part 6

72 5 0
                                    

TIO POV

Lia, nama yang bagus untuk seorang wanita tapi tidak untuk wanita tomboy seperti dia,lihat gayanya saja sudah membuatku merinding. Aku menyesal kenapa dulu aku mau bersahabat dengannya. Tidak ada kesan lembut.
'Jauhi dia' sudah kucoba tapi hasilnya nihil! Dia terus saja mendekatiku. Wanita itu keras kepala, tomboy, kasar dan masih banyak kejelekan lainnya di dirinya.
'Aku benci dia' itulah kalimatku untuknya

"Tio jangan baca buku sambil tiduran"ucap ranti-ibu tio dari arah dapur. sebenarnya aku tidak fokus pada buku yang ku baca, pikirannku masih dikuasai oleh lia.

"Iya mah" dari dulu hobiku memang membaca, entah itu komik atau pelajaran,ku habiskan waktuku membaca, tak heran kalau banyak yang menganggap ku kutu buku

"Tio tolong pesen kue di tante nia dong" ucap ibuku. Dan itu artinya aku harus bertemu dengan lia

kututup buku yg kubaca dan bangkit dari sofa "gabisa mah masih banyak tugas" bohongku

"Sebentar sayang, cuma pesen doang kok gak lama, besok ada acara keluarga, 15 ya"

Dengan terpaksa aku mengiyakan ucapan ibuku
----
Kulajukan motor ninjaku membelah jalan ibukota, aku memasuki gang yang hanya cukup untuk satu mobil kira kira. Banyak anak anak kecil disini, tidak seperti perumahan ku yang sepi.

Aku sudah berada di depan rumah lia dan segera turun dari motor

Tok tok tok!
"Assalamualaikum"ku ketuk pintunya dan setelah itu terdengar suara derap langkah mendekat

Ceklek!
Pintu terbuka. Astaga itu lia

"Walaikumsalam, cari siapa?" Diia menguap dengan lebar di depan wajah ku, aishh jorok sekali, ada kotoran di matanya dan rambutnya sangat berantakan, sepertinya baru bangun tidur

"Tio!"seperti nya lia baru menyadari kedatangan ku, ia segera merapihkan penampilan nya

"Ada bu nia?" Aku tak mau buang buang waktu

"Engg..ada kok, tunggu sebentar"

Tak lama seorang wanita paruh baya menghampiriku

"Eh ada tio, ayo masuk tapi maaf ya rumahnya berantakan"

"Gapapa bu, saya kesini ingin pesan kue"

"Oh, ayo masuk dulu" ajak nia dan aku mengikuti nya dari belakang. Aku duduk di single sofa

"Mau pesen kue apa?" Tanya nia

"Kue bolu, saya pesen 15 dan minggu depan sudah jadi , bisa bu?" Ucap ku sesopan mungkin

"Bisa bisa, oh iya saya buatkan minum dulu" bu nia tersenyum manis ke arahku

Meskipun sudah kepala 3 tapi kecantikannya tidak memudar, dan sikapnya sangat lembut, beda sekali dengan lia dan mungkin orang akan berfikir bahwa lia bukan anggota keluarga ini

"Lia cepat ambilkan minum" ucap nia

"Ini minumannya" ucap lia, penampilannya sudah tidak seburuk tadi

"Ngapain kamu ngeliatin tio terus? Sana mandi udah jam 10 baru bangun" perintah nia

Lia garuk garuk kepala "hehe iya mah, tio gua mandi dulu ya" ucapnya seakan aku datang kesini ingin menemuinya. Cih!

"Bu saya pergi dulu ya" lama lama disini membuatku muak

"Buru buru banget nak tio"

"Iya bu, saya masih banyak urusan"

"Oh kalo gitu hati-hati ya nak" ucap nia dan kubalas senyum

Saat hendak pergi, tanganku di cekal oleh seseorang dan itu membuatku menghentikan langkahku "ngapain buru-buru sih, ngobrol dulu sama gua, udah lama kita gak ngobrol bareng kan?" Cih! Wanita ini terus saja mengambil kesempatan.

Kusingkirkan tangan nya yang memegang lenganku

"Kenapa yo? Kenapa lu selalu menghindar?". Suaranya terdengar sangat lirih saat mengucapkan nya

Untungnya bu nia sudah tidak ada disini lagi "jauhin gua dan jangan deketin gua lagi" ucapku dengan penuh penekanan

"Gabisa, gua akan terus jagain lo!, kasih tau ke gua apa salah gua sampe lo kaya gini?"

"Gua bukan tio culun lagi, gua juga bukan tio yang lu kenal waktu SD, gua udah bisa jagain diri gua sendiri"

"Enggak gua gabisa!"

"Terserah!" Aku segera pergi dari tempat itu. Aku menyesal datang kesini, kalau bukan karna ibuku. Gak bakal aku datang kesini

Black SweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang