16. What is this feeling ?

4K 219 0
                                    

Aga, Bunda dan ayah Bia berlarian di koridor rumah sakit. Saat mereka menerima kabar bahwa Bia kecelakaan, mereka langsung datang ke rumah sakit dan mencari keberadaan Bia.

Disana, seorang gadis terbaring lemah dengan darah yang masih ada di sekitar kepalanya.

Dokter yang menangani pun keluar ruangan dan menghampiri orang tua Bia.

"Anda orang tua dari Bianca?" Tanya dokter.

"Iya dok, bagaimana kondisi anak saya?" Tanya ayah Bia.

"Kepalanya terbentur cukup keras pak, kami harus segera mengambil tindakan operasi karena jika tidak akan terjadi pendarahan diotaknya." Jelas dokter yang bernama Daniel itu.

"Lakukan yang terbaik untuk anak saya dok." Ucap Aldo--Ayah Bia.

"Baik, operasinya tidak lama, anda bisa menunggu.".dokter itu pun berlalu meninggalkan keluarga Bia.

"Kalo Bia kenapa-napa gimana yah??" Tangis Bella--Bunda Bia pun pecah.

"Sudah, bunda tenang aja. Bia pasti selamat kok. Kita berdo'a aja buat Bia." Kata Aldo menenangkan Bella.

Aga hanya duduk disalah satu bangku sambil mengacak rambutnya. Ia tak menyangka ini akan terjadi.

Hampir sua jam mereka menunggu, akhirnya dokter Daniel pun keluar dari ruang operasi dan menghampiri orang tua Bia.

"Operasinya berjalan lancar, Bu Pak. Pasien sekarang sedang dalam masa kritis. Mungkin dua hari, tapi itu tidak menjadi patokan. Kalau tuhan berkehendak pasien pasti cepat sadar." Jelas dokter.

"Baiklah dok, boleh saya melihatnya?" Tanya Aldo.

"Silahkan."

Akhirnya keluarga Bia masuk ke dalam ruangan yang sekarang ditempati Bia. Mereka melihat Bia berbaring dengan selang-selang dan alat bantu pernafasan yang terdapat pada tubuhnya.

Melihat pemandangan tersebut, Bella mulai menangis. Menangis karena tidak bisa menjaga anaknya dengan baik.

"Ini semua salah Aga, yah bun." Ucap Aga tiba-tiba.

"Apa maksud kamu?" Tanya bundanya.

"Aga nggak jemput Bia pas pulang sekolah tadi. Aga biarin Bia pulang sendiri dan.." Aga tidak sanggup melanjutkan perkataannya.

Aldo mengelus pundak anak sulugnya ini," ini semua sudah takdir nak. Bia begini bukan salah kamu. Allah sudah mengkehendaki ini semua akan terjadi. Kita berdo'a saja supaya Bia cepat sadar."

Aga salut terhadap ayahnya yang selalu tenang menghadapi situasi apapun, dan menenangkan dirinya yang sedang kalut.

***

Cahaya putih itu menyilaukan pengelihatan Bia. Bia sendiri tak tau ia ada dimana sekarang. Yang pasti suatu tempat yang indah dan sejuk.

Disinilah Bia sekarang, duduk ditengah taman bunga yang indah nan sejuk. Seorang diri disini membuat Bii bingung sebenarnya tempat apa ini.

Akhirnya Bia beranjak untuk mencari tau tempat apa ini. Saat Bia melewati jembatan kecil didekat danau, ia teringat dengan teman masa kecilnya.

Bia tak sengaja mendapati seseorang disana. Itu Nono. Teman masa kecil Bia. Bia mengejar orang itu dan akhirnya mengetahui wajah aslinya.

Bia kaget begitu melihat wajah yang ia yakini adalah teman masa kecilnya.

"Kak Abi?!" Bia tidak bisa menutupi rasa terkejutnya mendapati sosok cowok yang sangat ia kenal ada disini.

"Kakak ngapain disini?" Pertanyaan yang sedari tadi mengganggu Bia akhirnya tersampaikan juga.

"Aku mau ngajak kamu balik" tegas Abi.

"Tapi aku nggak mau balik. Disini enak tau, sejuk gitu. Cuci mata hehe." Jawab Bia.

"Ck! Kamu ga berubah ya, pas diajak ngomong serius aja malah bercanda."

"Aku ga bercanda kak. Aku serius sama ucapak aku. Aku ga mau balik."

"Kamu harus ikut aku balik, Bia." Aki tak mau kalah.

"Kalo kakak mau balik, kakak balik aja sendiri." Kata Bia.

Dan sejurus kemudian, Abu menghilang entah kemana. Bia menyesali perkataannya barusan. Ia tak ingin orang yang dicintainya pergi. Tidak untuk saat ini.

***

Ditempat lain, Abi sedang bermalas-malasan diatas ranjang kamarnya. Ia merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan perubahan sikap Bia.

Abi tersenyum saat membuka layar handphone nya dan mendapati wallpaper adalah fotonya bersama Sherly. Ia berani menyatakan perasaannya yang selama ini ia pendam.

Walaupun begitu, Abi mempunyai firasat buruk tentang hal ini. Apakah ia yakin ia mencintai Sherly? Ataukah hanya perasaan kagum sesaat?

Abi merenungkan itu, tapi untuk saat ini ia masih ingin menikmati kebahagiaan yang ia rasakan saat menjadi pasangan Sherly.

Lama memandangi wallpaper handphone nya, akhirnya Abi memutuskan untuk mengirim pesan singkat teruntuk kekasihnya saat ini.

To: Sherly

Good night, sweet dream

Lalu ia memutuskan untuk tidur tanpa menunggu balasan dari seberang sana.

***

Keesokan harinya seperti biasa Abi dan Sherly sedang makan dikantin. Mereka hanya berdua. Semenjak Abi berpacaran dengan Sherly, ia tak banyak menghabiskan waktu dengan dua temannya.

Ia lebih memilih berdua dengan kekasihnya dari pada harus bareng sahabatnya. Egois memang, tapi apa boleh buat?

Saat Abi memakan makanannya, ia melirik bangku yang tak jauh darinya. Disana terdapat Miko, Alvaro, Fira, dan Abel. Tidak terdapat Bia.

Abi bingung, kemana Bia sebenarnya? Apakah Bia menghindarinya? Karena Sherly? Itu tidak mungkin.

Tak lama, Abi mendengar berita bahwa Bia tidak masuk sekolah. Ada perasaan tidak enak menggerogoti pikirannya saat mendengar kabar itu dari Abel--sahabatnya Bia. Abi menguping pembicaraan mereka.

"Sayang, nanti temenin aku ke mall ya." Suara centil itu membuyarkan lamunan Abi.

"Ke mall lagi?" Tanya Abi.

Abi mulai jengah dengan kebiasaan kekasihnya ini. Bayangkan saja, kemarin Abi sampai bolak-balik ke mall dua kali hanya karena barang yang dicari oleh Sherly belum cukup. Ck!

"Iya, ada brand baru. Aku udah nunggu lama dan sekarang udah keliar, aku ga mau kehabisan barangnya." Ucap Sherly manja.

"Oke deh. Tapi ga lama kan? Aku mau kerumahnya Miko."

"Kamu lebih milih Miko dari pada Aku?!" Tanya Sherly.

"Ya ga gitu juga. Aku mau kerjain tugas." Dusta Abi. Sebenarnya ia ingin berbagi cerita dan menanyakan sesuatu kepada Miko. Mungkin Miko bisa membantu mengatasi kebingungnnya ini.

***

Abi benar-benar menepati janjinya pada Sherly. Sekarang mereka berada disebuah mall tak jauh dari rumah Sherly.

Sherly menggaet tangan Abi seakan menunjukkan bahwa Abi adalah miliknya seorang. Abi hanya pasrah, toh dia senang. Dia hanya benci terhadap kelakuan dan sifat Sherly yang menindas dan sok berkuasa.Tapi diluar itu semua Abi yakin Shely adalah orang yang baik.

Mereka masuk kedalam mall dan Sherly dengan semangat menarik Abi ke toko yang menjual tas berbagai brand mahal.

Setelah Sherly mendapat apa yang ia inginkan sejak kemarin, ia mengajak Abi ke toko baju yang ada disebelahnya. Tak kalah mahal dan bermerk.

Setelah Abi langsung mengantar Sherly pulang. Abi tak langsung pulang, kembali ke tujuan utamanya yaitu kerumah Miko.

Setelah tiba dirumahnya Miko, abi langsung masuk kedalam rumah karena memang ia sudah terlalu sering datang kesini.

Tak lama Abi menunggu, keluarlah pembantu Miko.

"Den Miko lagi keluar, Den. Katanya mau jenguk temen nya dirumah sakit." Kata pembantu Miko.

"Oh kalo begitu saya balik dulu, Bi. Titip salah buat Miko." Abi pun berlalu dari rumah itu.

The Same FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang