part 9

56 5 0
                                    

Lia pov
Dari bintang yang paling dekat dengan bulan
*flashback*

Hari itu aku tak sengaja melewati gang kecil yang tempatnya tak jauh dari lingkungan sekolahku.

"Mana duit lu"

"Uang ku habis" mendengar suara itu aku langsung menghampiri asal sumber suara, suara itu menunjukkan ketakutan. Kulihat anak yang membawa minumannya di leher itu sangat ketakutan. Ada 3 anak laki laki lain yang sepertinya mengganggu nya.

"Gua gak mau tau, pokoknya mulai besok lu harus kasih uang ke gua 5000" ucap salah satu cowo (kita anggap cowok 1)

Pada saat itu aku berfikir kenapa kau tidak melawannya, melihat adegan seperti itu membuat jiwa pahlawan ku muncul, aku langsung menghampiri mu dan berdiri tepat di depan mu

"Lu gapapa kan?" Ucapku waktu itu. Kau melihatku dengan takut-takut dan kau hanya diam.

"Heh lu siapa? Minggir! Gua masih ada urusan sama dia" ucap cowok (2)

Aku segera berbalik menghadap 3 laki laki yang badannya melebihiku, entah keberanian dari mana yang ku dapat melihat mereka aku sama sekali tidak takut kecuali ibuku"Kalian apain dia?" Tanyaku kepada laki-laki itu

"Eh anak kecil diem aja! Gua ini kaka kelas lu" ucap cowok (3)

"Seharusnya kaka bisa melindungi adik kelasnya bukan memojokkan norak tau gak!" Ucapku berusaha setenang mungkin menghadapi 3 cowo yang sok jagoan

"Haha masih kecil udah pinter ceramahin" ketiga laki laki itu tertawa cukup keras, terkadang mulutku bisa mengeluarkan kata kata bijak tanpa berfikir

"Udah deh kalian gausah malakin dia lagi, emang kalian jarang dikasih uang jajan?" Whoaa mulutku bekerja sangat cepat dibanding otakku.

Wajah mereka berubah menjadi srigala yang kelaparan "apa! Sialan!" Cowok (1) menghampiriku, ia mencengkeram bahu ku sangat keras "coba lu ngomong sekali lagi!" Bentaknya

Aku melotot ke arah matanya "kakak jarang di kasih uang!" Ku gigit tangan cowok itu dan menendang selangkangan nya, cowo itu berjingkrak jingkrak menahan sakit kepunyaannya.

"Kurang ajar!" Cowok (2) ikut maju memegang kerah bajuku, tapi kali ini aku menjambak rambutnya hingga membuat beberapa helai rambutnya rontok ditanganku

"Aw sakit! Anjng" Ucap cowo (2).
Cowo (1) dan cowo (3) pun membantu menarik tanganku, tapi kekuatan tanganku cukup kuat hingga akhirnya kedua cowo itu menyiramku dengan air mineral. Dan cara itu berhasil membuatku melepaskan jambakan ku di rambut cowo (2)

Mereka kabur terbirit birit meninggalkan aku dan kamu. Saat aku membalikkam badan, kau menangis tersedu sedu, aku bingung, entah apa yang aku perbuat sampai kamu menangis "kok nangis?"

"Hiks..hikss.. kamuu..." kau menangis semakin kencang

"Gua kenapa? Apa tadi gua nyakitin lu?"

Kau menggeleng "tidak, k..kau basah karna membelaku" aku terperangah mendengar ucapanmu

"Gua gapapa kok, cuma air bukan api"kataku berusaha menenangkan mu

"Terimakasih" kau tersenyum, tinggi mu dulu hanya seleherku tapi saat ku lihat kau yang sekarang, tinggi ku hanya sepundakmu, ternyata pertumbuhan laki-laki lebih cepat.

"Ya sama-sama, lu kelas berapa?"

"Kelas 5 A" katamu

"Ohh gua kelas 5 B"ucapku

Saat aku berbalik ingin pergi, kau memanggilku "nama kamu siapa?"

"Gua lia rahmalia, kalo lu?"

"Aku tio rahardian, em.. mau gak kmu jadi sahabatku"

"Hah?" Saat itu aku sempat membersihkan telinga ku dengan jari kelingking "tadi lu ngomong apa?"

"Emm.. ma.u gak lu jadi temen ku?" Kau terlihat takut takut. Mungkin takut akan ku tolak

"Ya mau lah!"ucapku memberikan senyum lebarku

Kau terlihat sangat senang "sekarang kita sahabat ya, kita harus saling melindungi" kau memberikan jari kelingking mu dan ku sambut dengan jari kelingkingku juga

"Iya tio, gua bakal terus jagain lu, terus ada buat lu" kau tersenyum mendengar nya. Aku pun ikut tersenyum melihat wajah lucumu waktu itu.

♥♥♥♥♥♥♥
Aku tak bisa melupakan kejadian itu, entah kamu masih ingat atau tidak, aku harap kamu masih mengingatnya tio. Semua kenangan itu terekam jelas di otakku. Bagaimana senyum manis mu yang kau berikan untukku waktu itu. Semoga sang maha kuasa berkenan menyatukan kita kembali, aku selalu menyelipkan namamu disetiap doa ku berharap keajaiban akan datang.

*untuk bulan yang selalu bersinar menerangi di malam hari*

Black SweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang