"Karena di dalam darah gue mengalir darah lo."
Deg!
Entah kenapa perkataan Kevin membuat jantung Tata berdetak kencang, padahal Tata aja gak ngerti maksud dari perkataan Kevin.
"Hah?" Tata melongo mendengar ucapan Kevin.
Udah gue duga, cewek bego kek gini mana tau gombalan! Kevin mengutuk dalam hati
"Bego lu, gue susah payah cari di google sampe nyolong hotspot emak gue demi nyariin kata-kata romantis, respon lo malah gitu." Ucap Kevin
Wuih kata ROMANTIS cuy! Bayangin, Kevin pasti salah di kasih obat sama perawat pas di rumah sakit.
Salah tingkah Tata dibuatnya.
Hus jangan salting Ta! Modus murahan! Banyak di pasar loak!
"Apaan sih lo salah makan obat apa? Udah sini mana bukunya!"
Bukannya mengindahkan permintaan Tata, Kevin justru jalan dengan santainya menuruni anak tangga menuju kelas sepuluh ipa 2.
Kedua kakinya berhenti saat berada di depan kelas sepuluh ipa 2.
"Permisi." Sapa Kevin sambil celingak-celinguk mencari keberadaan sosok guru dalam kelas tersebut.
Ternyata, Pak Ageng, guru Biologi yang mengajar kelas Tata berada di pojokan. Jangan ditanya ngapain, pasti lagi nanyain murid-murid seputar materi pelajarannya.
"Semua pada tidak bisa menjawab pertanyaan bapak. Hayooo pasti sudah ndak sabar buat praktek selanjutnya yaaa.." Ucap Pak Ageng dengan mimik khasnya yaitu mata di besar-besarin dengan senyum nyengir yang lebar.
Kevin hanya menggeleng-gelengkan kepala heran. Sikap Pak Ageng masih aja gak berubah dari dia ikut lintas minat Biologi waktu kelas sepuluh.
"Haloo bapak! Pak, oy pak!" Teriak Kevin agak kesal karena keberadaannya tidak disadari oleh Pak Ageng. Anggaplah sikap Kevin ini memang tidak sopan, tapi siapa peduli? Toh Pak Ageng woles-woles aja nanggapinnya.
"Siapa? Masuk. Owalah kamu toh Kevin, mau ngapain. Gak sabar yaaa mau di ajar bapak pas kelas dua belas nanti?" Tanya Pak Ageng sambil menaik-turunkan alisnya.
Seisi kelas pun tertawa, apalagi Junaedi yang ketawanya paling nyaring sampe liurnya muncrat. Kesian banget Oppi yang duduk di depan Junaedi, gak nyadar kalo liurnya Junaedi ada nempel satu dua butir di belakang seragamnya.
Oppi segera mengeluarkan kaca portablenya untuk merapikan rambutnya dan menyapukan liptint warna merah darah ke bibirnya yang udah kayak banci taman lawang lalu bermain mata dengan Kevin.
"Kak Kevin! Ngapain? Nyariin aku ya?" Tanya Oppi dengan nada genit dan dihadiahi toyoran Junaedi dari belakang.
"Oppaiku sayang, kok kamu gitu sih. Abang Juna jeles nih!" Rajuk Junaedi.
"Eh anjir emak gue bagus-bagus namain gue Oppi sampe potong kambing dan lo seenak jidat ngubah nama gue?! Kak Kevin gausah dengerin dia.." Refleks Oppi menghadap belakang dan memukul Junaedi sekuat tenaga. Biar tangannya kecil buat mukul, tapi pedisnya lumayan loh.
"Hadeuh sudah-sudah." Ujar Pak Ageng dengan medhok berusaha menenangkan kondisi kelas.
"Ini pak, saya bawain buku biologi sesuai perintah bapak." Jelas Kevin sambil membawa setumpuk buku dan menaruhnya di meja guru.

KAMU SEDANG MEMBACA
#Cintagram
TeenfikceJatuh cinta? Udah biasa. Bagaimana jika jatuh cinta hanya dengan menscroll-down explore di instagram dan menemukan seseorang mengupload fotonya yang menarik ditambah dengan banjir likes,komen,dan followers? Bisa jadi! Semua orang pasti pernah mengal...