Bab 15

2.2K 208 9
                                    

Melody termenung di balkon kamarnya. Pikirannya bercabang pada satu titik. Hingga suara Giselle mengalihkan pikirannya. "Galau lo?"

"Nggak kok. Gue cuma mikirin gimana nasib hubungan gue sama Kak Audric."

"Yaelah. Gitu aja dipikirin."

"Hayati lelah di-HTS-in," ucap Melody asal.

Giselle memegang kening Melody yang langsung ditepisnya. "Gak panas kok. Lo kenapa deh?"

"Gak kenapa-napa."

"Jangan-jangan lo kena virus alaynya Harris lagi?"

"Ngaco lo."

"Terus?"

"Bentar deh. Sejak kapan lo di sini?" tanya Melody balik.

Giselle duduk di tepi ranjang. "Sejak 15 menit yang lalu."

"Kok gue gak nyadar ya?" Melody ikut duduk di tepi ranjang di samping Giselle.

"Lo sih terlalu sibuk sama pikiran lo sendiri."

Melody memutar bola matanya. "Lagian ngapain lo ke sini?"

"Emang gak boleh?"

"Bukannya gak boleh tapi ini udah malem, Gi." Melody merebahkan dirinya di atas ranjang.

Giselle ikut merebahkan tubuhnya di samping Melody. Matanya terpejam. "Ya udah sih. Gue nginep ya hari ini."

Melody mendengus kesal saat mendengar napas Giselle mulai teratur.

***

Besoknya, Melody dan Giselle berangkat bersama lagi. Kali ini, mereka melewati jalan yang berbeda dari biasanya. Melody tidak mau terkena sial lagi.

"Ngapain sih kita lewat sini? Tambah jauh tau!" gerutu Giselle.

Melody tidak menjawab. Ia malah dengan santainya berjalan hingga sebuah suara memenuhi gendang telinganya.

Tin tin

Itu suara klakson. Bukan nama kartun.

Melody beserta Giselle berhenti berjalan karena di hadapannya sekarang ada mobil yang seenak pantat ayam, karena jidat udah mainstream, berhenti di tengah jalan. Entah kenapa wajah Giselle yang tadinya masam kayak kisah cintanya, sekarang berganti sumringah.

Kaca mobil tersebut perlahan turun. Menampilkan sosok tampan yang sedang tersenyum ke arah Melody. "Mau bareng?" tanyanya.

"MAU!"

Bukan. Itu bukan suara Melody. Tapi Giselle. Dan tanpa tahu malu, Giselle sudah duduk dengan nyaman di kursi penumpang mobil tersebut.

"Maafin sikap Giselle ya, Kak. Dia memang gitu," ucap Melody.

Audric mengangguk memaklumi. Ia menoleh sebentar ke belakang. Mendapati sepasang kakak adik yang sedang bertengkar. Matanya mendelik. Menyuruh mereka agar diam.

"Masuk, sini. Lima belas menit lagi bel loh."

"Iya, Kak." Ketika hendak membuka gagang pintu belakang, Audric menyuruh Melody agar duduk di sampingnya.

"Tapi, Kak, di situ ada Kak Harris."

Audric menoleh ke sampingnya. "Lo pindah belakang," ucapnya kepada Harris yang dari tadi memang ingin duduk di belakang. Biasalah, modus.

Harris pun pindah ke belakang dan Melody duduk di samping kemudi.

Mobil perlahan berjalan. Diiringi dengan suara keributan dari kursi belakang.

"KaYooo, singkirin ini orang dari gue!" Giselle merengek kepada Kakaknya, Gio, sambil menunjuk Harris yang ada di sampingnya.

Gio mengelus rambut Giselle yang ada di dekapannya. Tatapannya berubah galak ketika melihat Harris yang masih kekeh menggoda Giselle. "Ris, udah gue bilangin berapa kali kalau lo jauh-jauh dari adek gue."

Harris cemberut. "Gue gak bisa jauh dari bebeb Giselle."

Sontak Gio bergaya pura-pura muntah dan Giselle mengeplak lengan Harris.

Begitulah kira-kira keributan yang terjadi di belakang.

Sedangkan Audric dan Melody, sudah senyum-senyum sendiri, entah karena apa, tanpa mereka semua sadari.

***

Haiii! Maapkeun aku updatenya lama heehehe. Sekarang kan udah libur nih, jadi akan aku usahakan update cepet.

Thank you buat para pembaca! Gue gak nyangka klo yang baca udah 14K. Keep vomments yeu!

See you!

Tai & NadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang