Anindira
"Dira!" panggil seseorang dibelakangku.
Buset! Siapa sih tuh? bikin aku kaget aja. Gatau orang lagi menghayal apa. Aku menggerutu lalu menolehkan kepalaku menuju sumber suara.
Hadeh! Lunna ternyata.
"Eh cumi! Bikin kaget aja sih lo,gatau orang lagi menghayal apa?" Kataku sambil bersungut.
Lunna tertawa geli.
"Aduhh! Menghayal tentang siapa sih,Dir? Marco lagi? Move on,dir move on!" Jawabnya sambil mengetuk dahiku.
"Idih kok Marco sih? Ogah amat mikirin dia! Lagian gue udah move on kok," Sanggahku.
Lunna cuma ber-ooh ria sambil menaikkan kedua alisnya.
"By the way,lo ngapain sih tiba tiba ngagetin gue gitu?" Tanyaku.
"Oh iya! Lo inget Arjuna Darryl ga?"
"Arjuna Darryl? As in Arjuna Bagas Retno Darryl?" Jawabku.
"Hah? Itu nama atau daftar mantan gebetan lo yang gak kunjung selesai itu? Panjang banget!" Canda Lunna sambil terkikik.
"Astaga Lunna ih! Emang kenapa sih?," Gumamku.
Lunna akhirnya berhenti tertawa dan menghela nafas untuk mengatur ulang nafasnya.
"Apparently,Arjuna itu katanya pindah ke sekolah ini,Dir. Tadi pagi gue denger dari Randy," Jawab Lunna.
"Randy ketua osis? Ooh,terus apa hubungannya sama gue,Na?" Tanyaku.
"Apa lo lupa? Arjuna itu sahabat lo pas SD yang tugas sehari-harinya itu gangguin lo sekaligus jadi bodyguard lo," Lunna terkekeh mengingat masa masa putih merah itu.
Aku juga tertawa geli mengingatnya. Oh iya,yang dikatakan Lunna itu bener. Arjuna itu memang sahabat aku pas SD. Aku sama dia udah temenan sejak hari pertama karna dia nawarin untuk berbagi sekotak krayonnya karna seorang Anindira Andriani Karnaya lupa bawa krayonnya dihari pertama kelas satu. Alhasil,Dira kecil nangis dipojokkan sambil dibujuk Bu Guru.
Tiba-tiba, Arjuna. kecil menghampiri dan bilang,
"Hai aku Juna,kamu kenapa nangis?" tanya Arjuna kecil.
"Anindira lupa bawa krayonnya,Jun," Jelas Bu Guru yang sekarang aku udah lupa namanya.
Arjuna kecil tersenyum.
"Kamu mau pake krayonku? Kita pake barengan aja. Tapi gantian ya! Enggak boleh pelit pelit oke?" Tawar Arjuna kecil.
Senyum pun mulai merekah di bibir Anindira kecil.
"Boleh! Iya aku janji enggak bakal pelit! Suer!" Anindira kecil berjanji sambil mengangkat jarinya yang berbentuk V.
"Oke deh!"
Ya sejak saat itu aku sama Arjuna jadi deket banget. Tapi ya,setelah lepas baju putih merah,aku sama dia udah enggak pernah dekat lagi. Dan sekarang di putih abu-abu ketemu lagi.
"Woi! Anindiraaaa! Earth to Dira! Woi! Ngelamunin apa sih,Neng?," Goda Lunna.
"Hah?,enggak kok. Eh iya, Arjuna dimana kelasnya?"
"Nah,ini dia yang mau gue kasih tau. Arjuna itu sekelas sama kita,Dir! Di X-E," Lunna memekik senang.
"Ooh,gitu toh. Bilang dong hehe." Jawabku. Lunna mengernyitkan dahinya.
"Lho kok lo ga seneng sih? Arjuna woi,sahabat lo! Yang kata lo bawel terus baik tapi jail dan kata anak anak sih ya,ganteng katanya." bisik Lunna semangat.
ŞİMDİ OKUDUĞUN
Heartbreak Catastrophe
Teen Fiction"Apa Bunda pernah ngerasain sakit hati?" Tanyaku. Bunda tersenyum tipis sembari menghela nafas. "Tentu pernah,Dira," Bunda terdiam sebentar, "Tapi,itulah cara kamu belajar dalam hidup." Jawab Bunda. atau Dimana Anindira mengalami berbagai series kej...