Dandelion-15

141 17 3
                                    


.
.

CLARA POV

Hari ini adalah hari dimana ka Vanessa kembali kerumah. Aku tengah menunggu Keenan yang belum sampai untuk menjemputku. Oliv yang dari jam tujuh pagi sudah dijemput oleh Ethan untuk berkencan katanya.. Tak lama deru mobil Keenan sudah terdengar sampai telingaku, aku segera bangkit untuk menemui pria itu. Kulihat ia berdiri di depan mobil tersenyum kepadaku aku membalas senyumnya. Ia membukakan pintu untukku dan kami segera melesat ke bandara. Keenan yang rapih dengan setelan Kaos biru dongker dan Jeans senada dengan blouse yag ku kenakan warna biru dongker. Kulihat jari manisnya terlihat cincin couple yang saat itu ia pakai untuk menyatakan perasaan nya kepadaku. Perasaanku menghangat saat mengingat kejadian itu:)

" kamu sehat? " ucap keenan menaruh telapak tangannya di dahiku. Dengan segera aku menepisnya " aku gapapa ken " balasku membuat ia terkekeh " terus kenapa dari tadi senyam-senyum terus atau jangan-jangan kamu " belum sempat keenan menyelesaikan ucapannya segera ku potong " gila? kamu bilang aku gila? kamu yang sinting. wle "

Keenan hanya terkekeh melihatku menjulurkan lidah " dih kamu tuh, emang aku bilang kamu gila? engga sih. kamu aja yang mengakui " Aku mencubit lengan kekar Keenan membuat pria itu merintih " masih pagi aja ga mau ngalah, minta maaf dulu " ujarku 

" gak mau " sinisnya dengan senyuman devil yang ia punya. Aku semakin gencar mencubit lengannya sampai ia meminta maaf tapi ia malah merangkul tubuhku menyender ke tubuhnya. Seketika badanku kaku lidahku terasa kelu. " kenapa ko diem, salting? " bisik keenan tepat ditelinga kanan membuatku menunduk menutupi rona merah di pipiku. Tak lama ponselku bergetar keenan melepaskan tangannya yang berada di pundakku. Aku melihat ternyata ka Vanessa yang menelepon.

" Hallo ka. iyaa aku udah sampai bandara. oh okey aku kesana. okee "  sambungan telepon terputus sepihak.

" Ka Vanessa baru landing kita disuruh nunggu di Restaurant biasa " ujarku keenan mengangguk mengerti. Aku sibuk mecari ka Vanessa, tak lama aku melihat tangan seseorang terarah kepadaku ternyata itu tangan ka Vanessa. Aku segera memeluknya erat melepas rindu seakan semua hal yang akan aku tanyakan hilang begitu saja. 

Ka Vanessa melepaskan pelukan dan aku segera menghapus airmataku. " Gimana ka lancar? " sapa keenan sembari memeluk Ka Vanessa. " lancar " balas Ka Vanessa 

" yaudah yuk makan dulu. laper banget " ajak ku menaruh tangan dibahu ka Vanessa yang dibalas anggukan oleh keduanya. Kami bertiga berjalan menuju restaurant yang tidak jauh dari tempat kami berdiri.  

Aku duduk disebelah keenan dan Ka Vanessa duduk dihadapanku.  Posisi kami seperti di Instrogasi tapi tidak. Aku dan keenan sedari tadi turut mendengarkan cerita Ka Vanessa  yang menjadi hiburan untuk kami. Cerita ia bertemu dengan seorang pria yang dikagumi oleh kakakku, pria itu berasal dari Indonesia.  Ka Vanessa bercerita dengan riangnya aku sangat senang melihat senyum ka Vanessa yangbercahaya, ku yakin efek sedang kasmaran. Dan aku berharap pria itu tidak akan pernah menyakiti hati Ka Vanessa. 

Didalam mobil Ka Vanessa masih gencar memberikan kami pertanyaan pertanyaan tentang hubunganku dengan keenan kadang aku yang menjawab kadang keenan yang menjawab. Sampai aku teringat dengan surat itu, aku ingin sekali bertanya tapi ku fikir waktunya tidak tepat.  Jadi kuurungkan niat tersebut. Saat mengingat isi surat itu hatiku terasa teriris ku tepis semua fikiran-fikiran aneh yang menghinggap di otakku.  

AUTHOR POV

" terus gimana Clara ken, manja kan? " pertanyaan usil entah yang ke berapa Vanessa lontarkan. " wah ka gak tau yah, nempel terus ama aku. padahal baru tinggal ngampus sebentar udah nelpon bilang kangen " Vanessa terbahak  mendengar jawaban kekasih adikya itu. Clara hanya diam tak merespon. Keenan melirik ke arah Clara mendapati gadis itu tengah melamun,  Keenan memegang bahu gadis itu membuat sang empu menengok.  " are you okay? " tanya Vanessa, terlihat Clara menyunggingkan senyum lalu mengangguk. 

Cuaca hari ini tidak mendukung. Hujan lebat  disertai angin yang berhembus kencang sangat terasa menusuk sampai ke tulang. Padahal mereka sudah menyalakan api, mengenakan baju hangat tapi tetap saja masih terasa dingin. Keenaan,Clara,Oliv dan Vanessa tegah duduk di ruang televisi menonton drama korea kesukaan Oliv. Sangat membosankan seperti ini tapi tak ada yang bisa dilakukan lagi jika cuacasedang seperti ini. Untuk berdiri saja terasa berat. 

Clara yang menyenderkan kepalanya di bahu keenan sudah terlelap sedari tadi. Tidak dengan Vanessa ia senyum-senyum sendiri menatap layar ponselnya, sudah dapat ditebak pasti sedang berkomunikasi dengan pria itu. Oliv dan Keenan hanya bisa megikuti alur drama sebenarnya hanya Oliv yang mengikuti, Keenan hanya menatap kosong kedepan seperti ada yang sedang ia fikirkan.  Clara yang bergerak dalam rengkuhan Keenan membuat pria itu tersadar dari lamunannya.  Clara yang sudah terbangun  menaruh punggungnya disandaran sofa sambil mengucek matanya, terlihat menggemasakan

" lapar " keenan menoleh ke gadis disampingnya ini yang tengah memasang puppy eyes andalannya. Keenan menarik tangan Clara untuk mengikutinya, Ia akan memassak sesuatu untuk mengisi perut kosong mereka berdua. 

" setidaknya kita makan ini dulu ntar malam baru makan diluar aja okey? " Clara hanya mengangguk sibuk menyantap masakan hasil keenan. " kamu ga makan? " tanya Clara karna merasa di perhatikan sedari tadi. Keenan hanya menggeleng masih memperhatikan Clara melahap masakannya. Clara menuapkan sesendok nasi goreng ke depan mulut keenan dengan senang hati pria itu membuka mulutnya dan menerima suapan dari Clara.

Mata keenan uang tak lepas dari Clara membuat gadis itu risih. "  kamu kenapa masih mau? " Clara mengangkat nasi goreng tepat dihadapan keenan. Pria itu malah mengambil alih sendok lalu menyuapkan kedalam mulut Clara. 

" ekhm " suara seseorang mengalihkan perhatian mereka berdua dan mendapati Vanessa dan Oliv yang menyender didepan pintu dapur. Clara blushing seperti ke pergok pacaran, malu itu lah yang dirasakan Clara tapi tidak Keenan pria itu terlihat santai. " biasa aja kali ra kayak gausah nutupin pipi dari tadi  kita berdua udah liat. iya ga kak " kata Oliv menyenggol lengan Vanessaa. " romantis banget yaa liv. sayangnya kakak LDR " sindir Vanessa memakan nasi goreng yang tadi di makan oleh adiknya itu. " kayaknya kita menggangu ka, tuh jadi pada diem " balas Oliv membuat Clara dan Keenan semakin terpojokan. 

SORRY YA BARU NEXT. KAYAKNYA BAKAL SLOWUPDATE READERS:)  DONT FORGET VOMMENTS .

THANKS:*

DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang