Langit malam di penuhi sinar bintang menemaniku sembari duduk di kursi panjang dari kayu jati dengan bantalan busa berwarna senada yang empuk. Membuatku merasa lebih nyaman berada di sini. Halaman belakang ini memang indah untukku apalagi disaat- saat seperti ini.
Duduk di tengah taman dengan pemandangan langit berwarna abu-abu hitam dihiasi dengan cahaya-cahaya kecil dari ribuan bintang. Aku duduk ditemani segelas coklat hangat dan mp3 berwarna ungu muda yang berisi lagu-lagu yang kebanyakan melow itu. Seakan mewakili apa yang aku rasakan. Hembusan angin membuat daun-daun dan batangnya menari-nari mengikuti intruksinya. Kilau bulan menambah indahnya malam ini.
Setelah sekian lama aku tak pernah menjamah tempat ini karna semua kegiatan ku di sekolah. Akhirnya aku bisa merebahkan tubuhku disini.
Semua yang terjadi padaku ini memang sudah takdirnya. Disakiti ? Bukan itu intinya dan aku yakin mereka yang mengizinkan ku menaruh rasa ini tak bermaksud seperti itu. Hanya aku yang tak paham, hanya aku yang tak mengerti. Terkadang aku harus belajar arti dari kehilangan dan merelakan juga.Mengertilah tak ada yang ingin tersakiti ataupun menyakiti. Tak terasa bulir-bulir air jatuh dari kedua mataku tepat di atas cover novel yang sedang ku pegang. Ceritanya terlihat seperti fakta bagiku. Di benakku masih terekam jelas semua hal yang terjadi itu. Menenggelamkanku ke dalam memori itu lagi. Kalau boleh aku menyesal, mungkin akan kuteriakkan dengan lantang dihadapanmu. Tapi seharusnya begitu. Meskipun akhirnya tak seindah anganku, tapi beberapa dari itu cukup membuat tawa di sebagian ceritaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apa Kabar Hati?
RomanceKata orang cinta itu manis. Semanis apa? Jika orang yang kamu suka memiliki perasaan yang sama, itu mungkin. Tapi bagaimana kalau ternyata di sisi lain ada laki-laki mapan yang setia dan tulus menunggumu? Sedangkan kamu masih saja mengejar nya, impi...