part 11-12

51 8 0
                                    

Lia pov

Latihan hari ini selesai tetapi tio masih latihan sendirian dilapangan, aku ingin menghampirinya tapi aku ragu, ragu akan penolakannya rasanya jantung ku berdegub kencang.

Samperin-enggak-samperin-enggak-samperin aja deh setelah hatiku beradu dengan otakku, aku memutuskan untuk menghampirinya dan membawakannya minum

"Eh tio nih gua bawa minum, ini bukan bekas gua kok , ini masih baru tadi gua baru beli" aku mengucapkannya agar tio tidak berfikir yang macam macam dan ia mau menerima minuman ku. Tio menghentikan aktifitas nya dan melirik minuman yang ku bawa

"Tio!" Shit! Si penghianat itu lagi, ngapain sih dia kesini "nih gua bawa minum , diminum ya" ucap nabila dengan nada suara yang dibuat imut imut kaya kodok kejepit, jibang!

"Jangan mau tio, pasti itu bekasan, dia isi ulang pake air keran" aku berusaha meyakinkan tio agar tak mau meminum punya nabila

"Enak aja kalo ngomong! Ini tuh masih baru, nih liat masih disegel!" Nabila memperlihatkan segel botol minumnya.

"Gua minum punya nabila aja" tio mengambil botol yang dipegang nabila. Nafasku terasa tercekik, detak jantungku terasa terhenti, tubuhku mematung. Ya seharusnya aku tau kalau tio tak mungkin memilihku. Seharusnya aku sadar diri!

Tanganku terkepal sampai kuku ku memutih, aku meremas botol minum yang ku pegang, rasanya susah mengontrol emosi, emosi yang sebentar lagi akan meledak "oh yaudah gapapa gua minum sendiri aja, gua duluan yo udah sore" dengan cepat kakiku melangkah menjauhi tio dan nabila

Kenapa setiap usaha yang aku lakukan gak pernah dihargain yo? Kenapa wanita itu saja yang selalu nampak dimatamu? Apa karna dia cantik dan aku jelek? Wanita cantik dapat dengan mudah dengan pria yang diinginkan sedangkan wanita biasa harus bersusah payah melakukan apapun agar dapat dekat dengan pria yang diinginkan. Tak jarang usaha yang dilakukan gagal dan berujung sia-sia. Kenapa laki laki seperti itu ya tuhan? Mereka hanya melihat dari rupawan saja. Setidaknya hargai setiap usaha seseorang jika kamu tidak mencintainya, buat mereka mengerti jangan kalian abaikan dan tinggalkan begitu saja. Mereka masih punya hati dan perasaan maka hargailah setiap usaha mereka.

Tio pov

Seharusnya tadi aku tak boleh bersikap seperti itu didepan lia, dia berniat baik tapi aku malah mengabaikannya. Aku tau hari ini ia tak membawa motor, pasti ia susah mencari angkutan umum

"Gua pulang duluan bil, udah sore" pamitku ke bila

"Gua bareng lu ya" mohon nabila, sebenarnya aku risih dengan nabila yang selalu menguntit ku

"Gua bareng lia, kasian dia naik angkutan umum, lu naik taxi atau minta jemput sama supir lu" nabila tampak kesal dengan ucapanku. Bibirnya mengerucut sebal. Terserah ia mau marah atau tidak, aku sudah malas mengurusinya.

Aku segera mengambil tas dan berjalan ke toilet untuk mengganti baju. Setelah selesai aku berjalan menuju parkiran dan menaiki motor ninjaku.

Aku menghampiri lia yang menunggu di halte bus "lia pulang bareng gua aja, nunggu angkutan kelamaan" sedetik kemudian lia tampak bingung dengan ucapanku, kedua alisnya menaut

"Tapi bila gimana?" Ucap lia, padahal nabila sudah jahat kepadanya tapi ia masih memperdulikan bila?

"Paling naik taxi atau mungki dijemput" aku mengwndikan bahuku acuh

Ia mengangguk dan langsung menaiki motorku "pegangan lee"

"Tapi"

"Udah cepetan" ucapku tak sabaran, ia perpegangan sangat erat melingkari pinggangku . Dan saat itu juga aku bisa merasakan detak jantungnya yang berpacu cepat tak terkontol, aku tau karna tubuhnya menempel dipunggungku.
------------

Saat tiba di depan rumah lia, ia masih diposisi yang sama tak bergerak sama sekali "lee udah sampe, cepet turun" tak ada jawaban dan ia tak bergerak, apa dia pingsan? "Lee gua naik motornya kenceng banget ya?" Aku berusaha menggoyang kan tubuhnya

"Eh udah sampe ya?"

"Lu tidur lee?"

Ia hanya cengengesan "iya, eh yah... tio gua ngiler dibaju lu"

APHAA! Mataku langsung melihat ke arah baju yang ia tunjuk "yaampun lia, kok lu bisa-bisanya sih tidur dimotor pake ngiler segala"

"Maaf yo, tadi gua ngantuk banget, jangan marah ya" sabar yoo sabar!

"Udah sana turun"

"Lu gak mampir dulu?"

"Gausah . Gua langsung balik aja"

"Yaudah hati hati" ucap lia

Lia pov
Motor ninja merah melesat cepat meninggalkan rumahku

"Ciye dianterin pulang kak tio" adiku berdiri didepan pintu dengan tangan menyilang di dada

"Udah ah masuk" aku menarik kerah adiku memasuki rumah "assalamualaikum macan"

Riyo menyikut lenganku"siapa macan?"

"Mamah lah"

"Siapa macan? Apa maksud kamu lia?" Tanya ibuku dengan nada sarkastik

"Ya mamah lah siapa lagi?" Ucapku santai

"Gila lu kak! Kuwalat lu!" Riyo melotot ke arahku. Masa memuji salah sih?

"Oh kamu udah kangen sama jeweran mamah?"

"Apasih mah, macan itu kepanjangan mamah cantik" salah paham mulu nih

"Oh"

-,- yasudahlah abaikan

"Sana kamu makan dulu" ucap ibuku

"Oke! Makasih macan"

"Sama sama tikus"

--------
Gaje? Emang! Mohon maaf ya, saya memang penulis amatir-,- tapi sayaa mencoba jadi penulis profesional.

Slow update. Lagi sibuk buat persiapan ukk

Black SweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang