Pantai Yang Penuh Kenangan!

209 3 0
                                    

"Hal yang kejam adalah membiarkannya jatuh cinta sementara kamu tidak mencintainya"

Pagi ini aku bangun dengan harapan bahwa kemarin malam itu hanya mimpi. Semalam mbak Nita dan yang lain tak berani menanyakan apapun. Cukup diam dan tahu...

Setelah sarapan rasanya semangatku kembali lagi. Twins yang ceria kembali lagi. Seperti tak pernah terjadi apa-apa. This is the power of food maybe hahaha..

Tiing tunnngg tinggg tunggg.......

Handphone berdering, telfon dari mbak Fitri yang sebulan lalu sudah kembali ke kota asalnya.

"Hallo mbak Fitriii !!!!!! Kangen bangetttt "

"Ihh lebay lu hahaha, gue juga kangen sama lu Twins" balasnya dari sebrang telfon.

"Eh ngomong-ngomong gimana lu sama Ian?" Tambahnya lagi.

Ya memang kemarin malam sebenarnya lebih memalukan lagi, karna waktu aku sedang di serang dengan sejuta pertanyaan, telfon tersambung ke beberapa temanku yang sudah pulang ke kota mereka masing-masing. So, tentu saja mereka juga mendengarnya !

"Mmm nggak gimana gimana mbak, ngeselin" jawabku.

"Eh Twins lu tau nggak ada cowok disini yang nungguin lu, yang serius suka sama lu, tiap cerita sama gue ,lu mulu yang di ceritain , sampek bosen gue dengernya hahaha"

Mataku terbelalak , berputar menebak-nebak siapa yang mbak Fitri maksud.

"Siapa mbak?"

"Adalah pokoknya"

"Ku tebak ya. Hahaha" seruku

"Tebak coba siapa?"

..............

Ia tak juga menjawab. Aku semakin menebak-nebak.

"Gue kesel deh, kenapa sih lu nggak suka aja sama dia, kenapa mesti dia suka sama lu dan lu suka sama Ian?"

"Mmm aku juga nggak tahu mbak, namanya juga perasaan mbak hahaha"

"Lu emang nggak suka sama dia?"

"Mbak Fitri tahu kan siapa yang aku suka? Aku nggak mau ngomong nggak suka atau gimana , takutnya kebalik ntar, jalanin ajalah mbak hahaha ,dianya siapa juga nggak tahu ini"

Percakapan yang memakan waktu tak sedikit itu cukup membuatku berfikir keras setelahnya. Ada seseorang yang menganggapku lebih dari teman. Hufffttt saat-saat yang tak tepat untuk tahu semua ini.

Di sisi lain mas Ian kembali baik padaku. Kemanapun kami pergi ia berboncengan denganku. Tapi kurasa ada yang tak beres. Sekalipun ia baik, ia tetap memasang sekat di antara kami. Ada sesuatu yang membuatku terkadang kesal dengannya. Tapi, setiap moment kami pergi, suasana selalu menyenangkan. Jadi, aku tak lagi ingat peristiwa memilukan itu.

*
Hari ini kami berencana pergi ke pantai di kota Blitar, sekitar 2 jam lebih dari sini. Karna terlalu lama berdiskusi ,kami kesiangan. Akhirnya kak Nathan memutuskan aku yang menyetir. Untuk mengejar waktu, karna ia tahu aku gila dalam hal menyetir. Aku, mas Ian, kak Nathan, mbak Fia ,mbak Nita dan mas Ali berangkat berboncengan.

"Seharusnya kan perjalanan jauh gini aku dibonceng mas Ian" gumamku kesal

Tak apa , setidaknya dia berdua dengan mas Ali ,bukan dengan perempuan lain.

Pantai pasir putih atau yang biasa di sebut dengan pantai pasitran gondo mayit. Ah kami baru tahu namanya seseram itu setelah kami kembali ke Pare. Artinya ada mayat-mayatnya gitu deh. Ada sebuah pantai juga di sebrang pantai pasir putih. Aku lupa namanya. Terpisahkan oleh sebuah bukit yang konon katanya ada sebuah makan disana. Dan katanya juga di atas bukit itu lah disimpan mayat-mayat orang yang meninggal. Untungnya kami tahu itu semua setelah mbak Fia browsing di internet.

Ini pertama kalinya aku menikmati suasana pantai. Kebetulan disana ada 4 anak-anak yang sedang berenang dan membawa ban! Kebetulan yang menyenangkan bukan? Yap !

Saat sudah lelah berfoto ria. Aku sangat ingin merasakan dingin dan beningnya air pantai !. Aku bernego dengan anak - anak kecil itu ,meminjam ban mereka dan BBBBBRRRR !! Disinilah aku , di dalam air. Kemudian yang lain menyusul. Padahal mereka tadi tak mau berenang.

"Twinsssssss !" Suara kak Nathan memanggilku , saat ku lihat sandal ku sudah melayang dan terseret arus.

"Sandalkuuuu ! Nanti aku pulang pake apa?" Reflek cepat aku berlari mengambil sandal ku.

BUGG !

"Aduh!"

Ternyata batu besar di dasar pantai berlumut dan licin. Terlempar kesana kemari karna ombak pantai yang sangat besar di bawah air. Aku langsung menepi. Dan kulihat mata kaki sebelah kanan ku berdarah. Sakit sih , bukan karna berdarah ,tapi bengkak karna benturan. Peluh tipis keluar dari mataku. Kak Nathan malah tertawa tak memperdulikan ku. Aku mencari batu besar di pinggir pantai dan duduk. Sembari memijat kakiku, ah rasanya benar-benar nyeri.Aku tahu seseorang dari tadi berdiri di belakangku dan memperhatikan.

"Kasih air sana" ucap mas Ian

"Udah, air laut tapi haahaha"

"Kasih ini lah, ngapain air laut?" Ucapnya sambil menyodorkan botol air mineral ke arahku.

"Kenapa mas Ian nggak renang?"

"Aku udah sering ke pantai, bosen gini-gini aja pemandangannya, tiap ke pantai ya cuma duduk di pinggir kayak gini".

"Ah nggak seru dong , nikmatin lah kalo kemana-mana"

"Enggak ah , disini aja"

Kami penasaran dengan bukit tinggi di sebrang itu. Mengambil beberapa foto dari sana harusnya lebih bagus.
Disini lah kami, aku dan mas Ian. Dipuncak bukit. Sementara yang lain masih sibuk berfoto di bawah. Hanya ada jalan setapak di penuhi semak-semak rimbun di kiri kanan. Tiba-tiba aku mendengar suara suara aneh !.

"Mas Ian !" Seruku yang tak jauh darinya, yang sudah sampai di atas.

"Tungguin sih, aku takut!" gumamku kesal

"Ini nih biasanya dibuat tempat mesum" ucapnya sambil menunjuk rimbunan semak-semak"

Aku melotot, menelan ludah dan beberapa langkah menjauh darinya. Ah bisa-bisanya ia mengatakan itu disaat hanya ada kami berdua disini. Tapi ia malah tertawa melihat tingkah konyolku. Kami sampai di atas bukit , ternyata ada sebuah gubuk kecil untuk beristirahat dan duduk-duduk.

"Hp mu mana?" Tanyanya.

"Di mbak Fia, tadi kak Nathan sama yang lain aku suruh kesini tapi masih sibuk foto-foto"

"Yahh , hp ku juga mati"

"Twinss ayo turun!" Teriak mbak Fia

"Loh mbak aku kan belum foto"

Tapi mereka tak mendengar, karna jarak yang terlalu jauh. Sepertinya mereka marah.

"Ih kok gitu sih, kita kan belum foto"

"Ya udah , ayo turun" ucap mas Ian.

Setelah kami turun mereka tahu apa yang terjadi, aku belum sempat mengabadikan foto. Aku diam..

Kami menunggu makanan di sajikan. Aku duduk dan masih terdiam. Mas Ian dan mas Ali sedang sibuk berfoto di pinggir pantai. Kebetulan ada tempat duduk disana.

"Twinss sini foto-foto" teriak mas Ali

"Nggak ah" jawabku

"Ya udah sini-sini" teriak mas Ian sambil menepuk tempat duduk di sebelahnya, mengisyaratkan untuk foto berdua.

Aku berdiri ,berjalan perlahan , masih dengan perasaan kesal tapi senang. Dan berusaha menyembunyikan nya dibalik kata "gengsi".

Duduk berdua, di pinggir pantai. Berfoto dengannya. Ah kebahagiaan apalagi yang kuminta? Ini saja cukup. Ia selalu tahu bagaimana memberi sedikit perhatian tapi 'mengena'.

Sembari melihat matahari yang semakin tenggelam, kami duduk di pinggir pantai. Menikmati angin pantai dan ombak yang cukup besar. Pasir putih dan lainnya begitu indah. Dan lagi pantai ini sepi. Tuhan kuharap aku dapat menikmati keindahan alam ciptaan mu lagi. :) bersama orang yang kusuka boleh ? Hihihi

Apa Kabar Hati?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang