Hehehe... Beneran deh vote dan kommennya bener-bener bisa bikin mood jadi naik lagi...
Part ini didedikasikan buat semua pembaca yang selalu berkenan vote dan komeng...
Dan buat pembaca yang masih bingung ... Maaf klo cerita gaje saya ini dah buat kalian pusing...So.. Please read this out..
------------------------------------------------
“would you please marry me?”
Kata-kata itu sukses meluncur dari mulut B, yang ternyata juga sukses membuat wanita dihadapannya sekarang menjadi diam seribu bahasa.
Perlahan Fara menarik tangannya dari genggaman B, dengan senyum tulus Fara berkata
“Terima kasih, tapi…” baru saja Fara hendak menyelesaikan kalimatnya B sudah memotongnya
“Aku gak minta jawabannya sekarang.. Tapi kumohon pertimbangkanlah baik-baik.. Aku akan menunggu sampai kamu siap kasih jawabannya ke aku” B berujar lembut pada Fara.
Fara hanya menghela nafas pelan dan berusaha untuk tersenyum lebih kepada menenangkan hatinya sendiri.
Sepeninggalan B, Fara terdiam.. Dia memikirkan apa yang B katakan, Fara bukannya tidak mengetahui apa yang B rasakan justru karena Fara tahu dia memilih untuk diam dan pura-pura tidak tahu. Namun keberanian B untuk memintanya menikah dengannya hari ini, tetap membuat efek kejut pada diri Fara.
“Bukankah ini membuat semuanya menjadi lebih mudah untukmu, kau bisa belajar mencintai B dan melupakan Jo. Maka semuanya akan berjalan seperti sedia kala..”
Pemikiran itu menyeruak begitu saja dalam kepala Fara, Fara mengakui bahwa pemikiran itu betul tapi apakah itu adil untuk seorang B. Walaupun semuanya sah dalam peperangan dan cinta tapi apakah ia bisa... Apakah ia sanggup.
Fara merutuki perasaannya pada Jo yang berkembang bebas dihatinya tanpa dia sendiri bisa mengendalikannya. Mengingat Jo membuat rasa nyeri di hatinya kembali, bagaimana mungkin dia bisa mencintai dua laki-laki yang jelas-jelas mencintai Dina aka Ara adiknya. Fara tersenyum miris.
Fara mulai menjalani observasi untuk kelainan jantung yang dialaminya, guna mengantisipasi terulangnya kejadian yang menimpanya tempo hari.. Selama itu B selalu datang untuk menjenguknya secara berkala walaupun Fara memintanya untuk lebih berkonsentrasi pada urusan kantor, mengingat dokter belum mengijinkannya keluar dari rumah sakit.
Fara duduk di bangku taman rumah sakit sambil membaca buku guna mengusir kejenuhan yang mulai menderanya akhir-akhir ini.
“Kau sudah terlihat jauh lebih baik?” ucap Ferro yang mengambil tempat duduk disamping Fara.
“Ro… Kapan kau datang? ” tanya Fara tersenyum sambil memeluk kakak tirinya itu.
“Baru saja.. Aku mencarimu di ruangan kau tidak ada.. Kalau saja aku tidak melihatmua sedang duduk disini dari jendela ruangan itu. Aku pasti akan menimbulkan kehebohan di Rumah Sakit ini” ucap Ferro sambil mengacak rambut Fara.
“Itˊs been a long time, right?. We do sit and talk like this” tanya Fara sambil tersenyum.
“Yeah.. Itˊs been a long time since last time we do it. But you never changed, you always beauty as last time I see you.” Ro berkata sambil menatap manik mata Fara.
“Ro.. Ro…… Kamu masih saja suka memandangku seperti itu. Oya kapan kau akan mencari kakak ipar untukku, ingat umur Ro... Hahahaha” Fara berkata sambil tertawa lepas dan memandang jail kepada Ferro.
Ferro memandangi Fara dengan pandangan merindu. Kata-kata B terngiang kembali dalam kepalanya,
“Fara, apakah kamu hidup bahagia?” tanya Ferro
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I?
RomanceAku selalu ada didekatmu ... mencintaimu.. walau kamu gak pernah tahu bahwa aku ada.. Bisakah aku memilikimu? - Jonathan Raditya- Dia telah pergi... dan hatiku pergi bersamanya... Bisakah aku membuka hatiku -Faradina Prameswari Winata-