Ariska Ofterria Twins Olliverra,nama yang unik untuk orang yang baru saja mendengarnya. Panggil saja Twins. Orang akan selalu bertanya dengan sejuta pertanyaan mereka.
Kembar? Tentu saja tidak, itu hanya sebuah nama pemberian dari orang tua ku. Indah bukan, dan aku selalu senang memperkenalkan nama itu.
Aku gadis 18 tahun, yang tertarik dengan semua hal yang membuatku penasaran , sedikit cerewet dan tomboy. Tapi bukan berarti semua temanku adalah laki-laki. Sebagian lagi adalah gadis yang sifatnya sejenis denganku. Aku selalu mempunyai banyak alasan untuk tak menyentuh air di pagi hari. Bukannya apa-apa, memang sudah terbiasa, kalau bisa tak mandi aku akan dengan senang hati melakukannya.
Disaat semua gadis memoles wajah mereka dengan bedak, lipstik dan alat make up lainnya, disitulah aku sedikit berbeda, terkadang tanpa mandi, dan hanya memakai trining dan tak ber-make up.
Tampil simple, nyaman dan apa adanya adalah style ku. Walaupun begitu aku harus memakai parfum dulu , untuk menyamarkan segalanya. Semua temanku tak begitu mempermasalahkan itu, bahkan mereka yang kebanyakan laki-laki itu sering bercerita padaku. Tentang perjalanan hidup mereka, sekolah,pekerjaan, hobby, bahkan orang yang mereka suka.
Tertarik untuk mendengarkan sepenggal demi sepenggal cerita dari masing-masing mereka. Belajar dari pengalaman berbeda dan dari orang yang berbeda pula. Tapi diam-diam sebenarnya aku belajar tentang apa mahkluk yang disebut laki-laki ini, sifat mereka, cara pandang mereka, ketertarikan mereka terhadap lawan jenisnya, sampai hal yang mereka suka dan tak mereka suka.
*
"Di daun yang ikut mengalir lembut , terbawa sungai ke ujung mata..... "
Suara merdu dari vokalis grup band Letto ini selalu setia menemaniku, sebagai alarm di handphone , sebenarnya aku tak pernah langsung bangkit dari mimpi-mimpi indahku. Kalaupun alarm berbunyi, tidur malah semakin nyenyak. Dan sebenarnya suara mama lah yang paling banyak ikut andil membuatku tersentak kaget setiap pagi.
"Twins !!! Cepet bangun , liat jam berapa ini? Nanti kamu telat !
Dan pasti aku langsung terbangun setelah mendengar suara seriosa dari mama.
"Iya ma" jawabku masih menutup mata.
"Cepet ini kan hari pertama kamu masuk SMA"Mampus ! Aku baru ingat kalau hari ini aku sudah SMA. SMA negeri 3 Cempaka yang letaknya 10 menit dari rumah dengan kecepatan rata-rata 80 km/jam. Layaknya Valentino Rossi.
Segera aku bangun dan cepat-cepat menuju kamar mandi.
"Kamu itu ya kapan mau berubah? Dari dulu sampek sekarang telat terus masuk sekolah""Twins nggak telat ma, cuma kadang-kadang aja kok, tanya aja sama satpamnya kalo nggak percaya" jawaban konyolku yang spontan keluar sembari di kamar mandi.
"Nggak telat apanya? Tiap hari sms di HP mama selalu kamu itu dateng 1 -2 menit sebelum checklock ditutup"
"Kalo itu namanya tepat waktu ma"
"Kamu tuh ya jawab terus, udah cepet mandinya, udah siang"
"Hehehe iya ma, love youu" masih dengan muka tak berdosa dan tertawa cekikikan di dalam kama mandi.
Hari ini masakan mama tercium sampai ke ruang tamu, di meja makan kari ayam dan sosis sudah berjajar rapi. Sembari menyiapkan tas karung dan segala isinya, ditambah topi kerucut dari karton yang sudah kubuat semalam dan jilbab yang diikat dengan tali rafia berwarna merah menjadi bulatan-bulatan kecil.
Menurut ku semua ini tak mendidik sama sekali. Masa.orientasi siswa yang harusnya di.penuhi dengan outbond, permainan dan kesenangan, harus di rusak dengan hal tak mendidik dan tak ada gunanya seperti ini. Tapi sekali lagi dengan amat sangat terpaksa aku harus mentaati semua tradisi yang sudah turun temurun ini.
Seragam putih abu-abu akan ku pakai hari ini. Masa yang telah lama ku nantikan akhirnya datang juga. Aku akan belajar di tempat baru, dan pasti akan lebih menyenangkan dari masa-masa SMP. Sedikit gugup awalnya karena tak ada satupun sahabatku sedari SMP yang satu sekolah denganku.
"Gimana barang-barang kamu udah siap?"
"Udah ma" masih berfikir.
Jujur saja ada satu barang yang memang dari jauh-jauh hari sudah ku cari dari satu pulau ke pulau lain dan aku masih belum bisa menemukan barang itu. Yap! Penghapus jadul kecil, yang bagian atasnya berwarna hijau, dan bagian bawahnya berwarna putih, sewaktu aku TK dulu. Aku hanya bisa pasrah kalau nanti kakak seniorku memarahiku habis-habisan karna peralatanku tak lengkap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apa Kabar Hati?
RomanceKata orang cinta itu manis. Semanis apa? Jika orang yang kamu suka memiliki perasaan yang sama, itu mungkin. Tapi bagaimana kalau ternyata di sisi lain ada laki-laki mapan yang setia dan tulus menunggumu? Sedangkan kamu masih saja mengejar nya, impi...