Chapter 9 : DON'T TELL

322 22 3
                                    

“Siapa yang lebih mencintai, dialah yang lebih lemah....”

Aku. Merasakan itu semua.

Aku sampai di depan rumah Agung, tepat di depan rumah bergaya minimalis dengan kolam ikan yang terletak di depan rumahnya. Rumah ini tampak tak berpenghuni, sepi. Aku mencoba membunyikan bell untuk beberapa kali, namun tidak ada jawaban.
Lagi. Aku mencoba menghubungi Agung, tak ada jawaban juga. Sebenarnya apa yang terjadi?

Perlahan air mataku keluar, menetes, dan tak tertahankan. Aku berlutut di depan pagar rumah Agung, berharap ada jawaban disana.
Aku berlutut dan menangis hampir 20 menit lamanya, dan aku memutuskan untuk pulang.
Sampai dirumah, tak ada apapun yang ingin aku bicarakan saat itu. Aku langsung masuk ke kamar, tak berapa lama ada sms masuk. Aku bergegas mengambil ponselku, aku berharap itu Agung.

Sial.
Itu bukan Agung.

To       : Keyla
From  : Jesy

Woi dimana lo? Sini ke rumah gue lagi pada kumpul.

Aku segera membalasnya.

To       : Jesy
From  : Kayla

Serius? Ada agung dong berarti?

To        : Keyla
From  : Jesy

Gaada. Bukannya Agung lagi sama lo key?

Agung tidak bersama teman-temannya. Lalu dia kemana? Aku sangat cemas, tidak biasanya ia seperti ini, biasanya ia akan selalu mengabariku meskipun hanya sekedar menyuruhku untuk makan. Aku sadar, apa mungkin ini yang Tuhan rencanakan, menjauhkan aku darinya karena kita tak berjodoh.

Tak peduli apapun yang terjadi, aku akan tetap menunggumu. Kamu itu pasti, atau kamu mungkin bayangan karena ketika aku melihat cermin, disitulah kamu berada saat ini.

Aku merindukanmu.

Aku terlelap semalaman dari pukul 8 malam tadi. Rasanya aku ingin tidur seharian ini, dan meniadakan segala rutinitasku. Aku kembali membuka ponsel-ku, selalu berharap bahwa Agung mengabari ku.

Aku gundah. Aku akhirnya memutuskan mengirim LINE.

💬 Keyla : Aku kangen. Kamu dimana?

Tak berapa lama aku melihat balasan dari LINE.

💬 Agung : Gausah chat gue lagi.

APA?! Aku tersentak. Kalimat ini membuatku nyeri, apa ia berpikir kalau hubungan ku dengannya telah usai.
Aku segera membalasnya.

💬 Keyla  : Kamu kenapa?

💬 Agung : block gue sekarang!

💬 Keyla  : gue benci sama lo.

💬 Agung : who cares?

Sakit. Itu yang aku rasakan. Untuk apa aku memperjuangkannya selama 4 tahun dan ini balasannya, ia membuatku percaya lalu pergi dengan menggoreskan luka. Tak ada niatan untuk membalas LINE nya, ini terlalu sakit. Aku tak bisa meninggalkan kenangan-kenangan ketika kami bersama (dulu), tapi ada yang aneh.
Aku tak pernah sekalipun mendapati Agung membalas pesanku dengan menggunakan "english text", oh atau mungkin dia sudah berbeda dengan yang dulu.

“din, ada pesan atau telpon dari orang ga di hp gue?” Agung bertanya pada seorang gadis manis, bermata bulat kecoklatan, berkulit putih lembut dan rambut hitam sebahu. Ya kebetulan ponsel Agung tak jauh dari tempat ia duduk.

“ga ada tuh, kenapa emang? Nyariin cewe itu lagi?” tanyanya mengintrogasi.

“Iya, kok keyla ga ngabarin gue ya,”

“udah punya yang baru kayanya sih” katanya dengan tatapan sinis dan meledek.

“ga mungkin, dia sayang banget sama gue, dan gue lebih sayang dia,”

“lo berdua udah kaya drama korea tau ga, who even care if u both are loving each other? Haha” katanya sambil tertawa dan meninggalkan Agung sendirian.

Segera, Agung mengambil ponselnya dan mengetik nama keyla di papan layar ponselnya.
Namun, tak di temukannya kontak keyla, ia mengecek LINE. Ternyata keyla sudah mem-block akun LINE nya.

“key kamu kenapaa??” teriaknya dalam hati.

Agung merasa sangat cemas dengan Keyla, Keyla pun begitu.

#Agung POV

Seharian ini aku berada di depan iMac ku, aku mencari sosial media milik Keyla satu persatu. Dari facebook hingga Instagram, namun tak ada satupun yang aku temukan. Aku tak terkoneksi dengan sahabat sahabatku di Indonesia. Kejam.
Kata itu yang dapat aku sampaikan pada ayah. Lelaki itu kejam, membiarkan anak nya terluka dan tak mencoba untuk mengobatinya bahkan ia menusukku lebih dalam. Membiarkan luka ini mengering, menumbuhkannya, terus menerus.
Bagaimana caranya agar aku terkoneksi dengan sahabat sahabatku di Indonesia, aku merindukan Keyla juga sudah 1 bulan lamanya aku tak berbicara dengan Keyla, aku ingin tahu kabarnya. Apa iya baik baik saja disana? Jujur, aku cemas.

Aku berjalan jalan di sekitar Cambridge Park, Sydney. Menghembus angin segar melepas penat, aku duduk di kursi taman.

“hey are u ok?” sapa seorang laki laki tua yang tidak aku kenal.

“oh yes, i'm ok...”

“no, your face has painted a hurtless...” Lelaki tua itu mengira ngira, namun ia tidak salah memang. Aku sedang terluka.

“how you know that? Yes i'm hurtless...” kataku sambil menundukan kepala ku karena malu.

“dude, if u love someone. Don't let her go,” katanya sambil menepuk bahu ku, lalu ia lekas bangun dan segera pergi meninggalkan ku tanpa pamit.

“oh hey, thank you” kata ku, lalu ia hanya membalas dengan tersenyum.

Aku terpikir kata kata lelaki tua itu “don't let her go”
Aku tidak akan membiarkan Keyla pergi, satu satunya perempuan yang aku cintai.

Rasanya aku malas untuk pulang ke rumah ayah, pasti ia akan terus memaksa ku untuk mengencani Andien Lesmono Hadininigrat seorang anak tunggal dari pemilik perusahaan terbesar di Indonesia bahkan ayahnya memiliki cabang di berbagai negara.

Satu hal yang aku ingin katakan kepada ayah adalah,
“Ayah, aku lebih baik mati daripada mengencani wanita yang bahkan tidak aku kenal kepribadiannya...”
Meskipun usia ku baru menginjak 20 tahun, aku sudah tahu betul bahwa Andien bukanlah yang aku cari. Aku hanya ingin Keyla.

Dan aku selalu menyebut namanya di dalam do'a ku...

Oh ternyata Agung pindah ke Australia, terus gimana ya reaksi Keyla setelah tahu ini semua?

Stay tune. Dan jangan lupa comment and vote! :)

UNSAID Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang