part 16

59 3 0
                                    

Kejadian kemarin membuat senyum wanita yang dipanggil lia itu tak pernah luntur dari wajah cantiknya, bahkan saat pelajaran matematika pun lia tampak bersemangat tidak seperti teman temannya yang lain, yang lebih menunjukkan ketidak sukaan belajar matematika, banyakan dari mereka tampak gelisah

"Anjrit nih guru lama amat keluarnya" salsa terlihat frustasi karna dia memang tak suka matematika

Sedangkan yang lainnya tampak sibuk melihat jam yang menurut mereka berjalan lambat ketika pelajaran matematika

"Heran gua, giliran pelajaran mtk jam nya lambat banget, giliran olahraga cepet banget"

"Udah di dukunin kali tuh sama bu siska"

Bisikan demi bisikan mereka lontarkan

"Ih sumpah lee hari ini horor banget" wajah salsa yang terlihat heboh namun sedikit ditahan karna takut ketahuan guru

"Kenapa?" Tanya lia

"Ngeliat lu senyum senyum sendiri bikin gua merinding, lu gak kerasukan kan?" Bisik salsa

"Kaga" bantah lia

Salsa yang menyadari hal itu langsung ikut tersenyum "pasti gara gara tio kan?"

Tebakan salsa sangat tepat membuat lia salah tingkah dan menimbulkan semburat merah diwajah putihnya

"Udah diem, jangan godain gua terus" lia memperingatkan salsa dengan wajah kesal yang dibuat buat

-------
Pelajaran matematika telah usai, mereka pun bergegas menuju kantin yang mungkin sudah penuh oleh beberapa anak murid

Mereka berdua pun menduduki kursi yang sudah menjadi langganan

"Weh lee ada tio tuh"

"Mana?" Mata lia sibuk mencari laki laki yang bernama tio

"Deket tukang es, disamping nabila" salsa menunjuk ke arah salah satu lelaki yang terlihat mengantri

"Tio!" Teriakan lia membuat laki laki itu menoleh

Tangan lia melambai lambai keatas memberi kode bahwa ia yang memanggilnya

Tio dan nabila pun menghampiri meja lia dan duduk bersebelahan menghadap lia

Nih orang nguntit tio terus, kan yang gua panggil cuma tio doang batin lia

"Yo gua mau ngucapin makasih soal tumpangan kemaren sama ngobatin gua waktu itu" lia memang sengaja berbicara seperti itu untuk memancing emosi nabila

Lia pov

Aku ingin melihat seperti apa dahsyatnya ledakan bom atom

"Sama sama lia" jawab tio sambil memperlihatkan senyum manis nya kepadak

"Maaf gua baru sempet ngucapin"

"Iya gapapa lee"

"Oh iya waktu lu nganterin gua, si nabila pulang sama siapa?"tanyaku

Ayo meledaklah!

"Naik taxi kan bil?" Tio menoleh ke arah nabila

Nabila hanya mengangguk tanpa mengeluarkan sepatah kata pun

Tio tampak tak menyadari arah pembicaraan ku yang menyindir nabila, tapi nabila pasti mengerti apa yang ku katakan, buktinya sekarang ia berdiri dari kursinya dengan wajah merengut

"Gua udah kenyang!"telapak tangan nabila mengepal, menahan emosi mungkin?

"Tapi makanan lu belum dimakan"tahan tio.

tio jangan di tahan biarkan saja ia pergi "udah gua aja yang makan, sana lu balik" usirku

Sebelum nabila pergi, ia menatapku dengan sinis dan berjalan menjauh Sambil menghentakkan kakinya kesal

Akhirnya parasit itu pergi juga

"Hai kawan" well, sepertinya tidak, aku lupa bahwa aku masih punya 3 parasit yang harus ku singkirkan

"Lu ngapain sih Ko kesini? Pergi!" Tangan ku mengibas ngibas, mencoba mengusir parasit ini

"Yaelah baru duduk" viko terlihat kesal

"Gak ada yang nyuruh lu duduk disini"ketusku

" udahlah lee buarin aja" baiklah aku menyerah jika tio sudah bicara

"Hai sal" sapa viko berkedip genit kearah salsa

"Gausah genit lu" ketusku

"Kenapa lee? Lu cemburu?"

Merinding gua dengernya "horor banget"

"Ngeles ae lu kaya bajaj"

"Mukalu kaya bajaj".

Rasya, viko dan tio membicarakan game yang sedang booming saat ini coc, entahlah apa enaknya bermain coc, melihat gambarnya saja tidak tertarik

"Rik lu gak ikut nimbrung sama mereka?" Tanya ku

Risky menggeleng "gua gak suka begituan"

Hah? Dan kini alisku terangkat satu "lu gak suka main game?"

"Aku sukanya sama kamu" mulai lagi kan, bahkan ucapannya lebih horor dari pada viko

"Gausah mulai! Gua llempar lu"

"Aw mau dong" suaranya ia buat buat seperti waria

Percuma lee berdebat dengan kambing itu, tidak akan berakhir sampai mandara berubah menjadi komodo

"Eh lee kok gua liat lu udah gak main lagi sama nabila?"

Jeder!!!!

Nahloh! Seperti ada petir yang menyambar disiang bolong, membuat aku dan salsa saling bersitatap mengisyaratkan siapa yang akan menjawab pertanyaan risky

"Dia penghianat" akhirnya salsa yang menjawab

"Kok bisa?"

"Bisalah namanya juga manusia" balas ku cuek

"Tapi aku manusia gak pernah hianatin kamu lee"

Lu bukan manusia ky!!! Lu setan penganggu. Namanya juga risky, kalau momennya lagi serius pasti dia lah penyebab hilangnya mood untuk berbicara seriius

"Apasih gaje lu"

"Kamu yang gak jelas selalu gantungin aku" wajah risky ia buat buat seperti bayi yang merajuk

"Kalau gua gantungin lu, mungkin sekarang lu udah mati dipohon toge"

"Itu kode lee, peka dikit kek"

Taeee

"Gua bukan komputer yang harus mengerti bahasa monyet" emang komputer bisa menerjemahkan bahasa monyet? Ah sudahlah

Dari pada berdebat terus tidak ada ujungnya lebih baik aku nimbrung dengan viko dan tio, ah tapi percuma saja, tidak ada satupun yang aku mengerti dari pembicaraan mereka.

Aku mah apa atuh, bisanya cuma bengong gak karuan.

Hayati prihatin bang.... pengennya ngobrol sama doi biar bisa lebih deket eh-ada pengganggu.

NASIB!

----
Ditunggu vote dan komennya oke!
Dimulmed foto viko

Black SweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang