Dandelion-10

175 22 0
                                    

Hayy!
Maaf ya masih padet urusan sekolah.
Jadi nge next nya agak lama.
Mohon Vomennt ya Readers;)

Happy Reading!

.
.
.

" suhu tubuhnya udah normal. Kita tunggu dia bangun aja " ujar Keenan duduk di tepi ranjang melepaskan telapak tangannya dari kening gadis itu.

" Yasudah kamu tunggu sini aku siapin buburnya dulu " balas Oliv beranjak meninggalkan mereka berdua, lalu menuju dapur. Menyiapkan sarapan untuk mereka bertiga sembari menunggu Clara bangun.

Keenan ikut beranjak dari atas kasur tapi terasa tangan dingin Clara menahannya. Ia menoleh mendapati gadis pucat itu berusaha bangun. Dengan sigap keenan membantunya lalu mengambil segelas air putih diatas nakas meja, menyuruh Clara meminumnya. Setelah merasa cukup keenan kembali menaruh gelas itu ke tempat semula.

" syukur lah Clara kamu sadar juga " desis keenan membuat kening Clara berkerut.

" memang aku kenapa? " tanya Clara polos, Keenan menghembuskan nafas kasar lalu menyungging senyum manisnya untuk gadis dihadapannya saat ini.

" gara - gara kamu ga mau aku ajak pulang kamu jadi kecapean sampe masuk angin kayak gitu " cibir keenan. Tak lama Oliv masuk dengan membawa tiga mangkuk bubur, lalu memberi keenan semangkuk bubur untuk Clara.

" okey. biar kamu sembuh makan dulu yaa, aku suapin "

" ga aku bisa makan sendiri " elak Clara mencoba mengambil mangkuk itu dari tangan keenan. Tapi keenan malah menjauhkan mangkuk itu agar tak bisa beralih dari tangannya.

Oliv yang duduk manis dengan melahap bubur yang dibelikan oleh keenan hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah kedua sahabatnya itu. Sikap keras kepala Clara memang sangat menyebalkan, ia pun juga sangat kesal sikap sahabatnya itu. Tapi keenan pun begitu, membuat keributan mudah terjadi. Dan tak ada yang mau mengalah! arghh.

" sekarang kamu makan ra! nurut ngapa sama aku sekali - sekali " ucap keenan dengan nada tegas. Clara terdiam lalu menganggukan kepalanya pertanda setuju.

Clara POV

" sekarang kamu makan ra! nurut ngapa sama aku sekali - sekali " tutur keenan dengan nada tak ingin lagi dibantah. Aku terdiam dan menganggukan kepala.

Keenan mulai mengangkat sendok makan itu di depan mulutku yang terbuka. Dengan cepat keenan memasukan bubur itu kedalam mulutku. Aku mengunyah dengan rasa hambar sambil menatap keenan yang sedang serius meniup bubur itu. Entah aku merasa senang keenan khawatir dengan keadaanku.

" hambar " desisku keenan langsung melirikku dan melanjutkan menyuapi bubur itu tanpa menanggapi ucapanku barusan.

Aku mengunyah bubur itu dengan lambat. Keenan juga sangat sabar, ku lirik sofa dan mendapati Oliv yang tertidur. Pasti dia sangat lelah menjaga ku semalaman. Aku sangat beruntung tuhan menemui ku dengan gadis sebaik dirinya. Aku merasa sangat bahagia saat ini merasakan kasih sayang dari sahabat, kakak, dan juga orang yang aku cintai.

Walau aku merindukan sosok kedua orangtua ku. Tapi apa daya aku sudah tak sanggup untuk tinggal bersama mereka. Aku sudah tak ingin lagi air mata ku terbuang untuk hal yang sama. Percayalah aku sangat menyayangi kedua orang tua ku, tapi semua tak sesuai dengan yang ku ingin kan. Aku tak pernah merasakan pelukan hangat, sapaan kasih sayang, bahkan kasih sayang mereka tak pernah kudapat. Entah lah sejak kecil mereka menyewa baby sister untuk menjagaku.

" kamu kenapa nangis? " ujar keenan mengusap air mataku. Aku mengalih kembali menatap matanya. Aku semakin tak kuat menahan isak kan. Aku memeluk tubuhnya membuat ia terjuntai kebelakang, aku tak peduli yang aku butuhkan saat ini hanyalah seorang yang rela meminjamkan bahunya. Ku rasakan keenan mengusap punggungku. aku mengerang dalam tangis ku. Selalu seperti ini jika masa itu terputar di otak ku. Ini sangat menyakitkan.

" Kamu kenapa ra? apa yang salah? kamu udh kenyang? ra jawab aku sayang kamu kenapa "

Deg.

Sayang keenan memanggilku dengan sebutan itu. Ku merasakan perasaan yang hangat. aku makin memeluk keenan dengan erat merendam isak kan tangis ku. menyembunyikan rona merah yang sudah sangat pasti tertera di pipiku. Perlahan rasa sedih itu tergantikan oleh perasaan bahagia. Pria dipelukanku saat ini membuatku sangat nyaman, aku tak rela jika kenyamanan ini berakhir dengan cepat.

Masih mengusap punggungku keenan kembali bertanya " kamu kenapa ra? " aku menggeleng pelan. Ku dengar keenan menghembuskan nafasnya kasar. Aku sangat ingin memberitahunya namun kurasa bibir ini terasa kelu tak bisa mengucapkan sepatah dua kata.

" aku gapapa ken " ucap ku. lalu melepas kenyamanan itu dengan terpaksa.

Keenan menangkupkan wajahku otomatis wajah kami berhadapan. Mata ku kembali bertemu dengan matanya terasa sangat damai. Aku membalas senyumnya.
" ga apa apa kalo kamu ga mau cerita " ujar keenan. Aku menunduk tak mampu menatap wajahnya, lagi.

" maaf ken " keenan mengangkat daguku agar bisa melihat wajah tampannya. Aku tak mampu untuk menahan air mata itu.

" kan aku bilang engga apa - apa. Tapi kapanpun kamu siap ingat aku selalu ada " aku mengangguk meng ' iya ' kan ucapannya. Mataku melihat kearah pintu terlihat oliv mematung di depan sana. Ia tersenyum lalu menghampiriku.

" Ken aku titip Clara sebentar. Aku ada urusan dikampus " pamitnya membuat pesan untuk keenan. Setelah jawaban keenan Oliv beranjak meninggalkan kami berdua.

Sudah lima menit Oliv pergi berangkat ke kampus, dan selama lima menit itu pula tak ada satupun yang memulai obrolan. Aku merasa risih sebenarnya jika suasana canggung seperti ini. Kulirik pria disebelah ku itu masih sibuk dengan bukunya. huft, aku kembali menatap kosong jendela. Keenan yang mungkin menyadari ketidaknyamanan. Dia menutup bukunya lalu menggengam tangan kananku erat. Aku menoleh ia tersenyum.

" you okey vi? " tanya nya. aku menggelengkan kepalaku. lalu dia kembali bertanya. " why? cerita aja sama aku vi "

" apa ada masalah? " tanyanya lagi dan lagi. Aku menutup mulutnya lalu tersenyum tipis.

" kepala ku sakit, badanku sakit semua, aku ingin tidur hanya itu ken " bohong! ya aku terpaksa membohongi keenan. Karna aku masih ragu untuk menceritakan masa kecilku yang kelam. Aku tak ingin merasa dikasihani oleh keenan. Keenan mengerutkan keningnya, pasti ia tak yakin dengan jawabanku. Aku memasang wajah lelah agar ia percaua denganku.

' suatu saat aku janji cerita sama kamu ken ' ujarku dalam hati.

Keenan merangkul pundakku dan menaruh kepalaku di dadanya terasa sangat nyaman. Lalu perlahan mata ini mulai terpejam.

" nice dream, I love you Clara Victoria " bisik keenan lalu mengecup pelipisku.

Walau mataku terpejam tapi seluruh nyawaku belum terbawa. Aku mendengar sangat jelas kata - kata itu seperti pengantar tidur untuk ku. Dan mimpi indah menjemputku.

Author POV

" nice dream, I love you Clara Victoria " bisik keenan lalu mengecup pelipis putih milik Clara. Pria itu yakin Clara belum sepenuhnya tertidur dan pasti Clara mendengar pernyataan perasaannya saat ini. Dan benar clara mengeratkan pelukan dipinggang keenan.

Keenan masih sibuk mengatur jantungnya yang saat ibi berdetak tiga kali lebih cepat dari biasanya. Dan senyum nya tak pernah luntur dari wajah tampan miliknya itu. Keenan mengeratkan rangkulan itu di bahu Clara dan ikut terlelap.

.

" vi bangun. makan siang dulu sama minum obat " ucap keenan sibuk membangunkan Clara sejak 10 menit yang lalu tapi gadis itu tak kunjung memberikan reaksi.

Dua puluh menit yang lalu keenan terbangun lebih dulu. Ia rebahkan Clara ke kasur lalu beranjak dari kasur menuju dapur. Lima menit kemudian keenan kembali masuk kamar clara dengan sebuah nampan yang berisi nasi goreng, susu vanila dan juga obat untuk gadis itu.
Nasi goreng yang tadinya hangat saat ini sudah dingin begitu pula dengan susu vanila yang dibawakan keenan sepuluh menit yang lalu. Akhirnya keenan menutup hidung Clara dengan jari telujuk dan jempolnya. Tak lama Clara mulai kehilangan nafas lalu terbangun. Keenan bernafas lega. akhirnya cara kali ini berhasil.

.

Udah di next nih readers!
jangan lupa tinggalkan jejak dengan Vomennt;)

maaf atas kesalahan kata.
terimakasih:)

DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang