10. Permohonan Terakhir

1.1K 42 1
                                    

Hari-hari dengan kemoterapi pun terlewati. Yah walaupun masih harus kemoterapi lagi. Hasil dari kemoterapi ini sangat terlihat. Badanku tambah kurus, rambutku yang rontoknya banyak banget, nafsu makan ku yang turun, dan lain-lain. Walaupun aku mencoba untuk makan banyak, tetap saja ujung-ujung nya aku akan muntah. Menyebalkan memang.

Hari ini, teman-temanku pun datang lagi. Tidak ada capeknya mereka. Sekali ku tanya, mereka menjawab, "apa sih yang enggak buat Jeanny?" Dengan muka jail mereka. Aku tau mereka seperti itu hanya untuk menghibur ku. Aku juga cukup terhibur. Aku tau, sangat tau sekali waktu ku sudah tidak banyak. Sering kali ku katakan bukan.

"Guyss, gue mau nanya nih."

"Nanya apa Je?"

"Kalo gue ngajak Bian buat jalan yang terakhir kalinya, gimana?"

"Gila lo! Udah jelas-jelas dia udah gak suka sama lo Je! Lo masih aja ngejar dia." Ucap Zahra.

"Yah mau gimana lagi Za, gue pengen banget jalan sama dia buat yang terakhir kalinya."

"Yah kalo menurut gue sih terserah elo nya, kalo di tolak gimana?" Ucap Cene.

"Gue gak tau juga sih, ya tapi gue mau nyoba dulu ngajak dia jalan."

"Gimana lo ngajak nya?" Tanya Toni.

"Besok kalian anterin gue ke sekolah ya? Mau kan?"

"Lah pacarnya gimana?" Tanya Titin

"Kita cari waktu pas mereka lagi pisah. Atau gak minta pas Bian nganter Sasha pulang, gue telepon Bian buat ke sekolah lagi."

"Kalo dia gak mau gimana?" Ucap Olive

"Ah, udahlah, kita liat aja nanti gimana."

"Okee."

***

Sekarang aku sudah berada di cafe dekat sekolah. Sebentar lagi jam pulang. Dan ternyata, sudah terlihat murid-murid yang keluar gerbang sekolah untuk pulang. Aku menyuruh Toni dan yang lain untuk bicara kepada Bian, agar ingin bertemu dengan ku di taman belakang sekolah sehabis Bian mengantar Sasha pulang. Aku hanya ingin mengajaknya untuk yang terakhir kalinya. permintaanku bodoh memang. Tapi aku memang masih cinta dengan nya walaupun dia sudah 'bosen' dengan ku.

Line~

Line ku berbunyi.

Toni : dia mau.

Jeanny : thanks Ton.

Toni : urwell.

Akhirnya dia mau. Aku memang tidak berani melakukan ini. Tapi hanya inilah satu-satunya yang kuinginkan sebelum Tuhan mencabut nyawaku. Sekelebat aku melihat Bian dengan Sasha yang sedang boncengan menaiki motornya Bian. Langsung saja aku pergi menuju taman belakang sekolah. Aku pun duduk disebuah bangku yang berada disana.

10 menit...

Aku takut dia tidak datang lagi. Aku takut kejadian itu terulang lagi.

"Ada apaan lo suruh gue kesini?" Itu suaranya. To the point sekali. aku pun berdiri dan berhadapan dengannya.

"Emmm... emmm.. gue mau nga-ngajak lo ja-jalan."

"Gak bisa."

"Kenapa? Please, sekali aja. Gue gak bakal minta ini lagi ke lo. Ini bakal jadi yang terakhir kalinya gue jalan bareng lo. Please Bi, please."

"Gak bisa. Dan lo suruh gue kesini cuma buat ngomong itu? Gue pergi sekarang."

"Gue mohon, hari ini aja jalan bareng gue. Ini bakalan jadi permohonan terakhir gue. Gue gak akan buat lo nyesel sama permohonan terakhir gue ini. Please.. Please banget Bi... Please..."

Late.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang