Pagi ini aku agak kurang enak badan, sepertinya aku akan agak telat datang kesekolah.
Aku segera mandi, setelah itu bersiap-siap berangkat ke sekolah.“Maaa aku berangkat ya, Assalamualaikum...”
“hati hati nak... Wa'alaikumussallam”
Setelah sampai disekolah, aku sudah paham betul pasti ada pemeriksaan kuku. Huh, aku lupa membersihkan kuku ku.
“Keylaa, tumben banget kamu tuh ya ndoooo,” Bu endo mulai menceramahiku, ia adalah seorang guru kesiswaan di sekolahku. Sebenarnya nama aslinya adalah Bu Tutik, tapi karena ketika bicara ia selalu mengakhirinya dengan logat jawanya yang kental seperti ndo maka murid-murid memanggilnya dengan sebutan Bu endo.
“heee iya bu maaf,”
“cepat pinjam gunting kuku,”
“emm pinjem gunting kukunya boleh?,” aku bertanya pada seorang siswa perempuan yang tidak aku kenal.
“ohiya iya boleh kok,” katanya sambil seraya memberikan potongan kuku tersebut.
Tiba tiba bu endo terengar sedang marah marah,
“kamu itu ya. Udah telat, baju berantakan, sepatu warna warni. Kamu pikir ini TK ya ndo?,”
“hehe iya bu maaf ya, ini saya udah usaha buat masuk sekolah toh wong jangan marahin aku toh bu le,” katanya sambil menirukan gaya omongan Bu endo.
Banyak siswa yang tertawa karena tingkahnya. Satu satunya cowok yang berani seperti itu hanyalah Agung.
Ya cowok itu.
“heh Agungg!! Cepat pinjam gunting kuku. Potong kuku mu ndoo” kata bu endo sambil geleng geleng kepala. Nampaknya ia sudah capek memarahi Agung.
“siap bu boss,” kata Agung sambil tertawa tertawa nakal.
“Eh pinjem dong,” tiba tiba ia mencolek punggungku.
“hah pinjem apa?” aku sontak kaget. Karena ya aku sedikit gugup.
“itu gunting kuku,” katanya dengan logat cuek.
Lalu aku segera memberikan pemotong kuku tersebut,
“DEMI APA AGUNG MINJEMNYA KE GUE, AAAA GATAU HARUS APA,” Benakku mulai berirama seiring aku menatapi Agung yang sedang memotong kukunya.
Ia manis juga, lucu, agak dingin memang. Tapi entah apa aku suka apapun yang ia lakukan.
Akhirnya aku masuk ke dalam kelas dan langsung berteriak heboh kepada teman temanku.
“Omg gila gilaa. Its gonna be the best day of ma life,” aku teriak kepada teman-temanku.
“lu napa sih key?,” tanya chella heran.
“mmm gasalah lagi nih, pasti nih gara gara si Agung itu tuh,” Vero mengira-ngira.
“Tau gak sih?!!! Agung tadi minjem gunting kuku ke gue,” aku makin heboh ketika aku melihat ternyata Agung berdiri di depan kelasku.
“Itu Agunggg woi gilaa, otw gila!!” teriakku.
“Ah cuma di gituin doang baper,” chella menyeletuk.
“heh yang penting, pagi pagi udah dapet hadiah yaa”
Aku selalu menatapi ia dari kejauhan. Dan hanya itu yang setiap hari aku lakukan untuk melihatnya. Ia tak perlu tahu kalau aku jatuh cinta padanya, ah terlalu dini untuk bilang cinta. Tapi aku merasakannya, ya merasakan hal yang berbeda terhadap dirinya.
Agung sedang bersama geng brandalnya di kantin, selalu di tempat itu.
“weh gung, jajanin dong.” pinta andy kepada Agung.
Tak lama Agung lalu memberikan uang pada Andy, entah apa dia bodoh atau terlalu baik. Ia seperti dimanfaatkan, namun tak sama sekali ia berpikir seperti itu.
“nah gini nih gung namanya temen...” Yesua menyeletuk seraya meminum es yang di peganggnya.
“ah ini mah bisaan lo pada aje,” Kata Agung.
Aku dan Chella menuju ke kantin, dan ya disana ada Agung dan geng brandal nya itu. Kenapa harus ada??? Aku hanya ingin segera pergi dari tempat itu sekarang juga.
“Keylaaa, Agung nih.” teriak salah satu dari geng brandal itu. Aku sudah paham betul bahwa temannya mengetahui bahwa aku sangat mengaggumi Agung.
“apasih lo,” Kata Agung sambil bercanda memukul kepala temannya.
“Chell cepetan kek. Aduh rasanya gue pengen langsung ngilang nih,” wajahku mulai memerah.
“sabar key ini masih ngantri ih”
Akhirnya aku dan Chella beranjak pergi dari warung tersebut. Ku pandangi dari jauh sosok Agung, ia sama sekali tak menoleh sedikitpun ketika aku lewat.
Ya sudah aku bayangkan sebelumnya bagaimana sikapnya. Selalu dingin.
Jangan lupa vote dan commentnya! :)
KAMU SEDANG MEMBACA
UNSAID
Teen FictionMenunggu adalah hal wajar ketika mencintai seseorang. Namun bagi Keyla yang terpenting adalah membuat orang yang ia cintai merasa dicintai. Membiarkannya mencintai apa yang ia cintai. Keyla tak pernah sedikitpun berniat memilikinya, tidak sama sekal...