Jonathan Pov
Sudah dua hari ini aku menghabiskan hari ku dengan Fara, aku sengaja mengambil cuti dari rumah sakit, kalau soal hatiku jangan ditanya serasa ABG ababil yang sedang dimabuk cinta.
Hahaha..... jangan heran jika lagu dimabuk cintanya Armada kuputar terus di mp3ku.
Mami memang benar-benar memberikan kado terbaik selama 28 tahun ini, love you mam..
Hari ini Fara memintaku mengantarnya ke suatu tempat, kami berdua akan pergi berdua saja mengingat kemarin kami sudah menghabiskan waktu bersama Nara dan Neri di taman hiburan.
Author Pov
Mobil Honda Jazz yang dikemudikan Jo memasuki halaman rumah Ny. Pradipta setelah memarkirkan mobilnya, Jo melangkahkan kakinya ke teras rumah berlantai dua bergaya mediterania itu.
Jo membunyikan belnya, tampak Fara muncul dibalik pintu.
"Udah siap?, tante ada? aku mau pamit" ucap Jo sambil tersenyum simpul.
"Iya, gak usah aku dah pamitin sama mami lagian mami juga lagi sibuk di ruang kerjanya" jawabnya kalem.
Mereka berjalan beriringan menuju mobil, Jonathan membuka pintu penumpang untuk Fara sebelum dia sendiri membuka pintu untuk pengemudi disebelahnya.
"Kita mau kemana?"Tanya Jo lagi.
"Anyer aja, aku dah lama gak kesana"Jawab Fara singkat.
"Ok, dah pakai seat beltnya kan?" tanya Jo yang dijawab dengan angukan oleh Fara. Tak lama mereka pun berkendara menuju Anyer.
Sepanjang perjalanan tak ada satupun yang membuka percakapan, bukan Jo tak ingin melakukannya hanya mengingat Fara yang hanya diam sambil memandang ke arah jendela membuat Jo mengurungkan niatnya untuk memulai percakapan.
Jo "mengenal" Fara sebagai sesosok wanita yang tergolong pendiam, well karena hal itu tidak bisa dikategorikan sebagai mengenal mengigat Jo hanya memperhatikannya dari jauh dan itu hanya merupakan pengamatan satu arah dari Jo saja.
Makanya Jo sangat senang mengingat tidak mungkin bagi Fara mau pergi dengan orang yang baru dia kenal dan situasi yang dirasakan Jo sekarang ini sudah cukup baginya.
Setelah beberapa jam berkendara mereka sampai di parkiran suatu hotel bintang lima di daerah Anyer, Fara keluar dari mobil yang dikemudikan Jo dan berjalan masuk ke dalam hotel menuju restoran outdoor yang menjadi salah satu fasilitas dari hotel tampak dia memesan salah satu private area.
Jo hanya memperhatikan Fara sambil terus mengikuti langkah Fara mereka berhenti pada satu gazebo yang telah disulap sedemikian rupa hingga tampak seperti ruangan private pada restoran berkelas lainnya.
"Mau pesan makan apa Jo?" Tanya Fara sambil membaca buku menu dihadapannya
"Aku belum pernah kesini jadi aku minta rekomendasi dari kamu aja" jawabku santai
"Ok" jawabnya lagi
Tak lama Fara mulai menyebutkan beberapa jenis makan kepada pelayan yang tadi mengantar mereka, sepeninggalan pelayan itu Fara mulai memandang Jo secara intens
"Jo, aku rasa kita perlu membicarakan perjodohan ini".... sambil tetap menatap Jo, Fara mulai melanjutkan "Apa alasanmu menerima perjodohan ini?". Tanya Fara
"Aku rasa kita patut mencobanya Fara, lagipula aku gak keberatan dengan status kamu jika itu yang memang kamu khawatirkan" Jawab Jo berusaha menyembunyikan gejolak dalam dirinya.
"Aku bukan kelinci percobaanmu Jo" Jawab Fara dingin
"Bukankah Nara dan Neri bisa menerimaku? lalu kenapa kamu sepertinya enggan menyetujui perjodohan ini. Apakah kau sudah memiliki calon lain?" Tanya Jo setenang mungkin.
"Aku tak ingin kau tersiksa, pernikahan bukanlah sebuah ajang percobaan Jo. Apa alasanmu sebenarnya?" tanya Fara sambil menatap Jo datar tanpa ekspresi.
Jo yang ditatap seperti itu hanya mampu terdiam,
"Bagaimana jika aku katakan aku mencintaimu Faradina Prameswari Winata" jawab Jo terdengar parau
Sesungguhnya itu bukan pertanyaan tapi merupakan pernyataan.
Fara memandang Jo sebentar dan menghela nafas, namun ekspresinya tidak berubah sedikitpun tetap datar dan dingin.
"Aku akan berterus terang kepadamu, kalaupun kita menikah itu karena Nara dan Neri yang memilihmu menjadi ayah mereka tapi aku... aku tak pernah memilihmu menjadi suamiku Jo karena itu, kau takkan pernah mendapatkan hakmu sebagai suamiku.
Kau akan mendapatkan semua hakmu kecuali hak atas diriku.
Kau tahu Jo, aku bahkan tak punya alasan untuk menerima atau menolak perjodohan ini, sebaiknya kamu memikirkannya. Maaf aku tak bisa memberimu banyak waktu, seperti yang kamu tahu dipenghujung hari ini aku harus memberikan jawaban atas perjodohan ini dan itu tergantung jawabanmu Jo." Fara berhenti bicara ketika pelayan datang mengantarkan pesanan kami.
"Aku gak keberatan kok kalau kamu mau memikirkannya selama kita menikmati makanan ini" Fara menambahkan.
Mereka mulai prosesi makan, Fara terlihat sangat menikmati makanan yang mereka pesan tapi Jo hanya memandangi Fara sambil tersenyum...
"Aku rasa aku akan tetap pada pendirian aku Ra.. Aku tetap mau menjalani perjodohan ini hingga ke jenjang pernikahan.. Namun jika boleh aku akan menjalani perjodohan ini dengan cara ku sendiri." Jawab Jo tenang.
"Terserah kau saja" jawab Fara acuh.
Jonathan Pov
Aku memang gak pernah berharap bahwa kisah cintaku dengan Fara akan berjalan mudah, karena itu aku tidak begitu terkejut dengan apa yang disampaikan olehnya.
Fara... andai kamu tahu, bisa berada didekatmu setiap waktu itu sudah merupakan anugrah buat aku...
Tuhan sudah memberikan aku hal yang luar biasa dengan mentakdirkan perjodohan ini.
Dan aku cukup tahu diri untuk meminta lebih padaNya.
I wish you know dear
All I need is time
To make you believe that I always here dear
And to make you understand what i feel
Even it will take thousand years
I will do it with all my heart
Cause I love you with all my heart
Cause I love with all my mind
Cause I love with all my life
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I?
RomanceAku selalu ada didekatmu ... mencintaimu.. walau kamu gak pernah tahu bahwa aku ada.. Bisakah aku memilikimu? - Jonathan Raditya- Dia telah pergi... dan hatiku pergi bersamanya... Bisakah aku membuka hatiku -Faradina Prameswari Winata-