dua belas

32 6 2
                                    

Anindira

Saat mereka keluar dari UKS,kebetulan sudah jam istirahat kedua. Lama juga ya ia tidur. Dira sedang berhalangan jadi ia tidak melaksanakan shalat dzuhur. Namun,ia menunggu Veronilo shalat dzuhur. Selepas Veronilo shalat dzuhur,sesuai janji,Veronilo membelikan Dira es krim. Mereka pun memutuskan untuk pergi ke lapangan basket dan duduk dipinggirnya.

"Jadi,masih belom bisa move on dari Juna?" Tanya Veronilo.

Dira berdeham sambil memakan es krimnya,"Lagi proses."

Veronilo mencebik,"Proses menuju kegagalan maksudnya?"

Dira langsung menoleh ke arahnya dan memukul pelan bahunya. Veronilo hanya terkekeh geli.

"Tapi serius,Dir. Masih belom bisa? Raka belom bisa ngisi spotnya Juna?"

Dira menggeleng pelan sambil menatap lurus kedepan.

"Tapi lo bisa bikin spot baru untuk dia,Dir." Dira menoleh ke arah Veronilo sembari menaikkan alisnya.

"Orang punya porsi mereka sendiri di hati kita. Juna emang enggak bakal bisa digantiin. Tapi,lo bisa bikin tempat baru untuk Raka,atau siapapun itu yang nanti bisa bahagiain lo. Bahkan bisa bikin lo lebih bahagia dibanding saat lo sama Juna." Ucap cowok itu.

"Sama kayak Kanya yang bikin lo bahagia ya,Ro?" Tanya Dira tanpa melihat ke arah Veronilo.

"Maksud lo?"

"Iya. Kanya itu 'Arjuna' nya lo kan,Ro?"

Veronilo tertawa pelan lalu mengusap puncak kepala Dira,"Bukan. Dia itu semacam..... 'Wira'-nya gue,Dir."

Dira sontak menoleh ke arahnya,"Lo dulu pernah suka sama dia?"

"Jatuh cinta,Dir. Udah bukan suka lagi. Dan iya sekarang gue masih cinta sama dia." Dira merasa hatinya seperti ditusuk-tusuk. "Tapi sebagai teman. Gue udah enggak ada rasa apa pun yang melebihi batas teman sama Kanya."

"Terus 'Arjuna' lo siapa,Ro?" Tanya Dira.

"Ada. Tapi gue belajar,bahwa ada beberapa hal yang enggak bisa dipaksakan."

Dira terhenyak. Seorang Veronilo. Yang selama ini dia kira dingin,ketus,jahil,ternyata punya sisi lemahnya. Dan entah kenapa,Veronilo memilih untuk menunjukkan sisi itu kepada Dira.

"Udah ah ngomong menye-menye nya. Jijik." Tandasnya.

Dira tertawa lepas lalu menjitak kepala Veronilo.

"Dasar. Ke kelas yuk!"

Veronilo mengangguk lalu mengikuti Dira berjalan ke kelas. Sesampainya dikelas,ia melihat Lunna dan Arjuna dengan tatapan cemas.

"Dira lo gapapa?" Tanya Arjuna.

Dira mengangguk,"Gue enggak kenapa-kenapa. Cuma pusing aja tadi. Lemes"

Lunna langsung berlari ke arahnya lalu mendekap kedua pipi Dira.

"LO KENAPA? LO SAKIT APA? SAKIT HATI?" candanya.

Dira hanya tertawa lalu memukul pelan tangan Lunna.

"Gue enggak kenapa-kenapa. Cuma lemes aja."

Tiba-tiba,Raka muncul di ambang pintu. Entah kenapa,Dira ingin mengumpat saat melihat Raka muncul. Raka menghampirinya.

"Dira lo enggak kenapa-kenapa?" Tanyanya.

"Iya gapapa."

Lalu,Kanya juga muncul di ambang pintu dan langsung menghampiri Veronilo.

Heartbreak CatastropheHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin