Ch.20

485 29 13
                                    

Happy Reading~

Author Pov
"Jadi Jess, hubungan lo sama Harry apa?" Dia bersuara lagi dan orang yang berjalan berdampingan dengan nya menghela nafas berat.

"Btw kita mau kemana?" Kembali pertanyaan diutarakan sebelum pertanyaan pertama di jawab dengan benar. Orang yang ditanya bernama Jessi itu hanya diam sambil tetap fokus pada buku yang dibacanya dengan penerangan dari senter di tangan.

"Eh, lo dengerin gak sih?" Cowok yang menurut Jessi menyebalkan ini bertanya lagi dan lagi sampai sampai ia muak mendengarnya. Ia menutup bukunya dengan kasar kemudian balik bertanya "Lo bisa diem gak!?"

Jessi mendengus kesal dan berjalan mendahuluinya. Dalam hati Jessi, untuk pertama kalinya ia berharap Harry yang dikenalnya berada bersamanya. Bukan dengan jiwa atau soul or whatever is that yang berada pada tubuh Harry.

Jessi hanya berjalan ntah kemana berbekal senter dan berakhir di depan ruangan penuh dengan meja makan dan etalase di sekeliling ruangan.

"Huh? Kantin?" Harry yang dari tadi dikatai bermacam macam kata dalam hati Jessi kembali bersuara

"Kita duduk dulu dan membicara kan buku ini. Elo janji kan bakal kembaliin Harry kalau masalah buku ini selesai." Jessi menghentakan buku diary itu di atas salah satu meja dan segera duduk diikuti Harry yang duduk berhadapan dengannya.

"Gak mau mesen makanan?" Canda Harry namun tak di tanggapi oleh Jessi membuatnya tertunduk malu oleh candaannya sendiri.

"Ini buku diary milik anak bernama Nichole. Lo kenal?" Jessi mengubah topik. Pertanyaannya di sambut anggukan ringan oleh Harry.

"Dia ketos sekolah ini" Harry menyambung anggukannya.

"Ketos lo dalang dari semua ini" Jessi berbicara dengan serius dan ketus. Harry membelalak tak percaya.

"Eh? Gak mungkin. Dia anak berprestasi dengan wajah baik. dia gak mungkin melakukan semua ini." Harry tertawa hambar menatap Jessi yang masih sangat serius dan menatap mata Harry dalam.

"Penjahat rata rata memang mempunyai wajah baik kan?" Jessi meyakinkan Harry dengan membalik buku itu dan meneranginya agar Harry sendiri dapat membacanya.

Harry membacanya. Hanya beberapa potong kalimat yang cukup untuk meyakinkannya. Ia bersender ke kursi sambil mendorong buku itu ke arah Jessi kembali.

"Tapi.. Yang melakukan semua ini-"
Jessi menutup buku itu kembali.
"Bukan Nichole, ya gue tau" 

"Dia meminta seseorang bukan? Namanya.. Alexa?" Jessi melanjutkan perbincangan yang semakin serius. Keadaan hening. Nyaris tak ada suara, hanya suara ketukan oleh ranting pohon dari jendela kaca berbingkai kayu usang di sepanjang dinding kantin.

"Dia anak aneh.."

Jessi menganggukan kepalanya "yeah, I know"

***

Di sepanjang koridor berlari lah seorang perempuan lengkap dengan pakaian sekolahnya. Ia terus berlari dan sesekali melihat ke belakang. Memastikan tidak ada yang mengikutinya. Tidak ada lagi.

Jantung yang berdetak kencang seolah olah hendak meledak. Mungkin keadaan aman namun ia tetap berlari hingga ujung jalan. Memasuki sebuah ruangan besar dimana ada meja dan kursi, serta 2 orang yang di kenalnya dengan baik. Bukan dia yang mengenal dengan baik, melainkan tubuh di bawah kuasanya. Seukir senyum terbentuk. Dan drama dimulai!

***

"Hei!" Nichole berseru dengan keadaan ngos ngosan ke arah Jessi dan Harry yang 'kebetulan' ditemuinya. Dalam wujud Bella tentunya.

Horror PartyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang