ini keras maka gebuklah.' "

Dialog panjang

Kadang ada dialog dari karakter yang sama terlalu panjang untuk dijejalkan dalam 1 paragraf. Misalnya:

"Waktu itu tanpa diduga Kakek mengirim pesan khusus untuk Tias. Isi pesannya biasa saja, cuma menanyakan kabar. Lama-lama perhatian kecil itu semakin membesar, anehnya malah membuat Tias nyaman. Memang hati nggak bisa ditebak, awalnya iseng, terkadang mereka terlibat adu mulut untuk hal sepele. Enggak bakal ada yang menyangka kalau akhirnya perasaan itu muncul di hati mereka.

"Bilangnya sih enggak ada apa-apa,ternyata sekarang mereka sudah jadian. Hah, munafik!"

Dalam kasus seperti itu, dialog bisa dibagi menjadi 2 (atau lebih) paragraf. Yang perlu diperhatikan adalah, JANGAN akhiri paragraf dialogmu dengan tanda petik penutup sebelum dialog tersebut selesai, seperti di contoh.

Dialog yang tidak diatur jelas dalam panduan EBI.

Sebenarnya saat kita membaca novel seringkali menemukan jenis dialog yang tidak diatur jelas dalam panduan EBI. Beberapa di antaranya, sebagai berikut:

1. Dialog Gagap/terbata

a. "A-aku tidak tahu." (tanda pisah menghubungkan suku kata)

b. "A—aku tidak tahu." (jika pelafalan memanjang)

Dapur KepenulisanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang