2. Belum Move On

963 42 0
                                    

Pagi hari pun tiba. Aku sedang bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Aku pun segera ke meja makan.

"Pagi semua"

"Pagi Jean" sahut mereka. -papa, mama, koko-

"Udah blom ko makannya? Kita berangkat sekarang. Udah mau telat loh ko."

"Okok. Sekarang kita berangkat. Pergi dulu ma, pa"

"Hati-hati, jangan ngebut bawa mobilnya." Peringatan dari mama.

"iya ma" Jawab koko.

Kami pun segera menuju sekolah dengan mobil nissan 370z milik koko. Kami sudah sampai di sekolah. Aku keluar dari mobil dan langsung dirangkul koko. Banyak yang mengagumi koko. Yah sudah bisa kalian tebak. Dia salah satu most wanted di sekolah ini. Koko sekarang sudah menduduki kelas 12. Sedang kan aku masih kelas 10.

Kami berjalan melewati lapangan basket yang bersebelahan dengan lapangan sepak bola. Aku melihat seseorang yang sangat ku kenal. Yah walaupun itu dulu. Aku melihat dia yang sedang berlatih dengan menggiring bola itu. Saat sedang asik melihat dia, koko membangunkan ku dari lamunan ku.

"Ngapain sih lo masih mikirin dia? Emang dia pernah mikirin lo? Gak kan? Jadi gak usah mikirin orang yang gak mikirin lo. Gak capek apa mikirin dia mulu. Mending lo cari yang baru dut." Ucapnya. Lah dia kira lupain orang segampang membalikkan telapak tangan apa?

"Yeee, lo pikir lupain orang tuh segampang membalikkan telapak tangan apa? Susah tauu. Susah."

"Apanya yang gampang? kalo otot-otot tangan lo ada yang gak berfungsi, pasti susah juga kan? Semuanya emang perlu proses. Tapi jangan kelamaan juga kali prosesnya."

"Iya deh iya. Gue usahain ya ko. Lo kayak gak tau gue aja sih."

"Yaudah, gue ke kelas dulu dut. Jangan bandel lo."

"Iya ih. Rese lo"

Sekarang aku emang udah di depan kelas. aku pun masuk dan berjalan menuju mejaku.

"Pagi Jeeee." Sapa Cene, Zahra, Titin

"Pagi semuaa." jawabku.

"Gue punya berita buruk nih Je. Gak tau juga yah buruk atau gak buat lo. Tapi kayaknya buruk sih." Ucap Zahra. Berita apaan nih?

"Berita apaan?" Tanyaku.

"Si Bian pacaran sama si Sasha, Jee."

JLEBB

"Ha?! Yang bener lo?!" Kok ngejleb sih?

"Iya Je. Tadi kami denger dari kelas sebelah. Si Pammy tiba-tiba datengin gue trus bilang kalo Sasha pacaran sama Bian." Ucap Zahra. Pammy sahabat nya Zahra di gerejanya.

"Gue kaget pas dengernya. Gila. Gak nyangka aja gitu kalo mereka bisa pacaran." Ucap Titin.

"Yaudahlah. Lagian bukan urusan gue juga kalo mereka pacaran." Sahutku. Ngomongnya mah gak ngurusin. Padahal nanti juga Stalker mereka paling. Huft.

"Yakin lo Je? Bukannya lo masih suka sama Bian?" Tanya Olive.

"Lah, kalo gue masih suka sama dia, dia mau apa? Kalo memang dia gak suka gue lagi yaudah. Itukan terserah dia." Jawabku.

"Yaudah, gue tau kok perasaan lo gimana. Tapi lo gak boleh sedih ya ngeliat mereka berduaan nanti. Janji?" Ucap Zahra.

"Iya deh iya. gue janji." Moga aja lo bisa pertahanin janji ini Je.

***

Bel berbunyi. Waktu istirahat pun dimulai. Kami -Za, Tin, Ton, Cene, Olip, Aku- pun pergi ke Kantin. Untuk apalagi? Yah makanlah. Kami pun duduk di meja yang berdekatan dengan pintu masuk kantin.

Kami pun memesan makanan. Karena merasa bosan, aku mengajak yang lainnya untuk mengobrol. Saat sedang mengobrol, masuklah sepasang sejoli yang sedang mesra-mesranya. aku yang melihat itu pun langsung membuang wajahku ke arah lain. Toni yang melihat itu hanya bisa memberikan semangat untukku. Yah, ak harus bertekad untuk move on darinya. Aku harus melupakannya. Dia aja uda lupain aku, masa aku gak bisa?

Pesanan kami pun datang. Dan kami memakan makanan kami dengan obrolan santai.

***

Jam pulang pun tiba. Semuanya sedang bergegas membereskan bukunya untuk cepat-cepat pulang ke rumah masing-masing. Sedangkan aku dan 5 temanku masih santai karna kami ada ekskul basket. Kami semua memang memiliki hobi yang sama. Basket. Zahra lah yang menjadi kapten tim kami. Sedangkan koko lebih memilih sepak bola. Bukan berarti dia tidak bisa main basket. Dia sangat handal dalam memainkan basket. Tetapi dia lebih memilih sepak bola. Yah terserah dia sih. Huhuhu.

Kami sudah siap-siap untuk berlatih. Coach pun sudah datang. Kami memulainya dengan pemanasan. Karna lapangan Basket bersebelahan dengan lapangan Sepak bola, aku bisa melihat Bian yang sedang berlatih juga. Aku pun mengelilingi penglihatan ku dan benar! Disana juga ada Sasha. Huft. Kapan aku bisa ngelupain dia? Ngerelain dia? Lamunan ku buyar karna bang Jo -Coach- memegang pundakku.

"Je?"

"Ha..haa ada apa?"

"Lo kenapa? Kalo emang gak konsen mending duduk dulu bentar. Daripada lo nanti kena bola."

"Ah.. gue gpp kok. Ayo lanjut pemanasannya."

"Ok. Konsen ya Je."

"Iya bang."

Aku lagi belajar untuk lay up. Dari dulu kelemahanku memang di lay up. bagi ku ini paling susah dari yang lain.

"dua langkah sebelum shot pake tangan kanan lo. Jangan lebih. Kayak gini. Liatin nih." Ujar bang Jo.

"Iya bang."

"Nah kayak gini. Coba deh."

Aku pun mencoba untuk lay up. Masih tidak bisa juga.

"Ck. Lo emang gak bisa lay up ya? Lo perhatiin baik-baik caranya. Ini terakhir loh ya." Aku pun memperhatikan dia dengan seksama. Jika di lihat-lihat, bang Jo memiliki wajah yang tampan. Badannya yang tegap dan tinggi itu cukup untuk menambah ketampanannya. ditambah baik. Kalau saja aku bisa menyukai orang seperti bang Jo, mungkin aku akan bahagia. Daripada sama Bian, mereka sama-sama tampan, tapi aku tidak bisa melupakannya. Kenapa aku mikirin dia sih?

"Je?" Aku tersontak mendengar panggilan bang Jo. Akhir-akhir ini aku sering melamun jika mengingat-ingat dia.

"Aduh bang. Sorry sorry. Gue ngelamun mulu kan? Sorry bang."

"Iya gpp. Gue kesana dulu ya. Kalo mau istirahat, istirahat aja. Pucet loh muka lo."

"Oke bang. Thanks."

Gue pun pergi istirahat sebentar. Tiba-tiba, sakit kepala itu datang lagi. Kali ini lebih sakit dari sebelumnya. Aku mencoba untuk rileks. Tetapi dalam sekejap semuanya menjadi gelap.

***

To be continued.....

120416

Late.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang