Hay cerita abal dateng lagi nih.
Jangan pernah bosen yaa:)
Ikutin terus kelanjutannya!
Happy Reading Readers❤.
.
.Waktu sudah menunjukan pukul Setengah Delapan malam. Tapi Aku tak kunjung ingin mengakhiri malam yang indah ini. Dimana aku duduk menatap keseluruhan Negara Amerika. Itulah yang selalu aku impikan, dan Tuhan mengabulkannya lewat pria yang tengah duduk dalam diam sepertiku sat ini. Aku sangat bahagia.
" kamu ga laper vic? " tanyanya menghilangkan lamunanku dengan sekejap. Aku menggeleng pelan ya walaupun sebenarnya aku sangat lapar. tapi aku belum ingin menyelesaikan pemadangan yang sangat jarang atau tak akan pernah lagi aku kunjungi.
Keenan tak merespon dia mengambil ponsel dari saku jaketnya lalu mengetikan sesuatu entah untuk siapa. Aku mengambil kamera milik keenan lalu memotret pria itu dari samping yang sedang sibuk dengan ponselnya. Aku cukup bangga dengan hasil potret ku walau tak sebagus dengan keenan.
" aku memesan delivery. Gausah sok nahan laper deh muka udah pucet kek gitu " ujarnya melihatku memegang kamera lalu melepas jaket miliknya dan memakaikan kebahu milik ku.
Aku terpaku dengan kejadian barusan entah jantungku terpompa sangat kuat. Ku balas dengan ucapan terimakasih dan senyum manis untuk mengendalikan rasa gugup itu. Sial! jangan sampai tau keenan dengan detak jantungku yang seperti ini. Aku melanjutkan melihat foto - foto tadi sangat konyol muka kami. Aku cekikikan sendiri membuat pria disebelahku heran.
" Kamu suka fotonya? nanti aku print aku kasih ke kamu okey " ujar keenan lalu aku mengangguk mantap.
Aku kembali menatap pemandangan yang berada di depanku. Aku merasa sangat bersyukur kepada tuhan atas hari yang sangat indah ini, senyum yang sedari tadi tidak pernah kulepas dari wajahku. Entah mengapa aku juga merasa sangat, sangat senang ditemani dengan pria yang aku cintai, bisakah aku bilang begitu? entah lah akupun juga masih bingung dengan perasaanku.
Aku mengeratkan jaket keenan yang berada di bahu ku dengan erat. Ku rasa angin malam sangat menusuk sampai k etulangku. Tak lama suara pria mengalihkan perhatian kami.
" Sorry to interrupt, what right here with Mr. Keenan? I deliver your order. This payment and please sign here " ujar pria itu dihadapan keenan yang sudah berdiri dengan menunjukan sebuah kertas pembayaran berwarna putih. Keenan mengambil dompet lalu membayarnya.
" Thanks " ucap keenan dan dibalas anggukan oleh pria itu. Keenan berjalan menghampiriku yang masih duduk dengan mengeratkan jaket miliknya. Aku memutar posisi tubuh menjadi menghadapnya dengan dua kotak pizza dan 2 botol teh hangat ditengah kami berdua.
" mari makan " ujarr keenan dengan mengambil sepotong pizza dan memasukan nya kedalam mulut. Aku juga melakukan hal yang sama dengan keenan. Badanku sedikit menghangat saat selesai menghabiskan satu kotak pizza dan teh hangat.
Tak lama keenan juga menyelesaikan makanannya. " Udah jam 10 malam, kita pulang sekarang. Nanti kelamaan kamu jadi sakit " Aku merespon ucapannya dengan kata 'ya' . Aku membenarkan ucapannya karna benar saat ini badanku sudah sangat kaku.
-
AUTHOR POV
Kedua insan berbeda jenis ini, sudah berada di dalam mobil milik keenan. Clara menyenderkan punggungnya lalu memejamkan matanya pelan dan tak lama alam tidur menjemputnya. Keenan menoleh ke bangku samping pengemudi mendapati gadis yang ia cintai sudah terlelap mengapai mimpi indahnya. Ia menarik kepala Clara pelan agar tidak membangunkan gadis itu dan menaruh di bahunya, lalu mengecup singkat kening Clara.
" Mimpi indah lovely " desis keenan lalu kembali fokus menyetir. Ia merasa Clara bergerak kecil mencari posisi yang enak dan kembali terlelap nyenyak.
Waktu sudah menunjukan pukul Setengah dua belas malam. Mobil keenan sudah berada di perkarangan rumah Clara sejak Sepuluh menit yang lalu. Ia masih menatap Clara yang sangat nyenyak dalam tidurnya. Ia sangat tidak tega untuk membagunkan gadis itu. Tapi jika ia mengendong clara alasan apa yang akan ia gunakan untuk menjawab pertanyaan Oliv. Sudahlah ia pasti akan menjawan dengan jujur, Ia akan menerima semua resikonya.
Dengan pelan ia mengangkat tubuh Clara dan berjalan menuju pintu depan rumah itu. Keenan menekan bell rumah dengan kepalanya, lalu melihat ke arah Clara yang sama sekali tidak terusik. Senyum nya mengembang melihat wajah tenang Clara saat tertidur. Tak lama keluar gadis sebaya dengan nya memakai piyama tidur sambil mengucek mata.
" siapa? " tanyanya masih tak melihat kedepan. Aku berdehem pelan untuk menyadarkan Oliv yang masih sangat mengantuk.
" bisa gak aku taro dulu Clara. Berat nih " ujar keenan membuat Oliv tersadar.
" Oh ya Clara! abis darimana aja kamu bawa Clara sampai ga sadar kayak gini? HAH! yatuhan Clara kenapa mukanya pucet kayak gini? dia gak apa - apa kan? Dia kenapaa keenan! " teriaknya memukul pelan lengan Keenan.
Keenan hiraukan semua pertanyaan Oliv yang tidak ada ujungnya. Lalu menerobos masuk begitu saja kedalam rumah. Keenan meletakan Clara diatas kasur gadis itu. Lalu mencium kening Clara cukup lama lalu pergi meninggalkannya.
" Sekarang jawab pertanyaanku KEENAN EZRA MUSTOFA! " ujar Oliv penuh penekanan. sudah kuduga sebelum memilih jalan ini. Aku hanya menanggapi dengan wajah datar.
" Tadi aku bawa Clara ke Landmark. Dia kedinginan tadi udh aku paksa pulang tapi kekeuh ga mau. Tolong jagain Clara ya, jangan suruh buat kuliah dulu besok pagi aku kesini " Oliv menurut lalu menganggukan kepalanya.
Keenan tersenyum tipis " Yaudah aku balik dulu. Makasih ya liv "
" iya ken " ucap oliv lalu menutup pintu setelah mobil Keenan sudah pergi dari perkarangam rumah sahabatnya itu, Clara.
Oliv langsung menyusul Clara yang sedang terlelap dengan wajah tenang. Ia mengambil baskom yanh berisi air hangat lalu menempelkan sapu tangan di kening Clara yang sedang terkena demam.
" setidaknya aku udah percaya sama keenan buat jagain kamu ra. Aku ngeliat Keenan tulus sayang ama kamu. Aku dukung kalian berdua " bisik Oliv masih menatap Clara. Ia merasa bahagia Clara menemukan orang yang baik seperti keenan. Sekarang ia sudah mempercayai keenan untuk menjaga sahabat tersayang yang ia punya.
Oliv mencium pipi Clara lalu ikut berbaring merajut mimpi indah.
-
Ting. Tong
Oliv mendengar bunyi bell yang tidak berhenti - berhenti membuat ia dengan terpaksa mengakhiri mimpi indahnya. Ia melirik ke sisi kanan tempat tidur dan mendapati Clara yang masih terlelap lalu mengecek suhu badan Clara.
" Akhirnya turun juga " desisnya lalu berjalan untuk melihat siapa tamu yang datang pagi - pagi begini.
" Lama banget si liv dari tadi baru dibukain. Keburu buburnya dingin. Clara gimana udh bangun? demamnya turunkan? " baru Oliv membuka kan pintu sederet pertanyaan yang sangat membuat kepalanya ingin pecah detik itu juga.
" Kamu nya ngapain pagi - pagi dateng kesini. Clara masih tidur dan demamnya udah turun " jawab Oliv tak kalah cemprengnya dengan suara keenan. Pria itu membuang nafas lega lalu masuk ke rumah Clara untuk mengeceknya sendiri.
-
Maaf ya baru next..
Udah aktif sekolah soalnya hihi..
tinggalkan jejak ya para readers❤
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELION
Romance[CERITA DI PRIVATE] Dandelion? bukankah itu bunga yang sangat indah namun rapuh? tidak! Dandelion tidak rapuh tapi dia sangat kuat dan berani. Saat angin memisahkannya dengan helai daun yang lain ia tidak langsung mati. Ia tetap siap mengikut keman...