Pt. 6 miss(rindu)

271 29 0
                                    

(Yn) pov

Aku terbangun dari tempat tidur dengan rambutku yang ala kadar. Mataku masih belum sepenuhnya terbuka. Aku pun mengucek mataku dan merenggangkan tanganku. Aku langsung turun dari tempat tidur dan merapikannya. Terus begitu, aku pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka ku. Dan pergi mandi.

~~

Aku langsung ganti baju dengan kaos putih polos dan celana jeans pendek. Kemudian keluar dari kamarku. Baru pagi, aku mencium aroma makanan yang sangat enak dari dapur. Aku pun menghirupnya dengan memejamkan mataku. Baunya enak, aku mengikuti arah aromanya tersebut. Di dapur, ternyata eomma menyediakan Waffle untuk sarapan. Tapi eomma tidak ada di dapur.

"Waaahhh... enak tuh." Ucapku.

Seseorang dari belakangku memukul kepalaku dengan sebuah koran. "Pikirannya makanan. Appa-nya gak disalam terlebih dahulu!" Ucap orang tersebut dengan kesal

"Aduh!" Memegang kepalaku yang sama sekali tidak sakit hanya refleks. "Bentar, Appa?" Tanyaku, lalu aku menoleh ke belakang. Oh ternyata appa. Dengan senang aku memeluk Appa-ku. "Appa! Appa udah pulang? Kapan?" Tanyaku.

"Tadi malam." Singkat appa-ku.

"Hmm." Gumamku melepas pelukanku dengan appa-ku tapi masih memegang kaos yang appa pakai. "Appa. Aku kangen sama appa!"

"Appa juga kangen kok sama makanan eomma." Canda appa.

"Iiih appa mah gitu." Dengan bibir yang dimajukan.

"Bercanda. Yuk makan!" Ajak appa-ku.

"Udah udah udah. Jangan ngoceh di dapur. Kalian ini bikin rumah jadi ramai!" Ucap eomma-ku yang tiba-tiba datang ke dapur. "Tolong taruh semua itu di meja makan!" Seru eomma-ku dengan menunjuk dengan telunjuknya ke makanannya.

"Baiklah!" Ucapku dengan mengerti.

Aku membawa semua makanan untuk sarapan kita dengan dibantu oleh eomma dan appa. Aku duduk di tempat duduk makan diantara appa dan eomma. Kita berdoa terlebih dahulu. Setelah itu aku pun memakan waffle tersebut dengan lahap. 

"Kenapa pipimu terlihat merah?" Tanya eomma yang sedang memotong waffle di piringnya dengan pisau di tangan kanannya dan garpu di tangan kirinya.

"Habis ditampar atau kiss mark?" Tanya appa-ku dengan mencurigakanku dan melirikkan matanya ke kanan sambil tersenyum.

"Iiih bukan appa! Ini tuh....bekas ketabrak tiang di panggung." Ucapku dengan bohong

"Emang anak appa belum punya pacar?" Tanya appa.

"Belum. Gagal mendapatkannya." Ucapku sambil memasukkan potongan waffle ke mulutku.

"Maksudmu Mingyu?" Tanya eomma.

Aku pun menaruh sendokku ke piring sambil menggelengkan kepalaku ke kanan kiri. "Bukan.. bukan dia. Kita cuman teman, eomma."

"Terus siapa?" Tanya appa.

"Teman SMA ku-...." suara bel berbunyi pertanda ada seseorang yang membuat bicaraku yang terputus.

"Siapa?" Tanya eomma.

"Biar aku yang bukakan." Ucapku berdiri dari tempat duduk dan melangkah ke depan pintu.

Orangnya terlihat tinggi dari bayangan jendela. Mungkin Taehyung! Aku pun sangat senang memperkirakannya. Tunggu! kenapa aku masih mengharapkannya. Ayo lost it! Jangan sampai diingatkan kembali. Membuat hatiku menjadi sakit. Lupakanlah (yn)!!

Kubuka pintunya, orang tersebut menekan belnya terus. "Iya!" Ternyata Mingyu. "Eh Mingyu. Ada apa?"

"Aah...ada waktu luang tidak?" Tanyanya.

"Banyak banget. Emang kenapa?" Tanyaku balik.

"Aku mau ngajak kencan bersamamu." Ledek appa-ku dari belakangku. Dia selalu bercanda seenaknya.

Aku langsung menoleh kebelakang."appa! Jangan gitu dong."

"Maaf! Silahkan bicara lagi. Appa tidak akan menggangu perempuan appa yang sedang jatuh cinta." Ucap appa lagi.

"Appaaa..." aku mulai cemberut. Aku melihat Mingyu hanya tertawa. Aku merasa malu.

"Ya! Mingyu!" Panggil appa. Mingyu memperhatikan appa. "Bawa gih anak appa." 

Mingyu hanya tertawa saja, terlihat giginya yang sangat khas bagiku. Appa-ku selalu bercanda atau ngomong yang tidak-tidak. Tapi tanpanya akan kesepian, jadi seperti ini sudah cukup.

"Ikut aku." Ajaknya.

"Kemana?" Tanyaku.

"Pokoknya ikut saja. Refreshing." Ucapnya tanpa memberitahuku tujuannya kemana.

"Bilang aja mau ngajaknya kencan, Mingyu." Ledek Appa-ku.

"Appa berhenti! Malu." Ucapku kesal. "Ya udah aku ganti baju dulu." Lanjutku pada Mingyu.

"Ku tunggu." Ucap Mingyu.

"Ku tunggu cintamu~" ledek appa-ku lagi. 

Aku hanya menghela nafasku panjang dan langsung pergi ke kamarku. Tapi aku hanya tersenyum melihat tingkah ayahku. Sudah lama tidak mengalaminya. Aku benar-benar sangat kangen padanya. 

Mengganti bajuku dengan celana jeans panjang warna biru tua, jaket hitam, dan topi berwarna hitam. Kenapa aku berpakaian seperti ini? Karena di luar sana aku akan di kejar-kejar penggemar mau yang perempuan ataupun yang laki-laki, untuk jaga-jaga. Lalu aku keluar dari kamar, mereka menatapku serius.

"Wae?" Tanyaku yang bingung melihat mereka.

"Kok bajunya seperti itu?" Tanya appa.

"Kan banyak penggemar disana appa. Emang appa mau anak appa terluka?" Tanyaku balik.

"Tidak. Maksud appa tuh yang manis. Kan ini kencan." Ucap appa ku.

"Aaah!" Desah ku kesal. "Tuh kan appa gitu lagi. Udah ah." Aku langsung melangkah ke Mingyu dan menarik tangannya. "Dah. Yuk langsung berangkat aja. Eomma, appa aku berangkat."

"Hati-hati sayangku." Ucap eomma-ku lembut.

"Semoga lancar kencannya." Kata appa.

Lagi lagi dan lagi dia meledek kita. Tau ah! Terserah! Aku langsung menariknya keluar bersamaku dan melepaskannya. 

Aku menoleh ke belakang. "Sekarang mau kemana?"

"Hmmm....ke wahana mau?" Aku mengangguk.

Kami pun berjalan bersama. 

*******
Jangan lupa baca
Miracles in december by tklovers

WHO'S THE HIGHEST??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang