part21

40 5 0
                                    

Lia pov

Cinta tak pernah memaksa tapi mengikat, sekuat apapun kau melepaskannya tali itu tak akan pernah terlepas tapi terulur mengikuti hingga kau sadar bahwa kau masih mencintainya
-------------

"Sttttt..sssttt" desisan salsa membuatku menoleh kearahnya

"No 5 gimana?" Ucapnya tanpa suara

Baru 5 bulan menjadi murid kelas 3 dan kami dihadang beribu-ribu soal yang sewaktu-waktu dapat menyebabkan depresi berat, mereka seakan-akan berlomba-lomba membuat siswi nya menjadi kriput sebelum waktunya. Ya kami tau mereka ingin kami menjadi pintar apalagi sebentar lagi kami akan menghadapi UN, dan mereka dengan semangat membuat beraneka ragam soal yang cukup membuat serangan jantung dan asma mendadak.

"Pake verb 3 sal" bisikku. Tiba-tiba ada kertas yang dibentuk menjadi bola mendarat dengan mulus di mejaku. Mataku mulai mencari siapa yang melempar, oh ternyata nila teman ku yang duduk dipojok, kubuka lipatan itu dan membacanya 'no 7 le' lalu kubalas dan ku remas-remas membentuk bulatan kemudian ku lempar kearah nila

Tapi naas, lipatan itu malah mendarat di kepala pak tri yang kinclong, ia mengambil kertas itu dan membacanya

Tamat sudah!

"Siapa yang melempar surat ini?" Mata pak tri terus mengawasi setiap muridnya

Aku meneguk salivaku dengan susah payah, keringat dingin tanpa malu telah membasahi kening dan telapak tanganku

"Kalau gak ada yang ngaku, kalian semua bakal saya remidi!" Ancam pak tri

Atmosfer diruang ini mendadak mencekam, entah karna aku merasa takut kejahatanku ketahuan atau melihat kepala pak tri yang menyilaukan, tapi kurasa yang terakhir

"Ngaku woy!" Ucap salah satu murid

"Ck! Ngaku lu! Ntar kita semua yang kena imbasnya"

"Tau nih, cherrybelle bete!"

Tepat seperti perkiraanku, kelas menjadi ricuh mencari-cari siapa pelaku kejahatan mencontek, ini semua gara-gara guru yang mengancam yang membuat semua murid mendesak pelakunya. Kalian bayangkan saja nilaimu akan hancur hanya gara-gara 1 orang . Dan disinilah aku yang merasa terintimidasi, walau mereka tak tahu siappa pelakunya tapi pembicaraan mereka mengarah kepada ku.

Aku menyerah! "Saya pak" ucapku dengan merendah dan mengangkat tanganku ke udara

"Sini kamu kedepan" titah pak tri

Apa lagi yang bisa kulakukan selain menyerah dan mengibarkan bendera putih

"Kamu yang bertanya atau memberi jawaban?" Tanya pak tri

"Memberi pak"

"Siappa yang bertanya?"

"Nila pak"

Nila mendongak dengan wajah keterkejutan nya, wajahnya terlihat pucat pasi

"Sini kamu" pak tri menyuruh nila untuk maju kedepan bersamaku

"Kenapa kamu minta jawaban ke lia?" Tanya pak tri ke nila

"Karna lia pinter pak"

Kini mata tajam pak tri mengarah kepadaku "kenapa kamu kasih jawabannya"

"Karna saya baik pak" ucapku tanpa dosa dan langsung mendapat pelototan dari pak tri

"Baik dalam hal mencontek itu gak bagus lia!"

Aku dan nila menunduk takut tak berani menatap pak tri

"Sekarang kalian keluar dan harus membuat kosa kata sebanyak 100, dan kalian juga harus mengikuti ulangan lagi minggu depan" titah pak tri

Aku dan nila menurutinya dan pergi keluar menuju perpus

Saat kami sampai diiperpus tiba-tiba kami disambut sapaan hangat dari penjaga perpus

"dihukum lagi lia?" Ucap bu rahma sinis

Dia masih muda ya wajar aja masih pengen melatih mulut pedasnya dan mencari sensasi "ya begitulah, kangen ya?" Jawabku asal

"Ihh.. males banget" ucapnya dengan gaya pengen muntah

Dia adalah salah satu orang yang ku cap sebagai malaikat maut kangsa (film krisna)

Aku mengabaikan nya dan mencari kamus yang terletak dipojok kanan.

Tanpa sengaja mataku menangkap sosok yang kucari selama ini, yang sosoknya selalu menghindar dari jangkauan ku, yang sosoknya tak menginginkan aku disampingnya

"Tio" ucapku berbisik

Tio tak mendengar ucapanku, dan akhirnya aku mencoba menghampirinya dan menepuk pundaknya pelan "hey? Baca apa" ucapku

"Baca biologi" katanya yang masih belum menyadari keberadaan ku

"Oh, freeclass ya?"

"Hmm" ia terus fokus pada bacaannya

"Duduk disana yuk, kalau berdiri gak enak bacanya" ajakku

Ia menutup bukunya dan tatapannya mengarah padaku "lo!" Pekiknya

"Hey" sapaku dengan cengiran

"Jadi lo yang ngajak gue ngomong?"

Aku mengangguk seperti anak kecil

"Lo bisa gak sih gausah ngikutin gue terus?"

"Loh? Gue gak ngikutin lo kok, kebetulan gue lagi dihukum tadi" sahutku

"Lagi? Lo gak ada bosennya ya dihukum terus" ia terlihat tidak percaya dengan apa yang ku lakukan

"Gurunya aja yang pengen gue dihukum terus" kataku jujur

"Mending lo jauh-jauh dari gue, gue gamau keseret masalah lo" ucapnya dan hendak pergi tapi segera ku tahan

"Yaelah yo, tenang aja, lu gak bakal keseret masalah, karna lo udah di cap cowok alim, baik, keren, pinter, trus apa lagi ya...? Pokoknya banyak deh, Sekali pun lu buat ulah, mereka gak akan percaya dan sebaliknya sekali pun gue berbuat baik pasti mereka gak akan percaya" kataku

"Tenang?! Lo pikir hidup gue bakalan tenang? Enggak! Selama lo masih ganggu gue, kalau lu mau gue tenang sebaiknya lo menjauh dan jangan tunjukin muka freak lo di depan gue!" Pekiknya

Aku merasa badai dihatiku telah menghancurkan segalanya, segala pengharapan, segala pengorbanan, segala usaha dan harapan-harapan kecil serta mimpi sederhana. Seharusnya aku cukup tau diri, tidak seharusnya aku seperti ini.
Kepalaku mendadak sakit, seperti dihujani ribuan batu besar

"Lo gapapa lee?" Nila menopangku yang hampir terjatuh

"Gue.. gapapa, cuma pusing sedikit, tolong bantu gue ke UKS ya" pintaku

Setelah tiba diruang uks, aku menyuruh nila untuk kembali ke perpus, ia harus segera menyelesaikan hukumannya. Tak lama kesadaran ku menghilang dan semuanya gelap

"Lee..." guncangan dipundaku menyadarkanku

Kucoba membuka mata dan mulai menyesuaikan cahaya yang masuk "salsa? Kok lu disini?"

"Temen macam apa gue ninggalin lu di uks, lu tuh bolos 2 mapel hari ini, lu pingsan ya? Kata nila lu sakit kepala"

"Gue gak pingsan, cuma ketiduran doang" bohongku

"Nih gue udah bawa tas lu"

"Loh emang udah pulang ya?" Tanyaku

"He'eh, lu udah baikan belum? Pulang yuk, gue anterin ntar motorlu biar dibawa ade gue, sebentar lagi dia nyampe" kata salsa

"Yaampun sal gue ngerepotin adek lu" aku merasa tak enak

"Yaelah setiap hari juga lu ngerepotin gue biasa aja tuh" katanya sarkastik
--------------
Jangan lupa vote and comment

Tinggal beberapa part lagi bakal selesai nih, ada saran?

Black SweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang