IBUKU TERSAYANG

4.1K 285 1
                                    


"Senyummu, tawamu, candamu, kasih sayangmu dan ketulusan cinta kasihmu adalah hal yg paling aku rindukan di dunia ini, aku menyayangimu ibu"

Prilly keluar dari apartment ali, sudah tiga hari sejak perjanjian itu terjadi prilly tinggal di apartment ali menurutnya tmpat ini lebih cocok disebut penthouse karena besar dan mewah tapi sayang perasaannya sangat sakit, seandainya waktu bisa di ulang ia akan memilih tinggal di rumah gubuk asalkan bisa berdua dengan ibunya, karena ibu satu2nya yg ia punya.

Setelah sampai di lobby ia menyetop taxi, ia langsung masuk ke dalam taxi, setelah menyebutkan arah tujuannya pada supir taxi ia terdiam pikirannya mengingat kejadian 3 hari lalu,

Flashback 3 hari yg lalu,

Saat prilly keluar dari gedung pencakar langit milik ali, dengan senyum mengembang di bibirnya ia berjalan mencari taxi yg akan mengantarnya ke rumah sakit dengan harapan dia bisa langsung melunasi biaya operasi ibunya, dan ibunya tersayang bisa sehat kembali karena ia sangat merindukan pelukan hangat ibunya, dengan rasa tidak sabar ia menyuruh supir taksi mempercepat laju taksi nya.

Setelah sampai di rumah sakit prilly langsung menuju ruang dokter rahman untuk membicarakan operasi ibunya, baru sampai di dekat ruangan dokter rahman ia melihat dokter rahman serta suster berjalan tergesa2 dengan wajah khawatir,

prilly pun mengikuti langkah suster dan dokter rahman menuju ruangan perawatan ibunya, seketika wajah prilly terlihat pucat air mata tak dapat lagi dibendung, kakinya tiba2 terasa lemas, ia terduduk dilantai hatinya begitu sakit karena ia melihat sang ibu sudah tak bernyawa lagi, ia merasa tak berguna semua yg dilakukannya sia2.

Flashback off

Prilly melangkah menuju pemakaman ibunya, air matanya kembali jatuh, kesepakatan telah terjadi tapi semua itu sia2 uang 300juta itu tak berguna lagi karena ibunya telah tiada.

Prillypun sampai di depan makam ibunya, meletakkan 1 bucket bunga kesukaan ibunya yaitu mawar merah diatas makam, ia sempat mampir ke toko bunga sebelum ke makam,

"Ibu..maafin ily ya, ily ank yg nggk berguna,, ily terlambat nolongin ibu,, dan sekarang ily terjerat perjanjian dengan ali bu, ily harus apa? Ily ngerasa hampa bu, cuma ibu satu2nya orang yg mengerti ily, ily selalu berdoa semoga ibu disana bahagia bisa bertemu dengan ayah, ibu nggak usah khawatir, ily disini pasti baik2 saja, sekarang ily pulang dulu ya bu, ily sayang ibu"ucap nya memegang batu nisan ibunya dan menciumnya.

Prilly berjalan gontai meninggalkan kawasan pemakaman, ia kembali menunggu taksi yg lewat, ia harus segera pulang, jika tidak ali pasti akan memarahinya habis2an,

Stelah menunggu sedikit lama ia pun menyetop taksi, supir taksi paruh baya itu tersenyum kepadanya,

Prilly pun menyebutkan alamat apartment ali, dan di balas anggukan dgn supir taksi, taksipun melaju dgn kcepatan sedang,

Lelaki paruh baya itu melirik prilly melalui kaca spion, ia melihat prilly yg menangis, seolah ikut terhanyut lelaki paruh baya itu meneteskan air mata,

"Kehilangan seseorang yg kita sayangi itu menyakitkan non, tetapi percayalah bahwa tuhan akan memberikan lita kebahagiaan yg lebih, saya merasakannya sendiri"ucap lelaki paruh baya itu memberanikan diri,

Prilly tersenyum ke arah lelaki paruh baya itu,

"Terima kasih pak"ucapnya ramah,

Lelaki paruh baya itu mengangguk, kemudian ia memfokuskan pandangannya menyusuri jalan,

"Ibu aku merindukanmu"

Prilly kembali meneteskan air matanya, masih teringat jelas nasihat yg selalu ibunya berikan padanya, yg selalu ia gunakan sebagai pemacu semangat,

"Ibu tahu kau bersedih anakku, tetapi selalu ingatlah bahwa setelah hujan badai yg menerpa akan ada pelangi setelahnya, dan ingatlah bahwa tuhan tidak akan memberikan manusia cobaan melebihi kemampuan umatnya, bilapun kau di uji itu pertanda bahwa kau akan di naikkan derajatnya"

Air matanya kembali menetes, hatinya terasa remuk, ingin sekali rasanya ia terbebas dari rasa sakit ini, rasa sakit akan kenyataan hidup yg ia alami,

"Tuhan..akankah aku sanggup melewati semua ini?"batinnya,

Ia sibuk dengan fikirannya tanpa terasa taksi yg di tumpanginya sudah berhenti,

"Sudah sampai non"ucap lelaki paruh baya itu,

Prilly pun tersadar dari lamunannya, ia pun melihat argo taksi kemudian membayarnya,

"Ini non kembaliannya"ucap lelaki itu memberikan uang kembalian,

"Untuk bapak saja, ambillah"ucap prilly keluar dari taksi,

"Terima kasih non"

Tanpa menjawab ucapan si supir taksi prilly kembali melajukan langkahnyq untuk masuk kedalam gedung mewah yg menjulang tinggi.

__________________________

Gimana ceritanya? Tambah seru atau tambah ngebosenin? Maaf ya baru update lagi, kepedekan pula 😣😢

Jangan lupa vote dan komentnya ya..

PELABUHAN HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang