Dandelion-16

159 17 3
                                    

Empat bulan kemudian..

Sekarang sudah menunjukan pukul setengah sebelas malam. Clara melihat kakak nya yang kini sedang menyelesaikan tugas yang ia bawa dari rumah sakit tempat ia bekerja.

" ka " panggil Clara, gadis yang merasa dipanggil mengalihkan pandangan dari layar laptop menatap Clara seolah bertanya ' ada apa '

Clara melihat raut wajah Vanessa yang masih menunggu ia berbicara. " masih lama? " tanya Clara dengan wajah datar. Vanessa menggeleng " tidak. tinggal sebentar lagi. ada apa? " tanya Vanessa

" Nanti saja, selesaikan saja tugasmu dulu " Vanessa mengangguk. Tak lama Vanessa menutup laptop dan menaruhnya kembali di tempat semula. Clara semakin ragu untuk mengatakan nya, " ada apa ra? " tanya Vanessa.

" aku menemukan surat ini di lemari kamar kakak " Clara menunjukan sebuah kertas putih, tubuh Vanessa menegang melihat surat yang ada di tangan Clara. Vanessa mengambil surat itu dari tangan gadis yang berumur di bawah 3 tahun darinya. " bisa kakak jelaskan ini apa " ujar Clara terlihat tidak tenang, air mata yang sudah mengumpul di ujung pelupuk matanya dngan cepat ia tepis.

Kamu boleh ga bales surat mama. Tapi kamu harus tahu, bahwa gadis pembawa sial itu bukanlah adik kandung kamu. Dia adalah anak dari selingkuhan papa mu dulu. Kamu lebih memilih bersamanya daripada bersama kedua orangtuamu Vanessa? di mana otak mu. Dia adalah anak dari wanita yang hampir menghancurkan keluarga kita. Mama harap kamu disini sayang, mama sangat merindukan mu.

12.04.2014

" kakak harap kamu ngerti ra " lirih Vanessa menatap adiknya yang kini duduk di ujung kasur dengan menundukan wajahnya. " kenapa kakak ga pernah cerita apapun ke aku. Kenapa kakak malah merahasiakan semua ini dari aku? kenapa ka? kenapa? " emosi Clara sudah tidak dapat ia kontrol kembali. Suaranya sudah tidak lembut kini hanya Clara dengan mata merah dibakar oleh emosi yang mulai menguasainya.

" aku bukan adik kandung mu ka. bukan aku " suara Clara terdengar sangat menyakitkan. Vanessa menggeleng " tidak! kau masih adikku. kau adikku. kau adalah adikku sampai kapanpun itu " tegas Vanessa dengan suara yang naik pitam. Dada Vanessa naik turun deru nafasnya tidak teratur air mata yang sedari tadi ia tahan sudah mnegalir begitu saja. " aku adik angkatmu. aku anak seorang wanita yang dulu berusaha menghancurkan keluarga mu ka. aku.. "

Belum sempat Clara menyelesaikan kalimatnya tubuhnya sudah direngkuh oleh Vanessa dengan erat ia menenggelamkan kepalanya dibahu adikknya. " ini semua jawaban kenapa mama tidak pernah bisa menyayangiku " ucap Clara diantara isak tangisnya. Vanessa mengeratkan tubuh Clara untuk lebih dalam direngkuhannya. Ia tak sanggup lagi mendengar semua kalimat yang dilontarkan adiknya.

-FLASHBACK-

" mom " panggil Clara. wanita paruh baya yang sedang duduk ditaman belakang rumah itu hanya diam tanpa mereson. memang selalu seperti itu jadi ini bukan suatu hal yang mengecewakan bagi Clara bahkan ia sudah kebal lebih dari ini. " aku mohon esok datang ke sekolahku. esok lusa adalah pelepasanku disekolah akan ada foto bersama dengan orangtua, aku haraap mama mau menemaniku " ujar Clara to the point " bukan kah sudah sering ku katakan. aku tidak akan pernah sudi datang apapun alasannya " wanita paru baya itu mengeluarkan dengan suara yang keras membuat gadis yang tengah berlutut dihadapannya kini tersentak kaget.

" Clara mohon mom untuk sekali ini saja " pinta Clara pelan seakan takut untuk ditolak. Tapi semua sudah terduga, jawaban yang sering ia dapatkan. " itu semua urusanmu bukan urusanku! Buka kepala mu baik baik gadis malang. jangan pernah meminta apapun kepadaku karna aku tak akan pernah memberikannya kepadamu! ingat itu! "

Sudah banyak prestasi yang Clara dapatkan tapi tak pernah dihargai oleh Talia Reese. Padahal semua itu usaha yang bisa ia raih agar kedua orangtuanya bangga kepadanya seperti anak-anak yang lain. Namun tidak untuk Clara ia hanya mendapat cacian setiap memulai obrolan dengan orangtuanya. Ia saja binggung apa yang menyebabkan kedua orangtuanya berlaku tak adil.

DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang