Part 2

140 11 0
                                    

Author pov

"Mah aku berangkat dulu ya, udah telat" lia melirik jam yang berada di dinding.

"Loh, kamu gak sarapan dulu?" Ucap nia-ibu lia sambil menghampiri lia membawa susu.

"Udah telat, makasih susunya mah"lia meminum susunya dan hendak keluar rumah tapi tangan lia di tahan oleh ibunya

"Et tunggu sebentar, mamah mau ngechek dulu" diam sebentar "kalung gak ada, baju rapih" nia terus memperhatikan anak perempuannya dengan intens "gelang! Lepas gelangnya" titah nia

"Yaampun mah cuma gelang doang"

"Mamah gamau terima surat panggilan, pake gelang buat mukul orang"

Dengan terpaksa lia melepas gelang kebanggaannya dan pergi menaiki motornya "woi Rio cepetan!"teriak lia dari luar. Dengan langkah seribu Rio menghampiri kakanya yang sudah menunggu di atas motor "dandan kok kaya cewe" sengit lia sambil memakai helm hitamnya

"Dari pada lu, dandanan kok kaya cowo!" Lia mengabaikan perkataan adiknya yang masih smp itu. Lia terus fokus menyetir melewati padatnya jalan raya ibu kota.

Setelah lia menghantarkan adiknya, lia telah sampai di depan gerbang SMA TIRTAMA tetapi gerbangnya sudah ditutup 5 menit yang lalu.

"Pak bukain dong, saya ada ulangan matematika, gurunya killer banget. Kasihani saya pak" mohon lia. Pak tono satpam sekolah hanya bisa geleng geleng kepala

"Emangnya saya perduli, siapa suruh bangun telat"

" lu telat juga ya" lia menoleh ke sumber suara. Tio tak menyadari kalau yang dia ajak bicara adalah lia

"Loh tio, iya gua telat. Lu gak masuk"

"Gua telat" tanpa melihat lawan bicaranya sedangkan lia tampak mencari cara untuk memasuki sekolah

"Yo ikut gua" sambil menarik tangan tio tetapi tio menangkisnya

"Kemana?"

"Lu mau masuk gak?"

"Tapi gerbangnya ditutup" ketus tio

"Manjat pager belakang, disana pagernya gak terlalu tinggi" ucap lia sambil terus mengawasi sekitar."kalo gamau ya udah, gua tinggal masuk duluan, lu pasti bakal dihukum sama guru piket" tanpa lia sadari ternyata tio mengikuti dari belakang

"Sama aja lee, ada penjaganya"

"Tenang aja yo , gua punya rokok" lia mengeluarkan 2 batang rokok dari dalam tasnya

"Lu ngeroko?" Tio terlihat terkejut, matanya terbelalak karna tak percaya bahwa lia seperti itu, bahkan ia saja tak mau menyentuh benda mematikan itu.

"Gua emang nakal tapi gua bukan perokok jadi lu tenang aja" lia tersenyum ke arah tio dan tio langsung mengubah raut wajahnya menjadi dingin

"Gua gak perduli" lia hanya terkekeh mendengar jawaban ketus tio

"Shtt...shttt... pak amar. Pak amar!" Ucap lia dengan suara pelan, pak amar yang mendengarnya langsung menghampiri mereka

"Eh neng lia telat lagi ya?" Pak amar sudah hapal apa yang akan dilakukan lia ketika ia telat.

"Iya pak, saya bawa 2 batang rokok buat bapak. Saya masuk yaa"

Tanpa babibu pak amar mengawasi sekitar dan membukakan gerbang untuk lia san tio. Dan mereka memasuki kelas masing masing.

Ketika sampai dikelas ternyata guru yang seharusnya mengajar belum tiba.

"Lu beruntung lia. Gurunya belum masuk" ucap salsa ketika lia baru saja duduk dibangku nya.

Lia mengabaikan perkataan salsa "lu sakit? Kok senyum senyum mulu dari tadi" tapi tak ada jawaban dari lia. Salsa yg merasa kesal langsung mendorong tubuh lia hingga terjatuh dari kursi

Buhk!
"Aw! Salsa lu kenapa dorong gua?!" Lia mengusap bokongnya yg terasa sakit

"Sukurin! Lagian ditanya malah gak jawab"

"Assalamualaikum" busiska memasuki kelas dan duduk dikursinya "siapkan kertas selembar" tanpa embel embel bu siska-guru matematika mengawali pelajaran

"Yah bu saya lupa belajar" ucap salah satu murid

"Saya masih belum ngerti bu materinya"

"Saya lupa bikin contekan bu"

"Tadi malem mati lampu bu" kali ini lia angkat bicara

"Gak ada alasan lain lia? Dari dulu alesan kamu cuma itu itu aja" lia membuang nafasnya kasar . Kebohongannya sudah ketahuan oleh busiska. Dengan terpaksa lia mengikuti ulangan. Sebenarnya lia bisa mengerjakannya tanpa belajar karna ia sudah menguasai materinya namun pikirannya masih sibuk oleh bayang-bayang tio.

Black SweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang