PELABUHAN HATI

Terungkap

#happy reading :)

* * * * *

Dulu saat ku siap mati untukmu
Kamu tak pernah menganggap aku hidup
Dulu saat semua ingin ku pertaruhkan
Kamu tak pernah percaya cinta sejatiku

Aku cuma punya hati
Tapi kamu mungkin tak pakai hati
Kamu berbohong aku pun percaya
Kamu lukai ku tak perduli
Coba kau fikir dimana ada cinta seperti ini

Kau tinggalkan aku
Ku tetap disini
Kau dengan yang lain
Ku tetap setia
Tak usah tanya kenapa
Aku cuma punya hati

Aku cuma punya hati
Tapi kamu mungkin tak pakai hati
Kamu berbohong aku pun percaya
Kamu lukai ku tak perduli
Coba kau fikir dimana ada cinta seperti ini

Kau tinggalkan aku
Ku tetap disini
Kau dengan yang lain
Ku tetap setia
Tak usah tanya kenapa
Aku cuma punya hati

hu woo
hu..hu..

woo..ho..ho..ho

Kamu berbohong aku pun percaya
Kamu lukai ku tak perduli
Coba kau fikir dimana ada cinta seperti ini

Kau tinggalkan aku
Ku tetap disini
Kau dengan yang lain
Ku tetap setia
Tak usah tanya kenapa

ho...ouwo..

Tak Usah Tanya Kenapa
Aku cuma punya hati

Petikan gitar berakhir..
"Aku tak akan pergi li, aku masih sanggup jika kau menyakiti ragaku karena aku mencintaimu.. Tapi bila kau menyakiti jiwaku, aku akan pergi selamanya dari hidupmu.. Aku tau sebenarnya kau orang yg baik, dan aku yakin sikap dingin dan aroganmu itu pasti ada hubungannya dengan ayhku dan masa lalumu"Ucapnya menatap kosong kedepan,

Seiring berjalannya waktu kebersamaan yg terjadi telah menumbuhkan benih2 cinta dalam hati gadis itu..

Walaupun laki2 yg ia cintai selalu kasar kepadanya, tapi ia tak pernah peduli bahkan ia semakin mencintai lelaki itu.

Tekadnya sudah bulat, ia ingin mencari tau kisah masa lalu laki2 itu sehingga dia bisa menutupi kerapuhan dengan sikap dingin dan arogantnya.

Gadis itu mengingat kejadian beberapa waktu yg lalu,

#Flashback on#

Saat ia pingsan dikamar mandi karena habis disiksa, saat ia tersadar ia sudah berada di tempat tidur dan selimut tebal yg menghangatkan tubuhnya, ia melirik kesamping diatas nakas sudah ada segelas susu dan sepiring nasi goreng, serta obat2an untuk luka memarnya,

dengan selimut yg melilit di tubuh polosnya ia berjalan pelan mencari sosok laki2 yg telah menyiksanya, dengan pelan ia membuka pintu melirik ke kiri dan kanan, dilihatnya laki2 itu tengah tertidur di sofa, ia berjalan ke arah lemari mengambi selimut yg lain,

Ia terus berjalan pelan ke arah lelaki itu, dilihatnya wajah tenang itu lalu ia selimuti tubuh laki2 itu dengan selimut yg dibawanya, dikecupnya singkat kening lelaki itu,

"aku mencintaimu ali"gumamnya lirih.

Ia kembali kekamarnya, ia mengambil nampan yg ada di atas nakas lalu memakan nasi goreng dan meminum segelas susu yg tersedia di atas nampan, setelah selesai ia meminum obat pereda rasa sakit yg juga disiapkan untuknya, kemudian mengolesi luka memarnya dengan obat salep yg tersedia juga di nampan itu. Setelah selesai ia kembali tidur dan berharap esok akan lebih baik lagi.

#flashback off#

* * * *

Suara ketukan pintu menyadarkannya dari lamunan..
Ia segera berlari keluar kamar dan membuka pintu, didepan pintu sudah berdiri kevin yg menahan ali agar tak terjatuh,

"Dia mabuk"ucap kevin yg berjalan masuk sambil membawa ali,

"Bawa saja ke kamar"ucap prilly sedikit panik kemudian mengikuti langkah kevin,

Kevin membaringkan ali di tempat tidur,
"Kenapa ali bisa seperti ini kak?"Tanya prilly ke kevin,

"Aku juga tidak tau, tadi ada yg menelfonku menggunakan handphone ali, org itu mengatakan bahwa ali sudah mabuk berat dan dia membuat kekacauan di club, lalu aku menjemputnya dan membawanya pulang "ucap kevin menjelaskan sambil berjalan keluar kamar menuju pintu keluar,

"Terima kasih kak",

"Iya.. Jaga dia, aku tak pernah melihat dia seperti ini"ucap kevin,

"Pasti"ucap prilly sambil menganggukan kepala,

"Kalau begitu saya permisi"kevin berlalu pergi,

Setelah kepergian kevin prilly kembali kekamar, ia melihat keadaan ali yg berantakan dengan pelan ia membuka sepatu kerja ali yg masih di pakainya, kemudian membuka satu persatu kancing kemeja dan kemejanya, lalu membuka celana kerjanya dan menyelimuti ali.,

Pelan-pelan prilly mengompres luka2 yg ada di wajah ali..

"Mama...papa.. "Ricau ali,

"Mama...papa.. Ali sudah membalaskan dendam mama dan papa dengan cara menyiksa anak dari org yg telah membunuh kalian,,"racaunya lagi,

Setengah tak percaya prilly terkejut mendengar racauan ali, ia mencoba tak percaya dengan ucapan ali, tetapi lelaki itu terus mengulang kalimatnya membuat prilly merasa yakin bahwa ayahnyalah yg menyebabkan kematian orang tua ali, dengan tergesa2 ia menuju ruang kerja ali disana ia mencari sesuatu yg bisa membuatnya yakin pasti ada sesuatu yg ali sembunyikan.

Setelah beberapa menit mencari matanya tertuju pada sebuah kotak putih berukuran sedang, ia membuka kotak itu dan ia melihat didalam kotak itu terdapat fotonya serta foto ayh dan ibunya, semua aktifitas apa saja yg ia lakukan, alamat rumahnya dahulu,

"untuk apa ali menyimpan ini semua? Ada apa sebenarnya?"Batinnya

* * * * *

Keesokan harinya prilly berniat menanyakan semua hal ini kepada ali, dengan mengumpulkan keberanian ia mulai membuka suara,

"Li.. Ada yg mau aku tanyakan"ucanya penuh tekad,

"Kenapa?"Ucap ali santai sambil keluar dari kamar mandi,

"Aku minta penjelasan tentang ini"ucap prilly sambil mengeluarkan beberapa foto,

Ali yg melihat foto2 di tangan prilly seketika itu menjadi murka, matanya menatap tajam seakan2 seperti membunuh,

Prilly yg melihat reaksi ali menjadi ketakutan,

"Maaf"hanya kata itu yg keluar dari bibir tipisnya

"Dari mana kau mendapatkan foto2 ini ha??"Ucap ali membentak,

"Da..dari ru..ruang kerja"ucap prilly terbata2

Tanpa aba2 ali langsung menampar pipi prilly, air mata mulai menetes di pipinya,

"Sudah mulai lancang rupanya gadis manis ini, karena kau sudah mengetahuinya,aku akan menceritakannya"ucap ali

Ali duduk di samping prilly, lalu ia mulai menceritakan semuanya dari awal, tentang pembunuhan, perpisahannya dgn kakaknya serta niatnya yg membalas dendam, prilly terus menangis mendengar kisah hidup ali serta dendam lelaki itu pada ayahnya. Prilly memeluk ali memberi ketabahan untuk lelaki yg dicintainya.