Hari pertama kelas kami dimulai. Semua member rela bangun lebih awal sekitar jam 3 pagi hanya demi membuat antrian mandi. Aku membuka mataku sebentar lalu hanyut kembali dalam mimpi. Perjalanan yang melelahkan kemarin. Tentu saja aku akan membuang waktu ku dengan tidur sekali lagi.
Aku melihat seisi kelas yang akan dihuni oleh 25 siswa ini. Memperhatikan satu demi satu wajah yang tak lama berbalik menatapku juga. Wajah anak pengajian sampai preman bisa kutemukan disini.
Kelas pertama kami akan diisi oleh ms. Rara. Selesai memperkenalkan diri, kami masih asing dengan satu sama lain. Lalu seorang laki-laki menyapa ku.
"Hai lu twins kan?"
"Iya ,kenapa?"
"18 tahun?"
"Iya, kenapa?"
"Nggak papa, nanya aja. Aku John"
"Ooh iya"Laki-laki berkulit putih, sedikit berisi, berwajah blasteran ini tak mau berhenti mengajakku mengobrol.
Tetapi pandanganku terhenti pada sosok laki-laki yang duduk diam bersandar di dinding berwarna biru muda di sebrangku. Tak bicara, tak tersenyum. Laki-laki yang mungkin berhati dingin namun tampan!**
Jarum jam tepat mengarah ke angka 8 malam hari. Kelas terakhir kami akan dimulai. Speaking for fun sebutannya, kelas yang penuh dengan punishment dan permainan.Setelah beberapa putaran dimainkan. Banyak member yang terkena punishment. Termasuk laki-laki dingin itu. Mr. Nathan menyuruh mereka untuk bergoyang di depan kelas.
"Ayo yan , joget!"
Seru beberapa anak dikelasSedetik kemudian , laki-laki cool yang aku perhatikan tadi maju dan ia melenggak lenggokan badannya itu. Sontak seisi kelas meriuh riuhkan sorak. Membuat kelas malam semakin ramai.
"Ilfeel" satu kata jutaan makna yang tersirat di otakku.
Apa itu? Kesan cuek dan keren tadi hilang seketika.Kelas selesai. Aku dan beberapa temanku kembali ke camp.
"Aku ilfeel banget mbak sama cowok tadi"
"Siapa?"
"Yang jogetnya nggak banget tadi"
"Ohh itu, namanya Ian deh kayaknya" jelas mbak Afi sembari tertawaAku berlari melihat daftar nama yang tertempel di pintu depan.
"Abiansyah Putra Hanggara"Kemudian aku kembali ke kamar meneruskan percakapanku dengan Mbak Afi.
"Oh namanya Abiansyah, kenapa nggak di panggil abi aja ya?
"Kamu merhatiin dia terus ?"
"Ehh enggak kok, aku ilfeel banget malah sama dia"
"Masa sih? Dari tadi ian terus yang diomongin?"***
Seminggu kemudian kami berencana pergi ke tempat wisata di sini. Goa surowono yang letaknya sekitar 12 meter adalah tujuan pertama kami. Kami akan bersepeda untuk pergi kesana. Hanya 13 orang dan 3 diantaranya perempuan. Yang lain sedang sibuk jadi tak bisa ikut.Goa yang menakjubkan, indah, air dingin yang bening mengisi setengah goa. Sekilas ikan-ikan kecil terlihat. Berbeda dengan goa lainnya yang kering dan penuh dengan kelelawar. Di sini air mengalir dari dinding goa. Gelap dan sangat panjang, sekitar 1km.
Selesai keluar dari goa, tak ada satupun dari kami yang mengganti pakaian ,karna tak ada persiapan sebelumnya, kami pun pulang dengan basah kuyup. Sebagian dari kami ada yang masih ingin berenang. Kolam renang nya tak jauh dari goa. Tapi aku , bang John, mbak Afi, mbak Okta dan Mas Ian memutuskan untuk pulang.
Ditengah perjalanan ,warung es degan terlihat dari kejauhan. Seperti melihat danau di tengah padang pasir. Sudah pasti , saling tatap menatap tanpa bicara, kami paham satu sama lain.
Mas ian duduk di sebelahku. Masih dengan perasaan ilfeel....
"Mas ian aku kirain pendiem, tapi kok jogetnya kayak gitu sih?"
"Cie Twins lo perhatian banget, lo suka ya sama Ian?" Seru bang John
"Enggak lah, apaan sih"
"Coba kalo lo emang nggak suka ,tatap matanya Ian 3 detik aja"
"Nggak mau"
Aku sama sekali tak ingin menatap mata laki-laki aneh itu.
"Coba lo yan , tatap mata nya Twins"
Ia tersipu malu, sedetik menatapku, lalu berpaling.
"Apaan sih"
"Wah ada yang bakalan cinlok nih"Aku fokus dengan gelas di depan ku yang sedikit lagi isinya akan habis, sedangkan yang lain sibuk membuat gosip tentang aku dan mas Ian.
****
Waktu semakin berlalu, tak butuh waktu lama. Setiap hari entah hanya untuk makan, mengerjakan tugas, atau yang lainnya, laki-laki di kelas ku selalu punya cara untuk meminjam motor beserta sang empunya. Mengantarkan ke bank, sarapan, makan siang, memesan tiket, apotek, bidan, bengkel, tempat kursus. Seakan memang akulah gojek nya.Tak apa, justru aku senang. Karena bisa makan gratis. Dan jalan-jalan sepuasnya. Aku jadi tahu tempat-tempat yang bagus di Pare.
"Twins kalo gue nembak lo, lo terima nggak?"
Aku yang sedang menikmati segelas minuman dingin sontak tersedak, melihat laki-laki berkulit putih blasteran itu tiba-tiba menanyakan hal yang sungguh aku jadi ingin tertawa.
Aku melihatnya bertanya dengan wajah serius tapi sedikit tertawa. Mungkin tak ingin terlalu mendramatisir."Bang John becanda ya?"
"Seriuslah"
"Ya nggak mau lah bang"
"Kenapa?"
"Aku belom pernah pacaran, trus tiba-tiba di tembak cowok yang umurnya jauh dari aku?"
"Cuman beda 7 tahun kok, banyak yang sampek 10 taun"
"Ya tetep aja, aku nggak mau"
Kami menutup perbincangan itu dengan guyonan. Meskipun setelah itu ia tak lagi terlihat seperti biasanya.
Tak apa, aku masih bisa bermain dan bercanda dengan yang lain. Mereka sudah ku anggap sebagai abangku sendiri. Karna umur mereka semua memang lebih tua dariku. Aku harap mereka juga hanya menganggapku adik atau teman,tak lebih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apa Kabar Hati?
RomanceKata orang cinta itu manis. Semanis apa? Jika orang yang kamu suka memiliki perasaan yang sama, itu mungkin. Tapi bagaimana kalau ternyata di sisi lain ada laki-laki mapan yang setia dan tulus menunggumu? Sedangkan kamu masih saja mengejar nya, impi...