part 11

63 7 0
                                    

Lia pov

Aku dan kamu bagaikan matahari dan bulan, walau kita berada di dalam semesta yang sama tapi kita tidak bisa bersama, itu semua sudah menjadi takdir alam. Walaupun jika terjadi gerhana matahari kita hanya akan dipertemukan dalam waktu yang sangat singkat dan kita akan dipisahkan kembali.

-----
Saat bel istirahat aku dan salsa segera menuju kantin dan duduk ditempat langganan kami (pojok)

"Buset pelajaran sejarah bikin ngantuk" aku sering mendengar curhatan seperti ini jika sehabis pelajaran sejarah yang membosankan "lu mah enak ketutupan badak jantan si tama, lu bisa tidur sepuasnya" salsa mengerucut kan bibirnya kesal, salsa menempelkan kepalanya diatas meja. itu bukan bejo mu sal

"Gua turut berdukacita ya" ucapku sambil memperlihatkan wajah sedihku yang dibuat buat

"Pesanannya datang" ucap ibu ibu kantin meletakkan dua buah mangkok bakso dan dua es teh di atas meja.

"Makasih butin"itu panggilan khususku untuk ibu kantin

"Oh iya mangkoknya jangan dibawa pulang ya" ucap ibu kantin menyindir ku, ya.. ku akui aku pernah membawa mangkoknya pulang tapi besoknya sudah ku kembalikan

Aku memutar kedua bola mataku malas "iya butin" setelah ibu kantin pergi, aku menggoyang kan badan salsa untuk membangunkannya "sal bangun baksonya dimakan"

"Hmm"

Saat aku ingin memasukan satu bakso kedalam mulutku tiba tiba seseorang mendorong ku"Woi!" Bakso yang ada disendokku melayang dan mendarat tepat dihidung salsa

"LIA!"teriak salsa . Aku meneguk salivaku

"Maaf sal" tanganku membersihkan hidungnya dengan tisue

"HAHAHA" terdengar suara tawa yang sangat besar

Aku tau suara siapa dibelakangku "yaampun viko! Liat kelakuan lo, bakso gua mental tuh!" Aku memaki makinya. Rasanya amarahku sudah mencapai ubun ubun

"Sorry sorry" viko menampakan muka bersalahnya dan aku tau itu hanya akting saja! Seharusnya dia jadi aktor

"Ih si aki! Itu bakso gua jangan dimakan" satu lagi biang rusuh si rizky, ia memakan baksoku

"Enak baksonya buat gua ya" ia terlihat seperti orang bodoh, tidak merasa bersalah sama sekali

"Sekate aje lu kalo ngomong! Beli sendiri"

"Pelit lu"

Aku memeletkan lidah ke arah risky. Selama dikantin kami terus membicarakan hal yang tidak penting menjadi penting untuk dibahas, mulai dari risky yang selalu ditolak perempuan.. rasya yang tidak pandai menjadi player, alhasil ia selalu mendapat tamparan dari beberaapa wanita karna ketahuan selingkuh. Dan fans viko yang makin hari makin fanatik

"Oh iya lee hari ini gua gak latihan karate dulu, lu gapapa kan gak ada gua?" Ucap salsa khawatir

Aku memutar kedua bola mataku malas "dih segitu penting nya kah elu di sisi gua?" Ucapku sarkastik. Salsa hanya terkekeh

"Eh lee lu jadian aja sama rizky, lu kan cocok sama sama jones" tuh kan mulutnya viko sudah bereaksi lagi, rasanya ingin kulempar mulutnya

"Dih ogah sama aki aki" aku bergidik ngeri membayangkan nya

"Oh iya kenapa gua gak kepikiran" rasya awas aja lu!

"Ayolah neng lia mau ya sama abang iky" sebelah mata risky berkedip genit ke arahku

"Jibang lu ky!"

"Abang bisa bahagiain eneng dunia akhirat"

"Bodo amat! Pergi lu sono"

"Kok gitu sih neng, sini abang cium dulu" mulut risky monyong monyong ke arahku

Pletak!

"Aw..sakit neng" risky mengusap kepalanya yang kujitak tadi

"Hahaha kurang handal lu ngerayunya"ucap viko yang diselingi tawanya yang keras

"Hahah ngerayu kucing aja susah, udah berani ngerayu macan betina" salsa kenapa kau ikut ikutan mereka!

"Pantesan lu jomblo 17 tahun, sekalinya ngerayu bikin cewe eneg" ucap rasya. Sudah ku katakan mereka selalu membicarakan hal yang tidak penting bahkan sangat konyol, berbicara dengan mereka dapat menyebabkan serangan jantung, hipotensi, gagal ginjal, kanker paru paru. Kompak sekali mereka ingin membuatku mati muda karna leluconnya yang buruk.

-----------
Aku segera berganti seragam dengan baju karateku. Dan segera menuju lapangan dan berlatih dipandu oleh simpei (guru karate) kulirik sekilas kearah lapangan basket disana ada tio dan viko dkk yang sedang berlatih. Disini lapangan nya cukup luas, ada lapangan khusus basket, futsal, voli dan lapangan khusus ekskul seperti karate. Tio sangat serius sekali sampe keringat bercucuran di seluruh badannya

"Lia kamu liatin siapa?" Ucap simpei memergoki ku

"Anu pak.. liat anu"

"Anu apa? Kamu kalo latihan yang serius"

Lia mengusap tengkuknya "maaf pei"

Tio pov

"Vik gua istirahat dulu capek banget"

"Oke sip"

Rasanya hari ini sangat melelahkan, aku tak sanggup berlatih lagi. Tanpa sadar mataku menangkap sosok lia yang sedang berlatih "HIAHH!" Ku dengar suara teriakan lia yang memukul batu bata hingga terbelah menjadi dua. Sebenarnya ia punya kekuatan dari mana sih?. Aku bergidik ngeri melihatnya yang sangat ganas saat memukul batu itu. Rasanya tenggorokan ku sangat kering sampai sampai aku susah menelan salivaku sendiri

"Woi serius banget liatin lia" viko duduk disebelahku sambil mengusap keringatnya dengan handuk

"Gua ngeri ngeliat lia" tanpa sadar mulutku mengeluarkan kalimat seperti itu. Viko tertawa ssangat keras

"Bukan lu doang, tapi semua orang termaksud jin dan iblis" ucap viko sambil diselingi tawanya

"Pasti orangnya kasar banget" ucapku masih terus memperhatikan lia

"Orang yang baru liat lia pasti akan berpikir kaya gitu, tapi asal lu tau aja, lia itu emang keliatan kuat di luar tapi aslinya dia lemah. Walau gak pernah nangis didepan orang gua yakin dia orang yang cengeng dan lembut aslinya" viko tampak serius dengan ucapannya, benarkkah itu? Entah sampai kapan perasaan benci ini akan hilang, mungkin besok atau lusa atau tahun depan.

-------------
Ya walaupun yang baca dikit, gua tetep ngelanjutin ceritanya sampai akhir, gua gamau para readers bacanya ngegantung, pasti gaenak karna gua pernah ngerasa kaya gitu :3 kaya orang nahan BAB Tau gak:v

Oh iya jangan lupa baca cerita gua yang satu lagi, 'keep bad boy' belum selesai black sweet udah bikin cerita lagi, gua mah emang rakus :D

Black SweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang